Advertorial

Kasus Virus Corona di Amerika Melonjak Melebihi 100.000, Orang-Orang China Justru Memberi Selamat dan Merayakannya, Apa Alasannya?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Intisari-online.com - Memasuki bulan April, tampaknya kondisi Amerika semakin memprihatinkan.

Sebelumnya pada bulan Maret, tercatat Italia dan Spanyol menjadi negara dengan kasus Covid-19 yang terus mengalami lonjakan.

Kini Amerika justru menjadi yang terdepan dalam mengalami lonjakan kenaikan kasus virus corona.

Hingga kini, wabah tersebut telah menginfeksi setidaknya 100.000 penduduk negeri paman sam.

Baca Juga: Ada 1.524 Kasus Virus Corona di Negaranya, Raja Thailand Isolasi Diri di Hotel Mewah di Jerman, Bawa 20 Selirnya!

Namun, di tengah kabar buruk itu. Orang-orang China justru merasa bahagia, dan merayakan runtuhnya negara paman sam akibat pandemi yang berasal dari China.

Melansir Daily Star Selasa (31/3/2020), sebuah rekaman video menunjukkan sekelompok penduduk di China merayakan lonjakan kasus di Amerika tersebut.

Mereka menyalakan petasan dan kembang api dalam perayaan setelah kasus Covid-19 di AS menyentuh angka 100.000 kasus.

Klip tersebut viral dan dibagikan secara luas di media sosial.

Baca Juga: Guru di Jember 'Ngeyel' Adakan Arisan saat Sekolah Diliburkan Demi Cegah Penyebaran Corona, Kapolsek 'Ngamuk': Pengen Mati Sendiri, Mati Aja Sana!

Dalam rekaman itu terlihat pula sebuah spanduk besar berwarna merah di mana ada tulisan besar dengan warna kuning.

Tulisan dalam spanduk itu berbunyi "Ucapan selamat kepada AS karena mencapai 100.000 kasus virus corona."

"Aku cinta China! Lawan Amerika," lanjut tulisan itu.

Sebagai rasa suka cita mereka meluncurkan kembang api ke udara sebagai bagian dari perayaan mereka.

Lalu, apa alasan mereka begitu bahagia dengan kabar buruk Amerika menjadi negara dengan 100.000 lebih kasus virus corona?

Qi Peng seseorang yang memposting video tersebut mengklaim bahwa orang-orang China secara aneh meyakini bahwa virus tersebut disebarkan AS ke China.

Baca Juga: 'Inggris Darurat Telur,' Pencurian Ayam Kini Makin Marak di Tengah-tengah Pandemi Virus Corona, Peternak: 'Saya Harus Menggembok dan Merantai Ayam Saya'

"Anda dapat mengatakan bahwa pemerintah tidak pernah berhenti mencuci otak rakyatnya setiap detik," terangnya.

"Jika perusahaan-perusahaan AS meninggalkan China, itu bisa menjadi kerugian karena pekerja pabrik di China akan kehilangan pekerjaannya," terangnya.

Orang-orang yang setuju dengan Qing mengecam tindakan orang-orang tersebut.

Salah satunya mengatakan, "kebodohan itu benar-benar bisa membunuh orang-orang itu."

Lainnya mengatakan, "Anda tahu betapa tidak berperasaanya orang-orang ini, disaat ada orang sekarat mereka merayakannya."

Ketiga menambahkan, "mereka adalah orang-orang yang tidak bisa disembuhkan lagi."

Baca Juga: Sebulan Virus Corona 'Serang' Indonesia, Akhir Maret Terjadi Lonjakan Kasus Positif Tertinggi, Bagaimana Prediksi di Bulan April?

Ada total 164.610 kasus virus corona terkonformasi di Amerika Serikat saat ini dengan 3.170 kematian menurut laporan Selasa (31/3).

New York adalah kota terdampak dengan 914 kematian, menurut data John Hopkins University.

Lonjakan ini menjadikan Amerika memiliki kasus terbanyak melebihi China dan Italia.

Donald Trump mengatakan, negaranya dalam kondisi baik karena perusahaan merek terus menciptakan peralatan medis yang lebih maju dibanding negara lain.

"Kami sekarang memiliki 10 perusahaan yang membuat ventilator, dan kami katakan maju karena jujur, negara-negara lain tidak pernah bisa melakukannya," Trump mengatakan dalam Konferensi Pers Senin (30/3).

"Aku pikir, kita tetap akan dalam kondisi yang sangat baik," paparnya.

Artikel Terkait