Find Us On Social Media :

Serangan AS ke Suriah: Tomahawk, si 'Kapak Indian' Berkepala Nuklir yang Nyatanya Masih Punya Kelemahan

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 14 April 2018 | 16:30 WIB

Baik AU dan AL AS mensponsori pengembangan rudal jelajah. Tapi baik rudal AGM-86 Tomahawk yang diluncurkan dari udara (ALCM) yang dibuat oleh Boeing, maupun rudal BGM-109 Tomahawk yang dikembangkan oleh General Dynamics, pada awalnya dirancang untuk AL AS.

AU AS kemudian mengambilnya untuk pangkalan daratnya.

Rudal jelajah Tomahawk buatan General Dynamics menjadi salah satu senjata yang paling menonjol pada 1980-an, dan menjadi pola dasar pengembangan rudal lainnya.

Tomahawk, misalnya, digunakan sebagai titik awal pengembangan modernisasi rudal balistik Pershing II.

Baca juga: AS Serang Suriah karena Gunakan Senjata Kimia: Ini 5 Senjata Kimia Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

Selain itu, 464 Tomahawk yang diluncurkan dari darat (GLCM, ground-launched cruise missile) juga ditempatkan di enam titik penting di Eropa.

Dan sebagai tambahan, Tomahawk juga dipasangdi sejumlah kapal tempur dan kapal selam, hingga AS memiliki jangkauan yang luas.

Rudal jelajah boleh dibilang murah, luwes dan kecil. Dari tabung peluncurnya yang tipis, Tomahawk dapat dilepas dari berbagai jenis peluncur.

Dari sudut kecepatan, Tomahawk boleh dibilang lamban. Rudal ini hanya mampu meluncur sampai kecepatan pesawat jet. Jauh di bawah rudal Pershing yang melesat sampai delapan kali kecepatan suara.

Tapi kelemahan itu ditutupi dengan keakuratan yang dimilikinya.

Yang diperoleh berkat pemetaan yang dilakukan satelit dan perhitungan yang dilakukan oleh komputer).

Saking akuratnya, rudal ini disebut sebagai rudal berhulu ledak nuklir yang amat ampuh untuk menghancurkan titik-titik kekuatan lawan.