Penulis
Intisari-Online.com - Sudah 18 tahun lamanya Timor Leste merdeka dari Indonesia.
Dilaksanakannya Referendum Timor Timur pada 30 Agustus 1999, menunjukkan sebagian besar rakyat Timor Leste memilih lepas dari Indonesia.
Selanjutnya, Timor Leste diakui secara internasional sebagai negara dan secara resmi merdeka pada 20 Mei 2002.
Bagaimana keadaan Timor Leste setelah 18 tahun merdeka pun banyak mendapat sorotan, terlebih dari Indonesia.
Tak heran, untuk lepas dari Indonesia, banyak pengorbanan bahkan pertumpahan darah yang terjadi di Bumi Lorosae.
Begitu keras keinginan sebagian besar warga Timor Leste untuk melepaskan diri dari Indonesia.
Mirisnya kini negara bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste tersebut masih menjadi salah satu negara paling miskin di dunia.
Perekonomian Timor Leste di bawah rata-rata kawasan maupun dunia.
Mengutip Kompas.com, perekonomian negara itu bergantung pada pengeluaran pemerintah yang didanai oleh penarikan dari Dana Perminyakan.
Ya, padahal Timor Leste terkenal akan kekayaan minyaknya. Namun, mengapa tak kunjung kaya, bahkan disebut 'jalan di tempat'?
Memaksimalkan pengelolaan sumber daya minyak memang menjadi proyek ambisius yang diharapkan pemerintah Timor Leste untuk mengubah perekonomian negara sejak lama.
Namun, rupanya perselisihan sengit yang pernah terjadi dengan tetangganya, Australia, mengenai batas laut antara dua negara tersebut menjadi penghambatnya, mengutip bbc.com.
Keberhasilan proyek tersebut bergantung pada penyelesaian konfliknya dengan Australua, dan sayangnya perselisihan terjadi berlarut-larut.
Diyakini bahwa Australia mengambil lebih dari yang seharusnya, dan bahwa Australia menggertak negara baru dan rentan tersebut menjadi kesepakatan mentah ketika perjanjian pertama ditandatangani tak lama setelah kemerdekaannya.
Tidak ada keraguan bahwa negara itu berada di tempat yang sulit.
Bank Dunia memperkirakan bahwa 70% infrastruktur negara itu hancur dalam kekerasan yang terjadi setelah orang Timor untuk merdeka dari Indonesia pada tahun 1999.
Tentang perselisihan Timor Leste dan Australia terkait batas laut dua negara yang menyimpan kekayaan minyak masih menyisakan cerita.
Skandal penyadapan intelejen Australia terhadap Timor Leste sempat memanaskan hubungan dua negara yang bertetangga ini.
Penyadapan diduga dilakukan untuk memperoleh informasi terkait negosiasi Timor Leste dan Australia atas ladang minyak dan gas.
Diyakini Australia ingin memastikan bahwa mereka berada di posisi yang menguntungkan dengan negosiasi tersebut.
Sementara bagi Timor Leste berada dalam posisi yang dirugikan.
Kasus tersebut pun sempat dibawa ke pengadilan arbitase internasional pada 2013.
Melansir Kompas.com,baru pada tahun 2018, akhirnya Australia dan Timor Leste menandatangani perjanjian perbatasan maritim yang pertama antara kedua negara.
Kesepakatan yang ditandatangani di markas PBB, New York, Amerika Serikat, diharapkan akan mengakhiri perselisihan mengenai cadangan minyak dan gas di Celah Timor.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini