Find Us On Social Media :

Curi Start Dengan Apik, Hizbullah Berhasil Hajar Habis-habisan Pasukan Elit Israel yang Berniat Hancurkan Hizbullah, Ini Cara Hizbullah Menangkan Pertempuran

By Maymunah Nasution, Sabtu, 23 Mei 2020 | 09:50 WIB

Tentara Israel

Intisari-online.com - Dalam peperangan sebenarnya tidak bisa berlaku bahwa pasukan yang bisanya dikenal tangguh dalam bertempur akan selalu menang.

Pasukan khusus sekalipun jika misi tempurnya yang bersifat rahasia berhasil diketahui oleh musuh bisa berakibatnya pada gagalnya misi dan hancurnya pasukan seperti yang pernah dialami oleh pasukan Israel.

Kegagalan operasi tempur pasukan Israel bahkan pernah dialami oleh pasukan komandonya yang terkenal sangat elit.

Pada 4 September 1997 suatu serangan komando yang digelar pasukan Angkatan Laut Israel, mengalami kegagalan ketika sedang berusaha menyerang basis maritim Hizbullah yang berlokasi di kawasan Ansariyya.

Baca Juga: Hukumannya Tak Main-main Inilah 27 Hal 'Terlarang' yang Sebaiknya Tidak Pernah Anda Lakukan Jika Berada di Korea Utara

Satuan elit komando itu mengalami nasib nahas setelah disergap pasukan Hizbullah sehingga mengakibatkan tewasnya 11 prajurit komando.

Pasukan komando Israel yang sebenarnya telah dipersiapkan melalui latihan berat itu gagal melaksanakan misinya karena kepergok terlebih dahulu oleh pasukan Hizbullah.

Para pejuang Hizbullah pun segera menyiapkan jebakan untuk menyergap pasukan komando Israel.

Akibatnya pasukan komando Israel yang bermaksud menyergap para pejuang Hizbullah malah disergap terlebih dahulu.

Baca Juga: Ingin Lihat Orang yang Stalker Instagram Kita Tanpa Aplikasi? Begini Caranya, Mudah Banget

Sisa pasukan komando Israel hanya bisa bertahan dalam pertempuran sengit yang tida seimbang.

Karena makin terdesak pasukan komando Israel kemudian berusaha dievakuasi menggunakan helikopter tapi operasi SAR tempur (Combat SAR) itu tidak berjalan lancar.

Sejumlah jenasah pasukan komando Israel berhasil dikuasi pejuang Hizbullah dan dijadikan sarana tawar-menawar pertukaran jenasah antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Sangat Diunggulkan Negaranya, Dokumen Rahasia Justru Mengungkap Militer Israel Tidak Siap untuk Berperang, Mengapa Demikian?

Proses tawar tukar-menukar jenasah itu ternyata berlangsung selama 10 bulan setelah pihak Israel bersedia menyerahkan 40 jenasah pejuang Hizbullah.

Akibat serangan militer yang kerap gagal menghancurkan kekuatan Hizbullah, pamor keberadaan pejuang Hizbullah di Libanon Selatan pun makin bersinar.

Milisi SLA (South Lebanon Army) yang menyadari naik pamornya Hizbullah pelan-pelan mulai menarik diri dari hubungan dekatnya dengan militer Israel, sehingga para pejuang Hizbullah makin leluasa untuk melancarkan serangan ke Israel.

Salah satu serangan spektakuler Hizbullah yang mengakibatkan seorang jenderal Israel gugur berlangsung pada bulan Februari 1999.

Baca Juga: Kisah Pilu Pengalaman Seorang Wanita Punya Tetangga Islamofobik: 30 Tahun Mengira Hubungan Baik-baik Saja, Ternyata Diam-diam Jadi Bahan 'Tertawaan' di Media Sosial

Akibat serangan mematikan itu militer Israel pun ditarik dari zona penyangga keamanan Libanon Selatan.

Setelah penarikan mundur pasukan itu, militer Israel lalu memperkuat penjagaan di perbatasan Libanon-Israel.

Penarikan mundur pasukan Israel dari Libanon Selatan secara politik merupakan kemenangan bagi pejuang Hizbullah dan para pejuang Palestina yang dikenal sebagai kelompok Hamas.

Dengan modal rasa percaya diri atas keberhasilan mengusir militer Isarel yang sudah 18 tahun bercokol di Libanon Selatan, para pejuang Hizbullah dan Hamas Palestina pun menjadi semakin berani untuk menyerang Israel.

Baca Juga: Berhasil Menyelam ke Dasar Palung Mariana, Penjelajah Kaget Karena Hanya Menemukan Benda yang Sering Kita Jumpai Ini, di Bagian Terdalam Lautan Dunia

Roket-roket Hizbullah pun terus berjatuhan ke wilayah Israel.

Serangan melalui darat juga kerap dilakukan terhadap Israel dan makin sering menimbulkan korban jiwa.

(Ade Sulaeman)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini