Intisari-Online.com – Lebaran, ketika semua orang menjadikannya sebuah ajang untuk bertamu, bersilaturahmi, bermaaf-maafan.
Setelah sebelumnya mereka yang merayakan Lebaran mempersiapkan perayaannya.
Dari persiapan baju baru, sepatu baru, mengecat rumah atau merenovasi rumah, mendekorasi meja makan, termasuk menyiapkan kue-kue dan hidangan khas Lebaran.
Namun, akhirnya makna keagungan Lebaran itu sendiri sering tenggelam di balik kemeriahan perayaannya.
Andi Hakim Nasoetion, seperti dalam tulisannya Lebaran, Pesta Kecil yang Jadi Besar dan pernah dimuat di Majalah Intisari edisi April 1990 ini mengingatkannya untuk kita semua.
Bagi umat Islam sebenarnya hanya ada dua hari raya. Idul-Adha – yaitu Pesta Haji, atau Idul-Qurban yang secara harfiah berarti Pesta Kurban, atau yang terkenal dengan -nama lam 'Idul-Kabir — yang berarti Perayaan Besar. Hari raya ini jatuh pada setiap tanggal 10 Zulhijjah.
Kemudian 'Idul-Fitri, yaitu Pesta Berakhirnya Kewajiban Berpuasa, dan jatuh pada setiap tanggal 1 Syawal.
Perayaan ini juga disebut 'Idus-Sagir yang berarti Perayaan Kecil, dan dalam bahasa sehari-hari disebut Lebaran.