Find Us On Social Media :

Kasus Virus Corona di AS Tembus 2 Juta, Trump Tetap Kampanye dengan Ribuan Massa, Tapi Tak Mau Dituntut Jika Pendukungnya Tertular Covid-19

By Mentari DP, Jumat, 12 Juni 2020 | 13:00 WIB

Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Berdasarkan data dari worldometers.info hingga Jumat (12/6/2020) pukul 06.40 WIB, jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di seluruh dunia ada sebanyak 7.582.351 kasus.

Di mana Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus positif virus corona terbanyak di dunia.

Ada 2.089.005 kasus positif di Amerika Serikat, dengan 813.924 orang pulih dan 116.027 kasus kematian.

Sementara untuk kasus harian, dilaporkan ada 22.604 kasus baru di Amerika Serikat.

Baca Juga: Kasus Virus Corona di AS Capai 120.000, Trump Putuskan Tidak Terapkan Lockdown, 'Lockdown Tidak Biperlukan'

Walau pandemi virus corona yang masih melanda Negeri "Paman Sam" tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tetap akan melanjutkan kampanyenya.

Politisi dari Partai Republik itu mengumumkan akan melanjutkan kampanye di empat negara bagian, yakni Oklahoma, Florida, Arizona, dan North Carolina.

Tak hanya melanjutkan kampanye, Presiden ke-45 AS itu juga mengajak ribuan pendukungnya untuk hadir.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Negara Maju, Ternyata Utang Jepang Tembus Rp170.800 Triliun, Sementara Utang Indonesia 'Hanya' Rp5.000 Triliun Saja

Hanya saja, untuk menindaklanjuti rencana tersebut, Trump mengeluarkan surat perjanjian yang harus ditandatangani pendukungnya.

Di mana isinya Trump tidak mau dituntut jika ada pendukungnya yang terinfeksi Covid-19, saat menghadiri kampanyenya.

Pada Rabu (10/6/2020), surat perjanjian itu sendiri bisa diunduh di situs web resmi kampanye Trump.

Jika ada yang ingin menghadiri kampanye sang presiden, maka para pendukung harus menandatangani surat pernyataan.

Di mana surat pernyataan itu  bisa mulai digunakan saat kampanye di Tulsa, Oklahoma pada 19 Juni mendatang.

"Dengan mengklik daftar di bawah ini, Anda mengakui bahwa risiko terpapar Covid-19 ada di setiap tempat umum yang dikunjungi orang-orang," demikian keterangan di surat itu.

"Dengan menghadiri kampanye, Anda dan pengunjung mana pun secara sukarela menanggung semua risiko yang terkait dengan paparan Covid-19, dan setuju untuk tidak menuntut" kampanye Trump, atau afiliasi, kontraktor, atau pegawainya yang bertanggung jawab.

AFP pada Jumat (12/6/2020) mewartakan bahwa di surat itu tidak ada keterangan cara-cara mencegah penularan Covid-19.

Seperti memakai masker.

Baca Juga: 1 dan 4 Terdakwa Kasus Pembunuhan George Floyd Dibebaskan, Bayar Uang Jaminan Sebesar Rp10,6 Miliar, Pengacara: Klien Saya Sempat Coba Bantu Floyd

 

Kampanye di Tulsa sendiri bisa menjadi salah satu kampanye Trump yang akan ramai.

Sebab, Kampanye di Tulsa memantik kontroversi lantaran AS sedang berkutat dengan demonstrasi dan kerusuhan yang mengangkat isu rasialisme.

Ini akibat kematian pria keturunan Afrika-Amerika bernama George Floyd.

Tulsa sendiri adalah lokasi pembantaian pada 1921.

Saat itu, sekumpulan orang kulit putih membunuh ratusan orang Afrika-Amerika di permukiman orang kulit hitam.

Kemudian 19 Juni di sana juga dikenal sebagai "Juneteenth", yang menandai "Hari Kebebasan" untuk merayakan penghapusan perbudakan di Texas pada 19 Juni 1865.

Gedung Putih lalu menanggapinya pada Kamis (11/6/2020), dengan mengatakan Juneteenth adalah "hari penuh makna" bagi Trump dan ia ingin menggunakan kesempatannya berbagi perkembangan terkini untuk warga Afrika-Amerika.

Sementara itu Joe Biden belum mengabarkan kapan akan memulai kembali kampanyenya.

(Aditya Jaya Iswara)

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hadiri Kampanye Trump, Massa Dilarang Menuntut jika Tertular Covid-19")

Baca Juga: Dicari Selama 2,5 Tahun, 2 Terdakwa Penyiram Air Keras Novel Baswedan Dituntut 1 Tahun Penjara, Kuasa Hukum: Memalukan, Ini Sandiwara!'