Find Us On Social Media :

Diibaratkan 'Genset' saat Pandemi, Inilah Terapi Plasma Darah 'Pemangkas' Setengah Korban Flu Spanyol yang akan Mulai Diuji Coba dalam Skala Besar di Indonesia

By Ade S, Rabu, 13 Mei 2020 | 15:25 WIB

'Genset' Bagi Penyakit-penyakit Tanpa Vaksi, Inilah Terapi Plasma Darah Penyelamat Setengah Korban Flu Spanyol yang akan Mulai Diuji Coba dalam Skala Besar di Indonesia

Pada 1934, seorang dokter di sebuah sekolah di Pennsylvania mencoba sebuah metode unik untuk menangkal wabah campak yang berpotensi mematikan.

Dokter bernama J. Roswell Gallagher tersebut memilih untuk mengekstraksi darah dari seorang siswa yang berhasil sembuh dari infeksi campak tersebut.

Plasma, hasil ekstaksi darah tersebut, lalu disuntikkan kepada 62 siswa lain yang dianggap berisiko terserang campak.

Hasilnya sungguh luar biasa, hanya tiga orang siswa yang terjangkit campak, itu pun hanya berupa gejala-gejala yang ringan.

Nama terapi plasma darah semakin mendapatkan tempat dalam sejarah pengobatan di dunia seiring munculnya Flu Spanyol pada 1918.

Saat itu, sepertiga penduduk Bumi, yaitu 500 juta orang, terinfeksi penyakit ini.

Jumlah korban jiwa tak kalah banyak, bahkan disebut lebih banyak dibanding korban Perang Dunia, yaitu 50 juta jiwa.

Jumlah tersebut dipastikan bisa dua kali lipat lebih banyak jika para pasien flu spanyol tidak mendapat terapi plasma darah.

Baca Juga: Benarkah Meminum Darah Manusia Dapat Membuat Anda Awet Muda?