Penulis
Prihatin Dengan Ledakan Besar di Lebanon, Presiden Perancis Pun Beritikad Baik Kunjungi Lokasi Tersebut, Tapi Warga Justru Memarahinya, Apa Penyebabnya?
Intisari-online.com -Perancis dan Lebanon memiliki hubungan erat akibat sejarah kekuasaan Perancis di negara tersebut.
Perancis pernah memerintah Lebanon sebagai protektorat dan hingga kini mereka memelihara hubungannya dengan Lebanon.
Salah satu buktinya adalah selang 2 hari pasca-ledakan besar di Beirut, Lebanon, Presiden Perancis Emmanuel Macron langsung mengunjungi tempat kejadian perkara.
Namun respon masyarakat justru tidak seperti yang diharapkan.
Presiden Macron justru menjadi sasaran pelampiasan emosi masyarakat Lebanon!
Saat Macron tiba di ibu kota, ia berniat mengunjungi pelabuhan dan hancur.
Serta ia ingin meninjau kerusakan di sekitar pelabuhan yang bangunannya banyak yang hancur lebur.
Namun saat ia tiba di ibu kota. warga Beirut mengerumuninya dan menyalahkannya atas ledakan dahsyat yang terjadi.
Mereka juga meneriakkan "Revolusi!" dan "Rakyat ingin menjatuhkan rezim!", slogan yang digunakan pada protes massal tahun lalu yang ditujukan kepada pemerintahan yang berkuasa.
Macron memberi tahu mereka bahwa dia akan berbicara dengan para pemimpin politik Lebanon.
Laporan yang dilansir Associated Press pada Kamis (6/8/2020), bagi banyak masyarakat Lebanon, ledakan besar yang berpusat di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020) lalu itu, merupakan pukulan terakhir setelah bertahun-tahun dilanda masalah korupsi dan pengelolaan yang tidak tepat oleh para elit politik yang berkuasa selama beberapa dekade.
Tanggapan Emmanuel Macron
Macron memberi tahu mereka bahwa dia akan berbicara dengan para pemimpin politik Lebanon.
"Saya akan mengusulkan kepada mereka pakta politik baru sore ini," katanya.
Kemudian, ia mengatakan bahwa pada 1 September dirinya akan kembali menyambangi Lebanon.
"Saya akan kembali pada tanggal 1 September dan jika mereka tidak dapat melakukannya, saya akan tetap bertanggung jawab kepada Anda," ujarnya.
Dia juga berjanji bahwa bantuan Perancis akan diberikan dengan transparansi dan "tidak akan jatuh ke tangan koruptor".
Di lokasi berbeda, pemimpin Perancis ini mengatakan kunjungannya ke Lebanon adalah suatu "kesempatan untuk melakukan dialog yang jujur dan berani dengan kekuatan politik dan institusi Lebanon."
Ia menyampaikan bahwa Perancis akan bekerja untuk mengoordinasikan bantuan kepada Lebanon.
Lalu, ia juga menyampaikan peringatan bahwa "jika reformasi tidak dilakukan, Lebanon akan terus tenggelam."
Ada janji bantuan internasional yang luas kepada Lebanon, tetapi negara ini sekarang telah terperosok dalam krisis ekonomi yang parah dan menghadapi tantangan yang menakutkan dalam pembangunan kembali.
Tidak jelas seberapa besar dukungan komunitas internasional akan menawarkan pemerintahan yang terkenal korup dan disfungsional.
Kerugian dari ledakan itu sendiri diperkirakan oleh Gubernur Beirut, Marwan Abboud antara 10 miliar dollar AS (Rp 146,4 triliun) hingga 15 miliar dollar AS (Rp 219,6 triliun), dan hampir 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Ada kemungkinan bencana ledakan besar tersebut juga mempercepat penyebaran infeksi Covid-19, yang saat ini sedang mewabah di hampir seluruh dunia.
Lalu, menyebabkan ribuan orang berbondong-bondong membanjiri rumah sakit.
Puluhan ribu orang harus tinggal bersama kerabat dan teman setelah rumah mereka rusak, yang semakin meningkatkan risiko penyebaran virus corona.
(Shintaloka Pradita Sicca)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kunjungi Lokasi Kejadian Ledakan Besar Lebanon, Presiden Perancis Jadi Sasaran Pelampiasan Emosi Warga"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini