Penulis
Intisari-online.com -Pandemi virus Corona telah menyerang 5,2 juta kasus di seluruh dunia.
Total kasus virus Corona adalah 5.298.207 di seluruh dunia.
Sementara sudah tercatat ada 339.418 kasus kematian total.
Pasien yang dinyatakan sembuh totalnya adalah 2.156.291.
Indonesia mencatat rekor buruk dengan naik dari peringkat 33 menjadi 31.
Total kasus virus Corona di Indonesia adalah 20.796 kasus.
Penambahan kasus yang ada tercatat 634 kasus baru.
Sementara total kematian di Indonesia adalah 1.326 kasus kematian, dengan 48 kematian baru.
Saat ini sudah ada 5.057 pasien yang dinyatakan sembuh virus Corona.
Melansir worldometers.info, 10 besar negara dengan kasus virus Corona paling banyak adalah:
1. Amerika Serikat (1.645.094 kasus, 97.640 kematian, 403.114 sembuh)
2. Brasil (330.890 kasus, 21.048 kematian dan 135.430 sembuh)
3. Rusia (326.448 kasus, 3.249 kematian dan 99.825 sembuh)
4. Spanyol (281.904 kasus, 28.628 kematian dan 196.958 sembuh)
5. Inggris (254.195 kasus, 36.393 kematian dan 1.134 sembuh)
6. Italia (228.658 kasus, 32.616 kematian dan 136.720 sembuh)
7. Perancis (182.219 kasus, 28.289 kematian dan 64.209 sembuh)
8. Jerman (179.713 kasus, 8.352 kematian dan 159.000 sembuh)
9. Turki (154.500 kasus, 4.276 kematian dan 116.111 sembuh)
10. Iran (131.652 kasus, 7.300 kematian dan 102.276 sembuh)
Guatemala Kibarkan Bendera Putih
Sementara itu bendera putih dikibarkan oleh masyarakat di jalanan Guatemala City, Guatemala.
Bukan sebagai tanda menyerah terhadap pandemi virus corona, melainkan sebagai simbol bahwa mereka kelaparan dan butuh bantuan makanan.
Bendera putih pertama kali mulai dikibarkan di jalan-jalan Guatemala City pada awal April, tidak lama setelah karantina diberlakukan di Desa Patzún, tempat terdeteksinya kasus pertama virus corona.
Melansir The Guardian, Jumat (22/5/2020), sejak saat itu, bendera telah menjadi hal yang umum di seluruh negeri dengan arti tersendiri.
Putih berarti kelaparan dan merah berarti butuh obat, sementara hitam, kuning, atau biru berarti bahwa seorang wanita, anak-anak atau orang lanjut usia berada dalam bahaya kekerasan.
Salah seorang warga, América Reyes (37) duduk di tangga Katedral Nasional Guatemala, dengan putranya yang berusia empat tahun di sampingnya dan bendera putih di tangannya.
Ibu dua orang anak ini biasa menjual donat dan kue, tetapi toko tempat dia bekerja ditutup di tengah pandemi, dan Reyes kesulitan untuk membayar sewa dan memberi makan kedua anaknya.
"Kami meminta bantuan, kami sangat membutuhkannya. Kami menderita selama krisis ini," kata Reyes.
Kondisi serupa juga dialami oleh Parezo Sánchez (77) yang bekerja sebagai tukang semir sepatu di Guatemala City selama 13 tahun untuk menghidupi keluarganya.
Sekarang dia bergabung dalam barisan pengibar bendera putih.
"Tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan. Saya sedih dan putus asa, tapi saya tidak ingin pulang karena saya tidak punya cara menyediakan makanan untuk keluarga saya," kata Sánchez.
Baca Juga: Ingin Coba Keseruan Berbeda Selama 'Di Rumah Saja'? Yuk Tebak Teka-teki Gambar Berikut Ini
Rakyat miskin paling terdampak
Guatemala telah melaporkan 45 kematian dan 2.265 kasus infeksi virus corona.
Tetapi dampak ekonomi dari pandemi ini telah memengaruhi jutaan orang.
Seperti Reyes dan Sánchez, hampir 70 persen penduduk Guatemala bekerja di sektor informal, dan hanya bisa bertahan hidup dari hari ke hari.
Baca Juga: 3 Laptop Termurah untuk WFH Dengan SSD: Asus, Lenovo dan HP
Langkah-langkah yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Alejandro Giammattei untuk memperlambat penyebaran virus, termasuk penangguhan transportasi umum dan jam malam harian telah menghantam mereka yang hidup dalam kemiskinan.
"Fenomena ini (bendera putih) merupakan gejala dari masyarakat yang tidak memiliki akses layanan sosial dan tidak memiliki pasar tenaga kerja yang memungkinkan orang untuk memiliki tabungan dalam menghadapi krisis," kata Jonathan Menkos, direktur eksekutif Institut Penelitian Fiskal Amerika Tengah (ICEFI).
Bantuan tidak tepat sasaran
Lebih dari 60 persen populasi Guatemala hidup dalam kemiskinan, dan negara ini memiliki tingkat kekurangan gizi anak-anak cukup tinggi di dunia.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Kesehatan Hari Ini 23 Mei 2020, Yoga Dua Kali Seminggu
Pada bulan Maret, Kongres menyetujui serangkaian tindakan darurat senilai jutaan dolar.
Di antara upaya ini adalah stimulus sebesar 1.000 quetzales (sekitar 130 dollar AS) untuk lebih dari 2 juta orang serta kotak makanan untuk yang membutuhkan.
Pemerintah mengatakan telah mengirimkan hampir 190.000 kotak makanan untuk lebih dari 1,2 juta orang.
Tetapi dua bulan kemudian, banyak warga miskin Guatemala mengatakan mereka masih belum menerima bantuan apa pun.
“Kami belum menerima apa pun dari pemerintah. Mereka yang telah menerima bantuan adalah mereka yang tidak membutuhkannya,” kata Reyes.
(Jawahir Gustav Rizal)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kelaparan, Rakyat Guatemala Kibarkan Bendera Putih "
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini