Penulis
Intisari-online.com -Melansir South China Morning Post, India ternyata tidak hanya hadapi gempuran agresif dari tentara China.
Mereka juga masih menghadapi musuh abadi mereka, Pakistan.
Pakistan dan India telah berperang satu sama lain dalam tiga perang sejak kemerdekaan.
Termasuk dua memperebutkan Kashmir di mana mereka saling bermusuhan.
Kini, dua duta besar Pakistan di New Delhi dihukum dan dikeluarkan dari negara tersebut atas aksi spionasi yang dituduhkan oleh India.
Seperti yang dikatakan oleh Menteri Luar Negeri pada Minggu akhir.
Bagi Pakistan, yang telah siapkan nuklir untuk melawan India, tuduhan itu sangat tidak berdasar.
Ketegangan meningkat antara dua negara tetangga atas wilayah Kashmir, Himalaya, yang dibagi dua saat mereka mendapat kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947.
"Pemerintah telah mendeklarasikan kedua petugas ini hukuman persona non grata karena aktivitas yang tidak sesuai dengan status mereka sebagai anggota misi diplomatik," ujar kementerian luar negeri India.
Kedua oknum tersebut harus tinggalkan negara tersebut dalam waktu 24 jam.
Sementara kuasa hukum Pakistan dikeluarkan dengan protes keras atas dugaan mereka.
Baca Juga: Sanggup Meluluhlantakkan AS dan Israel, Inilah Hwasong-15 Rudal Kebanggaan Kim Jong Un
Tindakan Delhi dinilai Kementerian Luar Negeri Pakistan sebagai "pelanggaran yang jelas terhadap Konvensi Wina...terutama dalam suasana yang sudah dirusak."
Kashmir menjadi sumber ketegangan terbesar antara kedua negara tersebut.
Lebih-lebih setelah New Delhi Agustus tahun lalu memberangus status wilayah semi-otonom yang diisi oleh mayoritas muslim.
Mereka bahkan terapkan jam malam.
Merespon hal tersebut, Islamabad segera mengatakan akan memanggil duta besar dari Delhi dan kirimkan kembali ke India untuk menyampaikan pesan mereka.
Pada hari Minggu, Pakistan memanggil kuasa hukum India untuk menyampaikan tanggapan mereka mengenai tuduhan yang diberikan India.
Selain tiga perang dengan 2 di antaranya memperebutkan Kashmir, India dan Pakistan juga telah beberapa kali saling serang seperti yang terjadi pada Februari 2019 silam.
Kelompok pemberontak di India, yang berpusat di Kashmir telah berperang puluhan tahun demi kemerdekaan wilayah tersebut atau bergabungnya mereka dengan Pakistan.
Kelompok tersebut tidak ingin bergabung dengan India karena menjadi minoritas di India.
Sejak tahun 1989 peperangan tersebut telah tewaskan ribuan pasukan yang utamanya adalah warga sipil.
India memiliki lebih dari 500 ribu pasukan yang ada di Kashmir, dan pertikaian sudah sering terjadi tetapi bulan lalu telah meluas sampai ibu kota regional Srinagar.
Polisi mengatakan jika pemberontak kunci terbunuh saat baku tembak antara pasukan pemerintah India dan militan, yang merupakan baku tembak terbesar dalam 2 tahun.
Perintah pengusiran hari Minggu datang setelah pengadilan Jerman pada awal Mei mengatakan seorang warga negara India akan diadili di sana pada Agustus.
Warga tersebut dituduh memata-matai komunitas Sikh dan Kashmir untuk dinas rahasia New Delhi.
India juga alami ketegangan dengan China dan Nepal.
Perseteruan India dan China bersumber dari perbatasan yang panjangnya mencapai 3.500 km.
Ratusan pasukan India dan China terlibat dalam ketegangan yang berpusat di Ladakh, seberang Tibet.
New Delhi telah menolak tawaran Donald Trump untuk menjadi mediator ketegangan tersebut.
Sementara itu pemerintah Nepal pada pertengahan Mei menggambar peta politik baru yang masukkan teritori strategis yang diperebutkan Nepal dan India.
Peta baru itu ikuti protes di Nepal setelah negara tetangganya dirikan jalan sepanjang 80 km di Uttarakhand.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini