Find Us On Social Media :

'Batu Karang Kematian', Tempat Perburuan Tulang Belulang Ribuan Tentara dan Rakyat Jepang yang Memilih Bunuh Diri daripada Menyerah pada Sekutu

By Maymunah Nasution, Jumat, 26 Juni 2020 | 18:20 WIB

Batu Karang Kematian, tempat tentara dan rakyat Jepang memilih bunuh diri daripada menyerah pada sekutu

Kelompok yang berjalan di panas matahari tropis yang lembap itu rupanya sedang mencari tulang belulang manusia.

Pria-pria itu berasal dari Jepang dan sebagian besar dari mereka kehilangan ayah, paman, saudara laki-laki, atau teman dalam Perang Dunia II di situ, yakni di Pulau Saipan, salah satu pulau dari gugusan Kepulauan Mariana.

Pengumpulan tulang belulang itu dianggap sebagai semacam kewajiban suci.

Soalnya, orang percaya, begitu mereka memperabukan tulang belulang itu, maka arwah dari mereka-mereka yang meninggal empat puluh tahun yang lalu itu akan memperoleh kedamaian.

Baca Juga: Tak Pandang Bulu, Inilah Polisi Militer Paling Brutal dan Kejam, Gemar Membunuh Orang Tanpa Alasan, Cara Penyikasaan Bikin Merinding

Salah satu babak yang mengerikan dalam Perang Pasifik dimulai ketika tentara Amerika pada pagi hari tanggal 15 Juni 1944 mendarat di Pulau Saipan yang diduduki Jepang.

Dua puluh ribu tentara Amerika menyerbu tentara pendudukan Jepang setelah menghujam mereka dengan serangan bom yang tak henti-hentinya.

Namun, Amerika membutuhkan waktu tiga minggu untuk merebut pulau itu.

Soalnya, para prajurit Jepang telah ditempa untuk tidak menyerah dan terus berjuang sampai titik darah penghabisan.

Baca Juga: Sangat Tua! Buaya Besar Peliharaan Hitler Diktator Jerman Telah Selamat dari Perang Dunia II, Kini Ia Baru Meninggal Pada Usia 84: Hewan Tak Bisa Disalahkan Atas Dosa Manusia

Hanya enam ratus dari tiga puluh ribu orang Jepang yang ada di pulau itu yang menyerahkan diri hidup-hidup ke tangan Amerika.

Orang-orang yang tidak gugur di medan pertempuran hanya melihat satu jalan keluar dari perasaan terhina akibat kekalahan.

Meskipun tentara Amerika berulang-ulang meyakinkan kepada orang-orang Jepang itu lewat pengeras suara bahwa penyerahan mereka tidak berbahaya dan bukan suatu hal yang hina, tetapi beberapa penduduk sipil Jepang malah mengikuti tindakan tentara mereka.

Banyak keluarga berkumpul di pinggir batu karang kematian.

Baca Juga: Kisah PD II: Saat 1000 Tentara Jepang Masuk ke Sebuah Rawa Namun Hanya 20 Orang yang Selamat, Serangan dari Makhluk Tak Terduga Ini Penyebabnya, Bak Bunuh Diri Massal