Find Us On Social Media :

Di Tengah Pandemi Covid-19, Mayat-mayat di Desa di Bali Ini Masih Tetap Diletakkan Begitu Saja di Bawah Pohon Tanpa Dikubur, Apa Alasan Mereka?

By Khaerunisa, Jumat, 7 Agustus 2020 | 11:10 WIB

Selama berabad-abad, orang Trunyan Bali telah meninggalkan jenazah mereka untuk membusuk di udara terbuka.

Baca Juga: Peduli Tubuhmu; 6 Tanda Tubuh Terlalu Banyak Protein, Bau Mulut!

Meski begitu, warga di sekitar tidak akan mengambilnya.

“Warga tidak akan mengambil apa-apa karena milik orang mati. Itu keyakinan kami,” kata Wayan Sukarmin, pemandu veteran di Truyan.

"Saya tidak tahu apa konsekuensinya jika Anda mengambil sesuatu tapi saya percaya pada karma," tambahnya.

Orang Bali Aga, atau orang pegunungan, yang tinggal di desa-desa terpencil ini, mengklaim sebagai keturunan Bali asli dan pura utama di desa Trunyan berasal dari abad ke-10 menurut catatan sejarah.

Baca Juga: Manfaat Masker Lemon untuk Wajah, Ada Pula Manfaat Lemon untuk Bagian Tubuh Lainnya

Pemakaman Trunyan Tetap Dilakukan di Tengah Pandemi, Mengapa?

Asal usul kebiasaan penguburan di udara terbuka masih diperdebatkan.

Salah satu legenda mengatakan bahwa penduduk awal di daerah itu memperebutkan pohon beringin yang berharga itu, jadi untuk menjaga perdamaian, para pemimpin memutuskan untuk menempatkan orang mati di sana, percaya bahwa bau dari mayat akan membuat tempat itu kurang menarik.

Cerita lain menunjukkan bahwa ritual tersebut diadopsi untuk menghindari kemarahan gunung berapi di dekatnya dengan mengkremasi orang.

"Ada beberapa versi legenda jadi saya tidak bisa memutuskan mana yang benar," kata Arjuna.