Advertorial

Di Balik Tudingan Hizbullah Sebagai Kelompok Teroris oleh Jerman, Ternyata ada Peran Mossad yang Membantu Membuat Tuduhan Itu

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Kelompok milisi Hizbullah, adalah kelompok paling mengancam bagi Israel.

Kelompok milisi Syiah Lebanon ini, telah banyak melakukan perlawanan terhadap Israel, bahkan dianggap sebagi musuh paling mengancam bagi negeri Zionis tersebut.

Namun, kini kelompok tersebut justru dicap sebagai teroris oleh beberapa negara seperti Jerman.

Meski demikian, siapa sangka dibalik tuduhan yang dialamatkan kepada Hizbullah sebagai kelompok teroris, ternyata juga didalangi oleh Mossad.

Baca Juga: Demi Sesuap Nasi, Pilot yang Dirumahkan Perusahaan karena Corona Tak Gengsi Banting Setir Jadi Kurir Makanan

Melansir Jerussalem Post, Mossad sendiri dikenal sebagai badan Intelijen Israel.

Ternyata mereka selama ini membocorkan kepada Jerman tentang aktivias Hizbullah, dan dituduhkan melakukan serangkaian teror di Jerman.

Hal itu membuat Hizbullah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Jerman, dan organisasi tersebut kini dilarang di negara tersebut.

Laporan intelijen Mossad Israel, membantu Jerman memerangi terorisme dan menyebabkan Jerman mengambil keputusan bahwa mereka adalah teroris, menurut Israel N12.

Baca Juga: Tahun Ini Ditunda, Pemprov DKI Jakarta Bayar 'Tanda Jadi' ke Formula E Rp270 Miliar, Diadakan di Tahun 2021?

"Langkah itu adalah hasil dari kerja berbulan-bulan dengan semua pihak di Jerman," kata seorang pejabat Israel, menurut N12.

"Para kepala dinas juga menunjukkan bukti keterlibatan hukum langsung dan bukti yang mengikat organisasi itu melakukan aktivitas teror," jelasnya.

Laporan intel yang dikumpulkan Mossad selama beberapa bulan, dalam operasi yang kompleks, menurut laporan itu.

Informasi tersebut, termasuk rincian yang memberatkan tentang operasi Hizbullah di Jerman.

Kini laporan tersebut ditindaklanjuti oleh intelijen Jerman.

Salah satu penemuan berkat intel Mossad adalah kumpulan gudang di Jerman selatan milik koperasi Hezbullah yang berisi ratusan amonium nitrat, digunakan untuk membuat bahan peledak.

Baca Juga: Kisah 'Monster' Sadis yang Bunuh 3 Orang Anak Hanya karena Suara Tangisan Bayi 9 Bulan, Nasibnya Setelah 46 Tahun Berlalu Membuat Orangtua Korban Menjerit Pilu

Pengusaha Syiah dituduh terlibat dalam perdagangan dan pencucian uang, kemudian mentransfer jutaan euro ke rekening bank milik Hezbullah.

Orang-orang itu dilaporkan oleh Jerman sebagi bagian dari laporan Mossad.

Lalu, dana yang sama digunakan untuk kegiatan teroris Hizbullah di Jerman, menurut laporan N12 Israel.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Horst Seehofer mengumumkan, pada Kamis (30/4) kegiatan Hizbullah harus dilarang karena pelanggaran hukum pidana.

Akibat larangan itu, kini polisi Jerman menggerebek asosiasi masjid pada hari Kamis yang disiyalir memiliki kedekatan dengan kegiatan Hizbullah.

Meski demikian, Hizbullah sendiri dikenal sebagai kelompok paling keras menyuaran penghapusan negara Israel dan mempertanyakan hal Israel.

Baca Juga: Terinfeksi dari Ibu Hamil, 13 Petugas Medis di RSUD Padang Positif Covid-19, Rumah Sakit Langsung Ditutup!

Hizbullah didirikan pada tahun 1982 di Libanon sebagai tanggapan atas invasi Israel.

Mereka terinsspirasi oleh dua tokoh Syiah, Mohammed Baqr as-Sadr dari Iraq dan Ruhollah Khomeini yang mempimpin revolusi Iran tahun 1979.

Dengan bantuan Korp Garda Revolusi Iran (IRGC), kepemimpinan awal Hizbullah, memobilisasi penduduk Syiah Libanon menentang kependudukan Israel.

Ratusan anggotanya diberi pelatihan militer, sejak saat itu mereka melakukan beberapa serangan ke kedubes AS, hingga ke barak militer Amerika.

Artikel Terkait