Menurut Fortify Right juga kedua tentara militer itu adalah prajurit Myo Win Tun (33) dan Zaw Naing Tun (30).
Keduanya bertugas di batalyon infanteri ringan yang terpisah.
Dari kesaksiannya, mereka memberikan nama dan pangkat 19 pelaku langsung dari tentara Myanmar.
Termasuk nama mereka sendiri, serta enam senior.
Di mana komanda mereka mengklaim memerintahkan atau berkontribusi pada kejahatan kekejaman terhadap Rohingya.
Terakhir, Fortify Right menjelaskan bahwa video itu direkam pada Juli 2020 ketika para tentara berada dalam tahanan.