Find Us On Social Media :

Ganas Sampai Bisa Menembak dari Jarak 1900 Meter dan Musnahkan Seluruh Anggota Platon, ini Dia 9 Sniper Paling Mematikan di Dunia

By Maymunah Nasution, Selasa, 17 Maret 2020 | 14:33 WIB

Legenda Navy Seal Amerika Chris Kyle

Intisari-online.com - Pernahkah Anda mendengar istilah 'sniper'?

Atau, apakah Anda pernah mendengar 'White Death' dan 'The Devil of Ramadi'

Sniper atau penembak jitu adalah pekerjaan membunuh dalam perang menggunakan senapan.

Sniper paling mematikan bertarung demi hadiah, hadapi suhu yang membuat tubuh membeku dan serangan mortir.

Baca Juga: Nasibnya Lebih Memprihatinkan Daripada China, Italia 'Angkat Tangan' Pasien Virus Corona yang Berusia 80 Tahun Lebih Tidak Mendapat Perawatan, Apakah Dibiarkan Meninggal?

Hasilnya, ada yang bisa membunuh lebih dari 2000 pasukan musuh seorang diri, atau membunuh 505 pasukan musuh hanya dalam 100 hari.

Jagoan-jagoan ini bisa menembak tepat sasaran dari jarak 1900 meter, musnahkan seluruh anggota platon sambil bersembunyi di dahan pohon, tumpukan salju atau bahkan dari kapal yang bergerak.

Bahkan pernah tercatat, seorang penembak jitu handalan membunuh penembak jitu musuhnya dengan menembak langsung dari jangkauannya.

Ada lagi yang bisa membunuh 429 tentara setelah bergabung dengan tentara untuk balaskan dendam saudaranya yang telah gugur.

Baca Juga: Kasus Corona di Afrika Paling Sedikit, Beginilah Cara Afrika Perangi Virus Corona

Penasaran? Ini dia 9 Sniper paling mematikan di dunia yang dihitung dengan hitungan mundur.

9. Chuck Mawhinney (103 pembunuhan)

Dalam perang Vietnam, mantan tentara Angkatan Laut Amerika Charles Benjamin "Chuck" Mawhinney diberi penghargaan atas upayanya membunuh 103 pasukan musuh.

Sebagai anak dari veteran tentara AL, peperangan Mawhinney meledak menjadi legenda ketika dia berhasil membunuh seluruh platon tentara Viet Cong dalam sekali waktu.

Baca Juga: Cegah Virus Corona dengan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh, Ini 5 Buah yang Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Kita

Dia diyakini bisa melakukan beberapa pembunuhan sekaligus dalam satu waktu dengan senapan jarak jauh M40.

Setelah kembali ke Amerika dengan "kelelahan pasca perang", dia habiskan puluhan tahun hidupnya bekerja untuk Dinas Kehutanan Amerika.

Ia bahkan tidak mengatakan kepada istrinya mengenai perang Vietnam yang ia hadapi.

Tahun 1991 ia resmi dikenal sebagai pembunuh dengan jumlah korban paling banyak sepanjang sejarah Angkatan Laut.

Baca Juga: Elang Darah: Metode Eksekusi Terhadap Musuh-musuh Bangsa Viking yang Dilakukan Sangat Brutal, Membiarkan Korbannya Hidup Sembari Diiris Punggungnya

8. Henry Norwest (115 pembunuhan)

Henry Norwest adalah penembak asal Kanada yang mengklaim membunuh 115 korban saat Perang Dunia Pertama.

Ia sering dikirim ke pedalaman No Man's Land, tempat ia membunuh tentara Jerman berjumlah lusinan yang menyamar menjadi semak-semak.

Seminggu sebelum Perang Dunia I berakhir, ia dibunuh oleh penembak asal Jerman.

Baca Juga: 'Enggak Kerja, Enggak Makan', Jangan Sampai Keuangan Sekarat Gara-gara Social Distancing untuk Cegah Penularan Corona, Ini Pentingnya Dana Darurat Termasuk Cara Mengumpulkannya Bagi yang Bergaji Pas-pasan

7. Chris Kyle (160 pembunuhan)

Chris Kyle adalah penembak Navy Seal Amerika yang membunuh 160 tentara musuh selama empat kali kunjungan ke Irak.

Ia bergabung ke Angkatan Laut setelah alami penderitaan berhenti berkarir sebagai pengendara rodeo.

Ia bertugas di Ramadi, Fallujah dan Baghdad, dan tercatat pernah membunuh dalam jarak 1920 meter dengan senapan jarak jauh McMillan TAC-338.

Baca Juga: Antisipasi Virus Corona, Warga Amerika Tertarik Mencoba Konsumsi Jamu, Temulawak Banyak Dicari di Pasar: Temulawak Itu Dicari Orang di Mana-mana

Ia mendapat julukan "The Devil of Ramadi" dan Irak bersedia membayar 60 ribu Euro atau sekitar 1 juta Rupiah untuk kepalanya.

Akhir kisahnya, ia terbunuh oleh mantan veteran perang maniak Eddie Ray Routh dalam kisaran jarak tembak di Erath, Texas tahun 2009.

6. Vasily Zaytsev (242 pembunuhan)

Pembunuh asal Uni Soviet Vasily Zaytsev mendapat penghargaan atas 242 pembunuhan di Perang Dunia II

Baca Juga: Awalnya Nekat Nikah Siri Karena Terlanjur Cinta, Wanita Ini Justru Menangis Histeris Saat Malam Pertama, Baru Menyadari Bahwa Suaminya Adalah Wanita

Ia diajari bagaimana menembak oleh kakeknya di pegunungan Rusia Ural, dan mendaftar di tentara Soviet tahun 1937.

Ia mampu berpindah posisi dengan cepat dan menembak dengan sembunyi-sembunyi, sehingga mampu membunuh 200 tentara musuh di Peperangan Stalingrad.

Tahun 1991, ia meninggal dunia umur 72 tahun di rumahnya di Kiev.

5. Lyudmila Pavlichenko (309 pembunuhan)

Baca Juga: Jangan 'Panic Buying', Sebab Kebutuhan Pokok Aman Sampai 6 Bulan ke Depan

Penembak Red Army Lyudmila Pavlichenko diyakini telah membunuh lebih dari 300 orang selama Perang Dunia Kedua.

257 korbannya adalah tentara Jerman dan 36 lainnya adalah penembak jitu musuh.

Ia meninggal umur 58 pada tahun 1972 setelah serangan stroke melandanya.

Baca Juga: Kasus Corona di China Berangsur Membaik, Media China Sarankan Dunia Harus Belajar dari China dalam Melawan Virus Corona

Ia dianggap sebagai penembak jitu wanita paling mematikan sepanjang sejarah.

4. Carlos Hathcock (93 pembunuhan)

Carlos Hatchcock hanya memiliki 93 pembunuhan yang terkonfirmasi.

Namun estimasi modern mengatakan jumlah korbannya berkisar dari 300 dan 400 korban.

Baca Juga: Ingin Jadi Pahlawan di Tengah Virus Corona, Amerika Nekat Lakukan Cara Licik, Upanyanya Dibocorkan Jerman, Sebut Donald Trump Tawarkan Hal Ini

Eksploitasinya menuntun Tentara Vietnam Utara memberi hadiah 20 ribu Euro atau 340 ribu rupiah untuk kepalanya.

Ia dijuluki oleh pasukan musuh sebagai The White Feather Sniper karena bulu burung berwarna putih yang selalu ada di topinya.

Targetnya adalah para warga kalangan atas, dan ia selalu berhasil membunuh penembak jitu musuh dengan membunuh dalam jangkauannya.

Ia meninggal tahun 1999 di Virginia Beach, Virginia, atas penyakit Sklerosis ganda.

Baca Juga: Tak Cukup Jadi Ungkapan dan Azimat Kesaktian, Daun Kelor Kembali Unjuk 'Keajaiban' karena Terbukti Mengandung Senyawa Penangkal Virus Corona

3. Francis Pagahmagabow (378 pembunuhan)

Sniper asal Kanada ini membunuh 378 korban tentara di Perang Dunia I, dan meninggalkan 300 sisa tentara tetap hidup.

Ia pernah merangkak seberangi no man's land untuk mengambil amunisi dari tentara yang mati setelah rekannya kehabisan amunisi saat dikelilingi pasukan Jerman.

Ia meninggal di Parry Island Reserve tahun 1952 pada umur 61.

Baca Juga: Alami Gejala-gejala Virus Corona, Ini Protokol Kesehatan dari Pemerintah yang Wajib Diikuti, Mereka yang Sehat Juga Wajib Mematuhi Jika Miliki 2 Kriteria Ini

2. Fyodor Okhlopkov (429 pembunuhan)

Legenda Red Army Fyodor Okhlopkov diyakini telah membunuh 429 orang saat Perang Dunia II.

Sangat sedikit diketahui tentang penembak jitu tertutup ini.

Ia lahir di desa Siberian yang terisolasi pada tahun 1908.

Baca Juga: Di Amerika, Mereka yang Takut Tertular Virus Corona Tidak Hanya Beli Kebutuhan Pokok, Tapi Juga Beli Senjata

Ia bergabung ke Pasukan Soviet untuk membalas dendam kematian saudaranya di peperangan.

Ia membunuh 429 korban dengan senapan jarak jauh, dan membunuh lebih banyak lagi dengan senapan mesin.

Ia meninggal pada Mei 1968 akibat penyakit.

1. Simo Hayha (505 pembunuhan)

Baca Juga: Tak Hanya Virus Corona, Inilah 5 Virus Mematikan yang Tak Pernah Kita Sadari, Salah Satunya Sudah Menyerang Indonesia Sejak Lama

Finn Simo Hayha dianggap sebagai sniper paling hebat sepanjang masa.

Dijuluki The White Death, pria ini akan bersembunyi di dalam gundukan salju berpakaian serba putih untuk kelabui musuh, sbeelum membunuh tentara musuh dengan SAKO M/28-30.

Ia berhasil membunuh 505 tentara hanya dalam peperangan kurang dari 100 hari, dan sering membunuh di suhu -20 derajat Celcius.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Pembersih Paru-paru, 85 Persen Pasien Corona di China Sembuh karena Obat Tradisional Berupa Sup Cokelat Campuran 20 Bahan Herbal Ini

Ia bahkan jejali mulutnya sendiri dengan salju untuk hentikan pernapasannya agar posisinya tidak diketahui.

Pria ini meninggal usia 96 tahun 2002.