Penulis
Intisari-online.com -Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad mengaku tidak terinfeksi virus Corona walaupun pandemi itu sudah menghantam Malaysia.
Bahkan, ia juga katakan dirinya lebih bugar dari biasanya meski harus hidup dalam kondisi lockdown.
Apa rahasia sosok yang selalu terlihat sehat ini?
Melansir South China Morning Post, Mahathir bagikan rahasianya.
Baca Juga: Redmi 10X Resmi Meluncur 26 Mei Dengan MediaTek Dimensity 820
Mahathir Muhammad saat masih menjabat menjadi Perdana Menteri Malaysia adalah pemimpin negara tertua di dunia.
Usianya yang sudah menginjak 94 tahun justru bukan halangan baginya untuk tetap produktif.
Dalam hari-hari karantina di tengah lockdown, Mahathir rupanya tetap berolahraga dengan treadmill dan bersepeda.
Ia juga mulai menggunakan platform video seperti Zoom.
Meski ia mengakui ia memerlukan bantuan dari cucunya karena ia "sangat primitif" jika terkait dengan teknologi.
Mahathir pertama kali menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dari tahun 1981 sampai 2003 silam.
Setelahnya, ia kembali menjabat dua tahun lalu saat berumur 92 tahun.
Baca Juga: Singsingkan Lengan Perangi Covid-19, Anggota MAC Canangkan Gerakan #Bakti-Indonesia
Ia berbicara dengan AFP melalui konferensi video dari kantornya di Putrajaya, ibukota administratif Malaysia.
Saat ditanya apa kegiatan favoritnya untuk habiskan waktu selama pandemi, ia menjawab ia lakukan treadmill dan bersepeda.
Sehari ia lakukan treadmill, esok harinya ia akan lakukan olahraga bersepeda.
"Aku memang bertemu orang-orang jika mereka ingin datang dan temui diriku, sembari ingatkan mereka untuk ikuti aturan yang ada.
"Mereka harus menggunakan masker, mencuci tangan dan juga harus menjaga jarak dariku."
Otoritas Malaysia telah berlakukan lockdown ketat mulai pertengahan Maret tetapi ledakan wabah di negara tersebut masih terbilang kecil.
Saat ini Malaysia masih mencatat sekitar 7000 kasus dan 100 kematian.
Lockdown pun sedikit dilonggarkan pada awal bulan Mei.
Baca Juga: 6 Obat Penurun Panas Alami Efektif yang Harus Diketahui, Lebih Murah!
Selanjutnya untuk tetap berhubungan dengan orang-orang, Mahathir menyebutkan ia menggunakan platform online seperti Zoom.
Namun ia mengakui: "aku tidak begitu pintar, aku tidak tahu bagaimana menggunakan hal-hal ini, aku sangat primitif masalah ini.
"Tentu saja, anakku, cucuku, mereka pintar menggunakannya. Jika aku ada masalah, aku tanya kepada mereka."
Namun ia ingatkan jika teknologi baru dapat berbahaya di tangan yang salah.
"Pisau adalah sebuah senjata. Anda bisa gunakan pisau untuk memahat benda yang indah, tetapi Anda bisa juga menggunakannya untuk membunuh orang."
Bagi Mahathir, pelajaran yang bisa diambil dari krisis ini adalah semua umat manusia harus lebih siap dalam menghadapi virus.
Semua harus belajar mempersiapkan yang terburuk, tidak hanya mencoba untuk memproduksi vaksin tetapi lakukan upaya apapun seperti yang dilakukan sekarang, seperti lockdown.
"Situasi ini akan memakan waktu cukup lama...Bahkan jika ada vaksin yang ditemukan sekarang, masih perlu enam bulan untuk diuji."
Baca Juga: Agar 'Tidak Mudik' Tak Pengaruhi Kesehatan Jiwa, Ini yang Harus Anda Lakukan Menurut Ahli
Ia juga menyebutkan bahkan walaupun vaksin sudah siap, memproduksinya dalam jumlah yang cukup bagi mereka yang memerlukan akan memerlukan waktu yang cukup lama.
Mahathir pernah menjadi dokter medis sebelum akhirnya terjun ke politik.
Ia juga sebutkan seharusnya negara-negara berhenti habiskan "triliunan dolar" untuk mengembangkan senjata.
"Jika uang itu digunakan dalam riset dan pengobatan, kita akan hidup di dunia yang jauh lebih aman."
Baca Juga: Hadapi Corona: Peralatan Memasak Terbaik yang Membuat Tetap Sehat
Kemudian ia menilai pandemi ini telah mengubah dunia.
Pasalnya menurut pengamatannya, negara miskin lakukan hal yang jauh lebih baik daripada negara kaya.
"Mereka kira jika pandemi ini akan melumpuhkan negara miskin atau negara berkembang. Namun mereka sekarang ketahui jika pandemi ini terpusat di negara-negara maju."
Pemerintahan Mahathir jatuh setelah ia mengundurkan diri pada Februari lalu di tengah pertarungan yang intens.
Ia memprediksi waktu yang sulit ke depannya karena Malaysia juga masih harus membayar hutang besar sebelum virus menyerang mereka.
"Bahkan walaupun kita berurusan dengan pandemi, kita masih harus membayar hutang kita.
"Kita tidak bisa melarikan diri dari itu, kita meminjam miliaran dolar.
"Kita punya sedikit uang tapi saat inilah kita harus habiskan lebih banyak uang untuk membantu orang-orang yang kesulitan.
"Ada orang-orang yang bahkan tidak memiliki penghasilan sepeserpun."
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini