Find Us On Social Media :

Serangan AS ke Suriah: Tomahawk, si 'Kapak Indian' Berkepala Nuklir yang Nyatanya Masih Punya Kelemahan

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 14 April 2018 | 16:30 WIB

Intisari-Online.com - Rudal Tomahawk dianggap senjata pemungkas yang paling menonjol pada 1980-an karena keakuratannya.

Senjata andalan Amerika ini bahkan masih digunakan hingga kini, hingga penyerangan ke Suriah pagi Waktu Indonesia Barat tadi.

Nama Tomahawk memang pantas ditempelkan pada rudal jelajah ini.

Diambil dari bahasa Indian Algonquian, yang berarti “senjata serang” atau “senjata lempar”.

Senjata ini bentuknya mirip kapak. Panjang gagangnya sekitar 60 cm, sedang panjang mata kapak sekitar 15 inci.

Pada awalnya, mata kampak ini dibuat dari kayu atau tulang.

Baca juga: Mayoritas Serangan Rudal AS ke Suriah Berhasil Ditangkis, Trump Bisa Makin Kalap Nih

Senjata ini banyak digunakan oleh suku bangsa Indian di belahan utara Amerika Serikat, sekitar wilayah Great Lakes, dan juga di bagian atas wilayah Saint Lawrence, Kanada.

Dengan masuknya pedagang-pedagang Eropa ke daratan Amerika, pisau kemudian dipasang juga diujung gagang.

Setelah itu, para pedagang tadi membuat tomahawk dengan mata kapak yang dibikin dari bahan logam dan dijual kepada suku Indian.

Setelah pertikaian antar suku Indian berakhir, tomahawk kerap dipakai sebagai bagian dari upacara perdamaian.

Dalam upacara itu tomahawk ditanam, dan menjadi simbol berakhirnya perselisihan antara dua suku Indian.

Tomahawk kemudian dikenal pula sebagai kapak perang, karena bila tomahawk digali dari 'kuburannya' itu berarti suku tersebut memproklamirkan perang terhadap musuhnya.