Bahkan, slogan untuk Doktrin Monroe Jepang adalah "Asia untuk Asiatik".
Menerapkan Doktrin Monroe Jepang dalam Hubungan Luar Negeri, George Blakeslee menulis bahwa secara tersirat kebijakan ini tumbuhkan 'hak kepemimpinan Jepang di Timur Jauh'.
Delapan Sudut Dunia Di Bawah Satu Atap
Agenda ekspansi Jepang dilanjutkan dengan gugurnya Perancis dan Belanda tahun 1940, memberi Tokyo kesempatan memperbesar ekspansinya ke negara-negara yang sebelumnya dikuasai Eropa.
Baca Juga: Trik Hemat Listrik dengan Letakkan Selembar Kertas pada Pintu Kulkas, Begini Cara dan Penjelasannya
Setelah itu Jepang mulai terapkan ideologi kerja sama Greater East Asia (GEA) sebagai aplikasi lebih luas dari Doktrin Monroe Jepang.
Ide tersebut juga diaplikasikan di mana saja, termasuk dalam kerja sama ekonomi dan struktur pemerintahan.
Kemudian Tokyo mendefinisikan kebijakan tersebut sebagai "aturan internasional berdasarkan kepentingan setara".
Menggunakan simbolisme tradisional Jepang berupa Hakko ichiu atau 'delapan sudut dunia di bawah satu atap', Jepang mulai terapkan kebijakan ekspansi bersenjata.