Find Us On Social Media :

Demi Bongkar Isi Otak Gadis ABG Pembunuh Bocah 5 Tahun, Polisi Isolasi dan Undang 10 Dokter Spesialis Khusus, Lantas Bagaimana Hasilnya?

By Afif Khoirul M, Kamis, 12 Maret 2020 | 14:03 WIB

NF, ABG yang bunuh anak usia 5 tahun.

Intisari-online.com - Beberapa waktu lalu sempat heboh beredar kasus pembunuhan yang dilakukan remaja 16 tahun kepada seorang bocah 5 tahun di Sawah Besar, Jakarta.

Pelaku diketahui berinisial NF kini sudah diamankan polisi dan di obervasi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

NF sudah tiba di Rumah Sakit tersebut sejak Minggu (8/3) sore.

Kemudian, di dibawa untuk melakukan observasi di hadapan dokter untuk selanjutnya diperiksa.

Baca Juga: Raja Belanda Kembalikan Keris Naga Siluman dan Bondoyuda Milik Pangeran Diponegoro, Begini Cerita Trah Pangeran Diponegoro Mengenai Asal Usul Keris Tersebut

Kasus ini terbilang tidak wajar lantaran seorang gadis yang masih duduk di bangku SMP sudah memiliki mental untuk melakukan pembunuhan.

Hal yang lebih mengerikannya lagi, pengakuan pelaku NF yang melakukan pembunuhan dengan cara sadis dengan menenggelamkannya dan menyimpannya di lemari.

Kemudian, dia menyerahkan diri ke polisi namun mengaku tidak menyesal melakukan pembunuhan.

Banyak yang menghubungkan kasus ini dengan perilaku psikopat, dan kini NF diperiksa oleh setidaknya 10 dokter khusus membongkar isi otak bocah tersebut.

Baca Juga: Ada Titik Kritis Sebelum Virus Coroba Membunuh Korbannya, Ini Orang-orang yang Biasanya Tak Mampu Melaluinya dan Harus Berakhir dengan Kematian

Sampai saat ini NF sudah diperikan oleh tim dokter psikiatri jiwa forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, namun belum dipastikan kondisi kejiwaannya.

Pemeriksaannya diperkirakan akan selesai dalam 14 hari namun lamanya bisa berubah sewaktu-waktu.

Henny Riana Kepala Tim dokter jiwa forensik mengatakan, "Bisa lebih cepat, tergantung proses observasinya nanti, karena beberapa kasus berbeda."

Henny menyebut laporan hasil observasinya berupa laporan Visu Et Repertum Psikiatrikum.

Kemudian, laporan tersebut akan diserahkan ke Satreskrim Polrestro Jakarta Pusat sebagai pertimbangan melanjutkan kasus.

Selama 14 hari kedepan, pemeriksaan NF sesuai prosedur medis, di antaranya lewat wawancara mendalam selama observasi.

Baca Juga: Lebih dari 3000 Orang Terinfeksi dan 37 Meninggal, di NTT Penyakit Ini Kini Jauh Lebih Mematikan dari Corona

"Digali dalam kesimpulan orang ini alami gangguan jiwa atau tidak, berkaitan dengan masalah dan tindakannya," kata Henny.

Selama 14 hari tersebut, NF juga diperiksa menggunakan media gambar, yang sejauh ini beberapa karya NF disita diduga mengandung pesan curahan hatinya.

Jumlah dokter dalam 14 hari tersebut sekitar 10 orang, ujar Henny.

Di antaranya ada dokter psikiater, tim psikolog, dan dokter spesialis, hal itu dilakukan tak sekedar wawancara.

Sejauh ini upaya-upaya tersebut dilakukan untuk membongkar isi otak NF.

Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan, kasus NF bukan hal baru dalam ranah psikiatri jiwa.

"Ada (orang puas setelah membunuh). Karena bicara tentang pertumbuhan bagian otaknya, yang membuat rasa baik hati, menolong, empati itu tumbuh atau tidak," kata Hastry di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Rabu (11/3/2020).

Baca Juga: Virus Corona Menyebar di Indonesia Jelang UN 2020, Sekolah Boleh Gunakan Dana BOS untuk Beli Hand Sanitizer, Begini Protokol Selengkapnya dari Kemendikbud

Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan penderitaan orang lain disertai tindakan membantu sesama.

Alasan minimmya empati pada gadis ABG yang dikenal cerdas ini sedang ditelusuri tim dokter psikiatri jiwa forensik.

"Lagi dilihat, lagi diteliti dari bagian dalam otaknya. Penyebabnya bisa berbagai macam, dari genetik, lingkungan, faktor kebiasaan," ujarnya.

Hasilnya akan diumumkan setelah pemeriksaan selesai, adapun beberapa faktor diungkapkan meliputi aspek kepribadian, tontonan, dan bacaan yang dikonsumsi.

Ada dugaan bahwa NF kerap melihat tontonan yang mengandung unsur kekerasan hingga pembunuhan yang menginspirasinya melakukan tindakan kejahatan.

Menurut Hastry, tayangan yang dikonsumsi bisa menjadi sebab awal seseorang melakuakan tindak kekerasan dan kriminal.

Pengaruh tontotan atau bacaan yang dikonsumsi memengaruhi tindakan bisa sering ditonton, dan akan memberikan rasa puas.