Find Us On Social Media :

Miris, Dua Remaja Serang Temannya Pakai Tongkat Berpaku Tirukan Adegan Serial Televisi Sebabkan Korban Cacat Seumur Hidup, Orangtua Tak Boleh Diam, Ini yang Bisa Dilakukan sebagai Pencegahan

By Khaerunisa, Sabtu, 22 Februari 2020 | 13:49 WIB

kekerasan akibat menonton serial televisi dan game

Baca Juga: Suami Istri Cabuli Siswi SMP Selama 9 Kali dan Dipaksa Suntik KB: Ini 5 Dampak Suntik KB Bagi Remaja Perempuan

"Ini adalah tindakan kekerasan ektrem yang direncanakan, dirancang dna dilakukan oleh seorang remaja untuk masalah yang agak sepele," kata Detektif Constable Derek Ellis.

"Tindakannya malam itu secara dramatis mengubah jalannya dua kehidupan yang muda dan menjanjikan, salah satunya kehidupannya sendiri," sambungnya.

Konsumsi tontonan kekerasan oleh anak memang berpengaruh terhadap perilaku anak.

Melansir Kompas.com yang mengutip Healthy Children, anak yang lebih banyak mendapat konten kekerasan melalui berbagai media, misalnya film, video, games, internet, dan sebagainya lebih berpotensi memiliki pikiran yang lebih liar, sikap yang agresif, dan mudah marah dalam dunia nyata.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong Ketiga Tukang Ojek ini Ditangkap Polisi Setelah Selesai Antar 3 Penumpang, Penyebabnya Membuat Bergidik!

Pernyataan ini sesuai dengan salah satu jurnal di American Academy of Pediatrics (AAP) berjudul “Virtual Violence”.

Sementara itu, Asisten Profesor Pediatrik di UNC Medical School David Hill, MD, FAAP membagikan sejumlah tips untuk para orangtua agar dapat meminimalisir efek kekerasan pada media virtual pada anak.

Diet media

Pertama, jika Anda memiliki anak berusia di bawah 6 tahun, maka jauhkan konten-konten berbau kekerasan dari daftar media yang dikonsumsi anak Anda.

Anak pada usia ini belum memiliki kapasitas untuk memilah mana yang baik dan mana yang tidak, sehingga tidak ada filter yang mereka terapkan.

Bahkan, adegan film kartun juga bisa mereka anggap sebagai realita.