Advertorial
Intisari-Online.com - Larangan mudik 2020 menjadi salah satu skenario yang mungkin dilaksanakan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Mudik lebaran sendiri merupakan kegiatan yang dilakukan setiap tahunnya. Kegiatan mudik identik dengan pergerakan jutaan manusia.
Khususnya pergerakan manusia dari perkotaan menuju perdesaan, untuk berkumpul bersama keluarga dalam rangka silaturahmi
Mudik lebaran salah satunya dilakukan menggunakan transportasi umum seperti bus dan kereta. Bagaimana risiko penularan Covid-19 di transportasi umum?
Penggunaan transportasi publik disebut berpotensi meningkatkan transmisi virus corona jenis baru penyebab Covid-19.
Secara umum, Spesialis Penyakit Menular dari University of Toronto dan University Health Network Dr. Isaac Bogoch menilai, transportasi umum relatif aman.
Meski demikian, mengutip pemberitaan Global News, 9 Maret 2020, ruang publik seperti kereta, bus, dan MRT adalah tempat di mana orang berkumpul dalam jumlah besar.
Kumpulan orang-orang ini berpotensi meningkatkan transmisi Covid-19.
Penyebaran dan penularan virus corona
Seberapa besar risiko penularan virus corona di transportasi umum?
Jaga jarak, jangan sentuh wajah
Perlu diketahui, seperti semua virus pernapasan lainnya, virus corona menyebar melalui transmisi tetesan.
Artinya, ketika seseorang yang terinfeksi sedang batuk atau bersin, mereka mengeluarkan tetesan kecil yang mengandung virus.
Virus ini kemudian menyebar sejauh sekitar 6 kaki atau 1,8 meter.
Tetesan-tetesan itu cukup berat sehingga tidak dapat bertahan di udara selama lebih dari beberapa menit.
Tetesan itu akan jatuh ke apa pun yang ada di bawahnya, seperti kursi di transportasi umum, lantai, gagang pintu, dan lainnya.
Melansir BBC, Kamis (26/3/2020), penularan akan terjadi saat Anda menyentuh permukaan benda-benda yang terdapat virus, kemudian menyentuh wajah.
Penularan tidak langsung terjadi dari orang ke orang tanpa melalui transmisi tetesan atau droplet.
Oleh karena itu, disarankan agar menjaga jarak aman 2 meter dari orang lain.
Selain itu, dianjurkan pula untuk tak menyentuh area wajah saat berada di tempat umum sebelum memastikan tangan Anda bersih, dan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun.
Tergantung keramaian dan ventilasi
Ada beberapa hal yang memperbesar potensi risiko penularan, di antaranya:
Seberapa ramai alat transportasi yang Anda naiki, baik kereta maupun bus.
Risiko tertular di perjalanan juga tergantung pada seberapa baik ventilasi udara pada alat transportasi.
Lama waktu yang Anda habiskan di alat transportasi tersebut.
Pada 2008, Dr. Lara Gosce dari Institute of Global Health melakukan penelitian tentang hubungan antara perjalanan di London Underground dan kemungkinan tertular penyakit pernapasan.
Hasilnya, mereka yang menggunakan Underground secara teratur lebih besar risikonya untuk menderita gejala seperti flu. Penting pula mengetahui beberapa bagian dari transportasi umum yang perlu diperhatikan.
Network Rail, perusahaan yang mengoperasikan rel dan stasiun kereta Inggris lebih sering membersihkan permukaan seperti: Pegangan tangan Mesin tiket Toilet stasiun Permukaan lain yang sering disentuh penumpang.
Sementara itu, WHO memberikan panduan atau saran ketika bepergian selama pandemi virus corona.
Berikut panduan dari WHO:
Mencuci tangan sesering mungkin
Menutupi hidung dan mulut saat batuk
Menghindari kontak dekat dengan orang yang menunjukkan gejala
Jika Anda menunjukkan gejala, hubungi layanan kesehatan setempat melalui telepon terlebih dahulu
Bawa dan gunakan hand sanitizer secara teratur
Jaga jarak aman 2 meter (zona perlindungan pribadi) dengan orang lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Memahami Potensi Risiko Penularan Virus Corona di Transportasi Umum