Find Us On Social Media :

Ini Rupanya yang Jadi Latar Belakang Pertikaian Arab–Israel, Salah Satunya Campur Tangan Inggris

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 11 April 2018 | 16:30 WIB

Zionisme.

Proses tersebarnya bangsa Yahudi ke seluruh dunia sebenarnya telah berjalan sejak selesainya masa pembuangan Babilonia di abad 6 SM. Di awal abad 1 M saja, sudah ada 5 juta orang Yahudi yang menetap tersebar di wilayah kerajaan Romawi.

BACA JUGA: Setelah Salju Turun di Gurun Sahara, Kini Salju Juga Turun di Salah Satu Gurun di Arab Saudi

Bangsa Yahudi adalah salah satu dari bangsa-bangsa di dunia ini yang mempunyai kesadaran rasial dan nasional yang amat kuat.

Meskipun negara mereka telah hancur dan berabad-abad menetap di negeri orang, dan bercampur darah dengan anak negeri setempat, mereka masih tetap juga bisa memelihara identitas mereka sebagai orang Yahudi.

Hal yang memungkinkannya adalah, karena pada mereka ada ikatan keagamaan (agama Yahudi) yang amat kuat, yang di dalamnya terpateri pula kesadaran sejarah nenek moyangnya di masa lampau.

Di mana-mana orang Yahudi biasanya tinggal menyendiri diperkampungan Yahudi yang di sebut Ghetto. Umumnya mereka hidup sebagai pedagang, bankir atau rentenir; terkenal rajin, ulet dan hemat (terkenal pelit), sehingga banyak di antaranya menjadi jutawan.

Sifatnya yang demikian itu, ditambah  lagi dengan sifatnya yang sukar untuk berasimilasi, menyebabkan diberbagai negeri sering timbul gerakan anti Yahudi atau anti Semit dari penduduk negeri setempat; seperti yang pernah terjadi di Rusia tahun 1882, dan di Jerman dimasa pemerintahan Adolf Hitler.

Sering timbulnya gerakan anti Semit itulah yang kemudian mendorong lahirnya gerakan Zionisme sedunia. Gerakan ini pertama kali dicetuskan pada tahun 1896 oleh Dr. Theodore Herzl, seorang Yahudi Hongaria di Paris.

Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi anti Semit didunia adalah, menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.

Melalui pamfletnya yang berjudul "Der Yuden Staat”  ia telah mempropagandakan cita-citanya itu. Pada mulanya Herzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi itu. Disebut-sebutnya mula-mula Argentenia dan Palestina.

BACA JUGA: Lebanon dan Israel ‘Rebutan’ Ladang Minyak, Jenderal Lebanon: Kami Siapkan Semua Metode untuk Hadapi Israel