Advertorial
Intisari-Online.com -Juru Bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengumumkan tentang bertambahnya jumlah pasien positif corona di Indonesia, Rabu (11/3/2020).
Achmad menyatakan pasien positif corona Covid-19 bertambah sebanyak 7 orang.
Dengan pengumuman ini, maka jumlah pasien Covid-19 di Indonesia sudah mencapai 34 orang.
Dengan satu orang yang positif coroa meninggal dunia pada Rabu (11/3/2020).
Kabar ini tentunya meningkatkan kecemasan masyarakat Indonesia yang takut tertular corona Covid-19.
Namun, sebenarnya ada penyakit lain yang kini bisa dianggap lebih mematikan di Indonesia, setidaknya jika dibandingkan dengan corona.
Penyakit yang dimaksud adalah demam berdarah dengeu (DBD) yang di satu kabupaten di Indonesia sudah sangat mematikan.
Korban jiwanya mencapai puluhan dengan ribuan lainnya sudah positif terinfeksi.
Baca Juga: 8 Manfaat Luar Biasa dari Daun Jambu Biji, dari Obati Demam Berdarah Hingga Cegah Kanker
Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat 37 penderita demam berdarah dengue (DBD) meninggal hingga Rabu (11/3/2020) malam.
Kepala bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun mengatakan, jumlah penderita DBD di provinsi itu mencapai 3.109 jiwa dengan tingkat kematian sebesar 1,19 persen.
Ribuan penderita itu tersebar di 21 kabupaten dan kota di NTT.
Sebelumnya, korban meninggal karena DBD di NTT berjumlah 32 orang. Tambahan lima warga meninggal itu berasal dari Kabupaten Sikka, Ende, Belu, dan Flores Timur.
Erlina pun memerinci jumlah korban jiwa dan pasien yang dirawat di 21 kabupaten/kota di NTT.
Kabupaten Sikka, sebanyak 1.216 pasien DBD dirawat. Angka itu naik dari jumlah sebelumnya 1.145 pasien. Sebanyak 14 penderita dilaporkan meninggal.
Kota Kupang, sebanyak 462 pasien DBD dirawat, jumlah itu naik dari sebelumnya 425 pasien. Sementara korban meninggal sebanyak lima orang.
Kabupaten Alor, sebanyak 308 pasien DBD dirawat, jumlah itu naik dari sebelumnya 246 pasien. Jumlah korban meninggal sebanyak tiga orang.
Baca Juga: Terbukti, Nyamuk Demam Berdarah Memang Suka Gigit Anak di Hari Senin!
Kabupaten Lembata, jumlah pasien yang dirawat sebanyak 189 orang, naik dari jumlah sebelumnya 175 orang. Dua orang meninggal.
Kabupaten Kupang, sebanyak 53 penderita DBD dirawat dan korban meninggal dua orang.
Kabuaten Timor Tengah Utara, jumlah pasien yang dirawat sebanyak 57 orang, naik dari sebelumnya 40 orang. Jumlah korban meninggal dua orang.
Kabupaten Belu, jumlah pasien yang dirawat menjadi 276 orang, naik dari sebelumnya 184 orang. Tiga penderita DBD tercatat meninggal.
Kabupaten Flores Timur, sebanyak 106 pasien dirawat, naik dari sebelumnya 91 orang. Korban meninggal sebanyak dua orang.
Kabupaten Rote Ndao, sebanyak 28 pasien dirawat dan satu meninggal.
Kabupaten Manggarai, sebanyak 23 pasien dirawat dan satu meninggal.
Kabupaten Manggarai Timur, sebanyak enam pasien dirawat dan satu meninggal.
Baca Juga: Keren! Indonesia Kini Punya Alat Deteksi Demam Berdarah Sejak Dini
Kabupaten Manggarai Barat, sebanyak 71 pasien DBD dirawat.
Kabupaten Ende, sebanyak 84 pasien DBD dirawat, jumlah itu naik signifikan karena sebelumnya tercatat 38 pasien dirawat. Jumlah korban jiwa sebanyak satu orang.
Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebanyak 53 pasien DBD dirawat.
Kabupaten Sabu Raijua, sebanyak 32 pasien DBD dirawat.
Kabupaten Nagekeo, sebanyak 23 pasien DBD dirawat.
Kabupaten Sumba Barat Daya, sebanyak 26 pasien DBD dirawat.
Kabupaten Malaka, sebanyak 31 pasien dirawat, jumlah ini naik dari sebelumnya 22 pasien.
Kabupaten Ngada, sebanyak 28 pasien dirawat, naik dari sebelumnya 11 pasien.
Kabupaten Sumba Timur, sebanyak 15 orang dirawat, naik dari sebelumnya 8 orang.
Kabupaten Sumba Barat, 8 orang dirawat, jumlah naik dari 4 pasien.
Erlina mengatakan, data itu didapat dari 1 Januari 2020 hingga 10 Maret 2020.
Dinas Kesehatan Provinsi NTT telah membentuk tim yang turun ke sejumlah kabupaten kota paling parah terpapar DBD.
Pemprov, kata dia, fokus menangani kasus DBD di Kabupaten Sikka.
"Kami sudah kirim dua tim dari provinsi. Tim dari pusat juga sudah dikirim ke Kabupaten Sikka," kata Erlina.
Penanganan DBD pun lebih intens dan terintegrasi karena jumlah penderita DBD yang tinggi.
"Kami tentu akan terus berkoordinasi dengan kabupaten dan kota di NTT, terutama terkait penanganannya," jelasnya.
(Sigiranus Marutho Bere)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Terus Bertambah, 3.109 Penderita dan 37 Meninggal karena DBD di NTT".