Find Us On Social Media :

Lewat 'Pembatalan Islam', Sekolah Ini Menjelma Jadi 'Pabrik' Anak-anak Militan ISIS di Indonesia, Menanam Benih Antagonisme Terhadap Musuh Islam

By Maymunah Nasution, Minggu, 30 Agustus 2020 | 13:41 WIB

Sekelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ketika hendak melakukan eksekusi pada 2014 di Tikrit, Irak.

Dari unggahan media sosial tersebut, Bahasa Arab penting untuk memahami maksud dan pesan yang disampaikan Allah SWT di dalam Al Quran serta untuk mempelajari Hadits Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, Tauhid adalah pusat keyakinan umat Muslim.

Sebenarnya, kedua ilmu ini memang penting bagi semua umat Muslim, sayangnya dalam kurikulum Salafi ada yang sedikit diubah.

Tujuan doktrin Salafi adalah dalam ilmu Tauhid diperkenankan untuk menghapus semua bentuk paham politeisme atau shirk.

Baca Juga: Jangan Buang Ampas Kopi Lagi, Ternyata Manfaatnya Luar Biasa, Hilangkan Bau di Tangan hingga Merawat Rambut

Lebih dari itu, doktrin mereka juga ajarkan memisahkan diri (bara') dan tidak berkomunikasi (takfir) dengan orang-orang yang agama dan pahamnya tidak sama dengan mereka.

Perlu ditekankan di sini, Ilmu Salafi bukanlah akar dari terorisme dan radikalisme.

Namun bagi pro-ISIS, penting bagi mereka untuk menabur benih antagonisme terhadap 'musuh' Islam dengan mengeksploitasi konsep religius tertentu.

Itulah yang dilakukan oleh para pro-ISIS, menggunakan pemahaman takfir untuk mendoktrin para Muslim dan Muslimah muda menjadi militan ISIS sedari kecil.

Baca Juga: Rasakan Ada yang Aneh Saat Minum Minuman Kemasan, Setelah Dibuka Wanita Ini Temukan Cairan Berwarna Hitam dan Kental