Advertorial
Intisari-Online.com - Timor Leste hingga kini masih termasuk dalam negara paling miskin di dunia setelah 21 tahun lepas dari Indonesia.
Dalam peringatan kemerdekaannya yang ke-21 pada 30 Agustus kemarin, perekonomian Timor Leste banyak disorot.
Di kawasan Asia-Pasifik, Timor Leste berada di peringkat ke-40 diantara 42 negara untuk skor kebebasan ekonominya, dan skor keseluruhannya jauh di bawah rata-rata kawasan maupun dunia, dikutip dari Kompas.com yang melansir laman Heritage.
Sementara itu, mengutip laporan United Nations Development Programme (UNDP), Timor Leste berada di peringkat 152 negara sebagai negara termiskin di dunia dari 162 negara.
Data Timor Leste Economic Report yang dirilis Bank Dunia pada April 2020, menunjukkan ekonomi Timor Leste bakal semakin terpuruk di 2020 karena pandemi virus corona (Covid-19) dan kondisi politik yang belum stabil.
Merajalelanya korupsi dan tidak efektifnya peradilan sehingga melemahkan integritas pemerintah menjadi salah satu hambatan Timor Leste untuk mengembangkan perekonomiannya.
Lalu, di tengah kondisi perekomonian yang demikian, bagaimana Timor Leste menghadapi pandemi?
Ternyata, dalam menghadapi pandemi Covid-19, Timor Leste tak seburuk perekonomiannya.
Pemerintah Timor Leste sendiri sudah mencairkan dana sebesar 250 juta dari Petroleum Fund di mana 60 persennya digunakan untuk penanganan Covid-19.
Mengutip Kompas.com, tidak seperti Indonesia, menurut Worldometers, negara berpenduduk 1.322.667 tersebut hanya mencatatkan 27 kasus Covid-19 hingga Kamis (3/9/2020).
Sementara itu Indonesia melaporkan ribuan kasus harian setiap harinya.
Saat Indonesia telah mencatatkan korban meninggal hingga lebih dari 7.000 orang, di Timor Leste tidak ada kasus meninggal.
Bahkan sebaliknya, Timor Leste telah berhasil menyembuhkan 25 orang dan hanya tersisa 2 kasus aktif.
Kasus pertama di Timor Leste muncul di bulan yang sama dengan Indonesia, tepatnya di Bumi Lorosae kasus tersebut muncul pada 21 Maret 2020.
Kurang lebih lamanya Timor Leste da Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 hampir sama.
Namun, sudah sejak beberapa bulan lalu, yaitu menjelang akhir Juni Timor Leste telah berhasil mengakhiri keadaan darurat dan menyatakan menang melawan Covid-19.
Lalu, bagaimana penanganan Covid-19 di Timor Leste hingga dapat meraih pencapaian tersebut?
1. Bergerak Cepat Berlakukan Keadaan Darurat
Meskipun Timor Leste termasuk negara miskin dengan sistem kesehatan yang lemah, tapi mereka bergerak cepat menjelang akhir Maret dengan memberlakukan keadaan darurat Covid-19.
Bahkan, aturan yang diberlakukan lebih ketat daripada kebanyakan negara bagian Australia.
Dikutip dari Kompas.com, mereka mengadopsi langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah penyakit, mengatasi pandemi, menyelamatkan nyawa, dan memastikan rantai pasokan barang serta jasa.
Jika mungkin, mereka membatasi beberapa hak dan kebebasan
Menurut sekelompok akademisi dari Universitas Melbourne, pada awal Maret pemerintah Timor Leste menutup perbatasannya.
Pembatasan itu awalnya hanya untuk non warga negara, tapi kemudian semua orang dibatasi, yang mana banyak warga Timor Leste berada di luar negeri.
Termasuk perbatasan dengan Indonesia yang dipatroli oleh pihak berwenang yang memaksakan penutupan dan perintah tinggal di rumah.
2. Berikan Paket Bantuan
Meski tertahan di luar negeri, namun warga Timor Leste mendapat bantuan pemerintah.
Warga negara Timor Leste yang tetap di luar negeri (kebanyakan pelajar; para pekerja berketerampilan rendah di Inggris, Irlandia dan Korea Selatan; atau pekerja musiman di Australia) ditawarkan dukungan untuk tinggal di luar negeri.
Warga Timor Leste menerima paket bantuan termasuk sabun, telur dan beras dari lembaga non-pemerintah dan sektor swasta.
Bagi rumah tangga yang berpenghasilan di bawah 500 dollar AS (Rp 7,4 juta) sebulan berhak atas subsidi bulanan sebesar 100 dollar AS (Rp 1,4 juta) dari pemerintah.
3. Palang Merah Banyak Berperan
Salah satu langkah pemerintah adalah melalui International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC).
Dilansir laman IFRC, Senin (17/8/2020), Palang Merah mengintensifkan kampanye pencegahan di wilayah perbatasan yang dianggap sebagai zona merah penularan Covid-19.
Sejak awal pandemi, Palang Merah TImor Leste telah memprioritaskan kawasan itu beserta 35 desa dan 140 dusunnya, karena perbatasan memungkinkan orang untuk berpindah secara ilegal antar negara tetangga.
Palang Merah Timor Leste memberikan informasi kesehatan penting dan kegiatan peningkatan kesadaran untuk membendung virus.
Dalam wabah penyakit, mereka terlibat dengan memberikan informasi tepat waktu kepada komunitas yang paling terpapar adalah cara terbaik untuk membantu orang melindungi diri mereka sendiri Mereka menjangkau desa dan dusun terpencil, pergi dari pintu ke pintu.
Jika memungkinkan mereka memperkuat melalui pesan radio dan media sosial.
Selain kampanye pendidikan, Palang Merah telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk mendirikan tenda karantina di ibu kota Dili dan stasiun perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste.
Dengan memprioritaskan kebersihan, mereka juga mendirikan lebih dari 80 fasilitas cuci tangan di area penting seperti kantor pemerintah, sekolah dan gereja.
Itulah langkah-langkah yang dilakukan Timor Leste sehingga dengan cepat dapat mengatasi pandemi Covid-19.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini