Find Us On Social Media :

Ogah Terus-Terusan Dikadali Australia, Timor Leste Bongkar Kelicikan Australia Awalnya Bantu Melepaskan Diri Dari Indonesia Kemudian Menusuknya Secara Diam-Diam

By Afif Khoirul M, Minggu, 6 September 2020 | 09:03 WIB

 

Intisari-online.com - Australia mungkin memiliki jasa besar bagi Timor Leste dalam memperjuangkan kemerdekaan mereka.

Australia turut membantu Bumi Lorosae melawan Indonesia dengan memberikan bantuan militer.

Akan tetapi akal bulus Australia juga terungkap bahwa sejatinya, mereka menginginkan sesuatu yang besar dari kemerdekaan Timor Leste.

Tak lain adalah batas maritim yang menguntungkan Australia.

Baca Juga: Covid Hari Ini 6 September 2020: Ada 27 Juta Kasus di Global, Indonesia Tembus 190.000 Kasus Tapi WHO Sebut Vaksin Baru Siap Pertengahan 2021, 'Kita Harus Bersabar'

Masalah perbatasan adalah sesuatu yang telah dipersengketakan oleg Dili dan Canberra, selama 1 dekade lebih, bahkan telah dibawa ke Mahkamah Tetap Arbritase di Den Haag, Belanda.

Tahun 2017, pembatalan maritim itu mengemuka setelah Timor Leste secara resmi ingin mengakhiri perjanjian Certain Maritime Arrangemetsin the Timor Sea (CMATS).

Perjanjian itu membagi dua keuntungan dari persediaan minyak dan gas bumi di kawasan maritim tersebut seprti dilansir dari BBC.

Pernyataan itu tidak mencantumkan tanggal pasti, namun keduanya berkomitmen merundingkan batas maritime permanen baru.

Baca Juga: Selama 24 Tahun Hidup dalam Konflik, Kelaparan, dan Penyakit Tapi 90% Warga Timor Leste Pilih Lepas dari Indonesia, Begini Nasib Mereka 21 Tahun Kemudian

Sebelum pembatalan itu, bagi Australia sangat menguntungkan, karena secara teritorial wilayah itu milik Timor Leste.

Namun, tindakan Australia yang membantu Timor Leste lepas dari Indonesia membuatnya berhutang budi pada negeri kangguru itu.

Timor Leste yang memisahkan diri dari Indonesia tahun 2002, menandatangani perjanjian CMATS dengan Australia tahun 2006.

Perjanjian itu mencakup ladang gas Greater Sunrise, bernilai milyaran dollar terletak di wilayah maritime kedua negara.

Perjanjian itu mengatur batas maritime kedua negara, dan berlaku selaa 50 tahun.

Namun, jika perjanjian itu diakhiri kedua negara harus merundingkan lagi batas permanen baru.

Baca Juga: Padahal Sudah 4 Bulan Meninggal dan Dikremasi, Pria Ini Pulang ke Rumah dan Ucapkan Kalimat Ini Membuat Ibunya Pingsan Ketakutan

Timor Leste sadar betul, negeri yang awalnya mengaku teman itu, hanya mencari cara mengeruk keuntungan dari Bumi Lorosae.

Australia sejak lama bersikeras batas itu harus melampaui landas kontinennya dan lebih dekat ke pesisir Timor Leste.

Namun, mereka gagal mencapai kesepakatan itu, dan sebagai gantinya mereka membagi kekayaan energi yang dihasilkan di wilayah itu.

Kawasan itu dikenal dengan nama Kawasan Pengembangan Minyak bersama (Joint Petroleum Development Area).

Timor Leste mendapatkan 90% royalti dari kawasan itu dan masuk ke kas negara mereka.

Sementara Duta Besar Timor Leste untuk Australia Abel Guterres, yang sadar negaranya dikadali, berharap Australia akan menerima hukuman internasional dalam menentukan perbatasan.

Baca Juga: Sebelum Timor Leste Lepas dari Indonesia, Rupanya Pernah Terjadi Peristiwa Menghebohkan Ketika Bahasa Tubuh Presiden Soeharto Disalahpahami, Ini Kisahnya

"Kami menyambut Australia untuk mengabil langkah ini supaya kami dapat menyelesaikan masalah ini," ujar Guterres pada AP.

Timor Leste dan Australia membuka perundingan, tentang batas maritim, di hadapan panel beranggotakan lima pakar.

Sebelum perudingan itu, Timor Leste malah disadap Australia di kantor kabinetnya, begitu ketahuan mereka berdalih itu adalah perbaikan, untuk mendapat informasi gas laut Timor tahun 2004.

Timor Leste yang ogah terus-terusan dikadali Australia memutuskan untuk membatalkan perjanjian lautnya.

Alasan utamanya dugaan mata-mata, penyadapan, hingga perundingan komersial yang tidak adil.

Sengketa itu memperburuk hubungan antara Timor Leste dan Australia, teman yang awalnya bantu kemerdekaan justru seolah-olah menusuknya secara perlahan.