Find Us On Social Media :

Star Syndrome Kemungkinan Dialami Kekeyi yang 'Trauma' Video Klipnya Dihapus dari YouTube, Ini Cirinya

By Maymunah Nasution, Jumat, 5 Juni 2020 | 16:43 WIB

Lagu Kekeyi dianggap menjiplak lagu Rinni Wulandari

Intisari-online.com - Setelah rajai YouTube selama 1 pekan terakhir, lagu debut selebgram Kekeyi berjudul "Keke Bukan Boneka" dihapus oleh YouTube.

Penghapusan video tersebut disebabkan video dianggap melanggar hak cipta.

Lagu itu disebut mirip dengan lagu terdahulu yang dinyanyikan oleh Rinni Wulandari berjudul "Aku Bukan Boneka".

Mengetahui kejadian tersebut, Kekeyi meminta pertolongan Anji.

Baca Juga: Tak Gentar terhadap Pesawat Pembom Nuklir Inggris yang Sokong Militer Malaysia, Rudal Pertahanan Udara Bikinan Rusia Jadi Andalan Bung Karno Lindungi Jakarta

Hal tersebut ia sampaikan dalam unggahan Instagram Story-nya.

"Ketika mendapatkan masalah ini, @rahmawatikekeyiputricantikka23 dan Mamanya minta bantuan saya tentang urusan copyright karena mereka tidak mengerti sama sekali," kata Anji seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Anji sendiri tak lantas langsung membantu Kekeyi untuk mengurus masalah hak cipta yang menyangkut lagu tersebut.

Mantan vokalis band Drive ini mengaku tidak memiliki surat kuasa untuk bisa menolong Kekeyi dalam kasus ini.

Baca Juga: Obat Penurun Panas Anak Kecil dan Bayi, Cek Suhu dengan Termometer Ini

"Hanya saja saya harus memiliki Surat Kuasa. Saya baru memberi penjelasan tentang harus bagaimana.

"Tapi hari ini dengar kabar lagunya di-take down," tulis Anji.

Pada bagian akhir, Anji mengaku ingin menolong bukan semata-mata karena Kekeyi.

Ia melihat kasus hak cipta ini sangat menarik untuk dibahas di tengah industri musik Indonesia saat ini.

Baca Juga: Mengenal Kehidupan Aghori, Sekte yang Tinggal di Kuburan dan Hanya Makan Daging Manusia, Kotoran, Serta Racun

"Ini bukan tentang Kekeyi.

"Tapi tentang sebuah hal penting dalam industri musik.

"Sangat menarik untuk dibahas," tulisnya.

Lagu Kekeyi yang berjudul "Keke Bukan Boneka" kini menghilang dari peredaran di platform YouTube.

Baca Juga: Setelah #Blacklivesmatter, di Indonesia Bergema #Papuanlivesmatter, Nama Obby Kogoya Pun Bermunculan, 'Jangan Sebut Kami Monyet!'

Padahal, lagu tersebut sudah hampir sepekan terakhir berada di puncak trending YouTube dan telah ditonton lebih dari 18 juta kali.

Sementara itu terkait lagu Kekeyi yang dianggap plagiat, pengamat musik Bens Leo menilai lagu tersebut memang punya kemiripan dengan lagu "Aku Bukan Boneka" milik Rinni Wulandari.

Bahkan ia menanyakan kebenaran Kekeyi yang menulis sendiri lirik lagu "Keke Bukan Boneka".

Pasalnya, dalam video klip lagu tersebut Kekeyi tidak menyertakan keterangan siapa pencipta lagunya dan hanya memuat keterangan dirinya sebagai penulis liriknya.

Baca Juga: Belum Selesai Masalah Pandemi Covid-19, Warga Dunia Harus Bersiap Hadapi 'Wabah Baru', Bisa Sebabkan Jutaan Orang Kelaparan!

"Jadi penciptanya enggak ada, yang ada cuma aransemen siapa gitu. Tapi memang lagu ini mirip sekali, judulnya aja mirip," kata Bens Leo saat ditemui di rumahnya di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan.

Dari pengamatannya, Bens Leo menilai bahwa perbedaan lagu "Keke Bukan Boneka" dan "Aku Bukan Boneka" terletak pada aransemen musiknya.

Dalam lagu "Aku Bukan Boneka" ada beberapa ketukan khusus yang kemudian diganti menjadi tepuk tangan di lagu "Keke Bukan Boneka".

"Menurut saya agak aneh juga karena judulnya aja hampir sama. Kenapa judulnya kok hampir sama? Temanya, isi liriknya, itu hampir sama," kata Bens Leo.

Baca Juga: Waspadalah, Meski Menyehatkan dan Sering DIpilih Jadi Menu Diet, Terlalu Banyak Makan Pisang Justru Bisa Menambah Berat Badan Loh...

Selanjutnya Bens Leo menyarankan Novi Umar, pencipta lagu "Aku Bukan Boneka" melayangkan tuntutan pelanggaran hak cipta terhadap Kekeyi.

Kekeyi sendiri mengaku trauma dengan apa yang ia alami.

Seperti diunggah oleh Kevin Aprilio di akun resmi instagramnya, @kevinaprilio yang menunggah chat direct message (DM) antara dia dan Kekeyi.

Sebelumnya Kevin telah meminta izin untuk membuat cover lagu tersebut, dan memuji Kekeyi berbakat membuat lagu.

Baca Juga: 11 Manfaat Minum Air Rendaman Ketumbar, Termasuk Turunkan Kolesterol

Selanjutnya Kekeyi membalas dengan menyebutkan jika lagunya telah diklaim dan dihapus oleh YouTube, dan bukan atas izinnya.

Ia juga menyebutkan ia ikhlas dan rezeki sudah ada yang mengatur, dan ia hanya ingin menghapus traumanya dahulu.

Ia mendapat dukungan dari Kevin Aprilio yang merasa tidak adil video lagu debut Kekeyi dihapus begitu saja tanpa ada pembicaraan terlebih dahulu.

Baca Juga: Akhir Hidup Wanita Simpanan Mantan PM Malaysia, Dibunuh dan Jasadnya Diledakkan dengan Bom, hingga Tersimpan Misteri di Balik Alasan Wanita Cantik Ini 'Dilenyapkan'

Sebelumnya Kekeyi juga dikabarkan bermasalah dengan rekan selebgramnya Mikko, yang menyebutkan membantu pengerjaan video klip debut Kekeyi tapi hanya dibayar Rp 200 Ribu saja.

Netizen, terlepas dari yang membela maupun yang menghujat Kekeyi, sama-sama sadar jika sosok tersebut sedang mengalami yang disebut Star Syndrome.

Fenomena ini sering terjadi di Indonesia.

Tidak hanya dialami oleh artis, selebgram atau pejabat negara, bahkan orang biasa juga bisa alami ini ketika mereka selalu jadi sorotan publik.

Baca Juga: Kekayaan Orang Tajir AS Melonjak Rp 7.966 triliun' Selama Pandemi, Sementara 42,6 Juta Pekerja Mengajukan Tunjangan Pengangguran

Maraknya selebriti dadakan yang bermodal followers ribuan dan meraih kepopularitasan instan melalui Instagram, YouTube, twitter, aplikasi musik, maupun lini masa lainnya.

Kondisi mental seseorang yang mengalami Star Syndrome umunya akan lebih rentan mengalami depresi dan psikosomatis, yaitu penyakit fisik yang disebabkan oleh ganguan pada psikologisnya.

Rasa senang akan pujaan dan ketenaran bukan lah hal yang kekal, sehingga ketika kepamorannya terlepas darinya munculah gangguan psikis yang menggangu.

Ciri-ciri seseorang yang mengalami Star Syndrome. Nah, ciri-ciri dari Star Syndrome bisa kita lihat dari perilaku sehari-hari, sebagai berikut.

Baca Juga: 'Menjajah' Negara-negara Lain dengan Beri Pinjaman yang 'Mustahil' Dilunasi, Beginikah Taktik Licik China untuk Rebut Aset dan Bangun Pangkalan Militer?

1. Selalu Ingin Tampil Paling Hebat

Ingin menjadi seseorang yang hebat merupakan hal yang wajar.

Namun, ketika sampai pada titik dimana tidak ada yang boleh lebih hebat darinya dengan tujuan agar perhatian tidak berpusat pada yang lain, hati-hati itu bisa jadi Star Syndrome sudah menyerang psikis orang tersebut.

2. Hanya Ingin Bergaul dengan Orang Terkenal

Berteman lah dengan siapapun. Mungkin pernyataan tersebut tidak berlaku bagi sejumlah orang yang hanya berteman demi kepopularitasan, sering disebut “pansos”.

Dulu, sebelum memiliki banyak pengikut atau penggemar, kalian sering pergi bersama, namun sekarang mengobrol pun enggan.

Dia memilih untuk berteman dengan orang yang dirasa selevel dengannya.

Baca Juga: Ada 600.000 Warganya Terjangkit Covid-19, Presiden Ini Malah Sebut Virus Corona Hanyalah Bualan Media, 'Mereka Ingin Menjatuhnya Saya!'

3. Harus Selalu Tampil Oke

Style is number one. Paling tidak bisa untuk tampil jelek di hadapan banyak orang.

Ketakutan akan kehilangan pusat perhatian dijadikan alasan utama seseorang yang mengalami Star Syndrome.

Barang-barang yang digunakan juga harus terlihat ber-merk, tidak berpikir itu asli atau palsu yang penting tampil oke dan para fans tidak lari dari dia.

4. Memamerkan Segala Tentang Hidupnya

Ini wajib banget dilakukan bagi orang yang mengalami Star Syndrome.

Semua hal tentang hidupnya dari yang bahagia sampai hal sedih pun harus terekspose dan dilihat masyarakat.

Jadi topik perbincangan publik bukan hal risih baginya.

Baca Juga: Baru Sebulan Ditangkap, Ferdian Paleka yang Bikin Geger dengan Video Prank Sampahnya Sudah Dibebaskan, Ini Alasan Polisi Hentikan Kasusnya

Kesenangan dan perhatianan udah seperti santapan yang wajib dikonsumsi sehari-hari.

5. Merasa Mempunyai Haters

Dilihat dari kesehariannya yang penuh akan komentar netizen dari hal baik sampai yang buruk.

Muncul rasa sensitif kalau dia punya haters.

Hal ini diakibatkan, dia belum mempunyai kesiapan mental terhadap komentar dan kritik masyarakat yang dilontarkan kepadanya sebagai “public figure”.

Hati-hati ya, jangan sampai baper.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini