Find Us On Social Media :

12 Hari Menembus Hutan Perawan yang Penuh Jurang dan Binatang Buas, Johny Indo Tunjukkan Celah dari Lapas Nusakambangan dengan Berhasil Lolos Penjara Superketat Itu

By Ade S, Minggu, 26 Januari 2020 | 18:16 WIB

12 Hari Menembus Hutan Perawan yang Penuh Jurang dan Binatang Buas, Johny Indo Menunjukkan Celah dari Penjara Superketat Nusakambangan yang Berhasil Membuatnya Lolos

Intisari-Online.com - Bagi mereka yang besar di akhir 70-an hingga awal 90-an, kabar meninggalnya Johny Indo tentu memiliki kesan tersediri.

Maklum, dirinya begitu fenomenal pada tahun-tahun tersebut.

Bagaimana tidak, sosok yang tutup usia pada Minggu (26/1/2020) tersebut mengisi surat kabar dengan berbagai aksi kontroversialnya.

Pertama, saat dirinya menjelma menjadi seorang Robin Hood di dunia nyata.

Baca Juga: Dicampakkan Setelah 9 Tahun Banting Tulang Sendirian Hidupi Keluarga, Stella Tetap Menerima Johny Indo Kembali Kepangkuannya Jelang Akhir Hayat Sang Pembobol Lapas Nusakambangan

Dia merampok toko-toko emas dari orang-orang kaya asing lalu kemudian membagikan sebagian besar hasilnya kepada rakyat miskin.

Kedua, dan yang paling fenomenal, adalah saat dirinya berhasil kabur dari penjara superketat Nusakambangan.

Kisahnya bahkan diangkat ke layar lebar di mana Johny Indo memerankan dirinya sendiri, tentu saja selepas dirinya keluar dari penjara.

Rangkuman kisah-kisah menegangkan saat dirinya meloloskan diri dari Lapas Nusakambangan dituturkan berikut ini.

Baca Juga: Dibenci Orang Kaya Namun Dicintai Rakyat Miskin, Inilah Kisah Hidup Johny Indo, Robin Hood Indonesia yang Pernah Lolos dari Penjara Superketat Nusakambangan

Tanggal 20 Mei 1982, Johnny Indo, bersama 34 narapidana lain kabur dari Lembaga Pemasyarakatan Permisan di ujung barat Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Setelah bertarung 12 hari menembus hutan perawan, penuh jurang dan binatang buas, dia pun menyerah.

Kisah pelarian tersebut tertuang dalam buku Johny Indo: Tobat dan Harapan (1990).

Kisah narapidana (napi) itu mengukuhkan pulau ini sebagai penjara ”Alcatraz” di Indonesia.

Alcatraz adalah pulau penjara dengan tingkat keamanan maksimal di Teluk San Francisco, Amerika Serikat, yang ditutup tahun 1963.

Tak berlebihan membandingkan Nusakambangan dengan Alcatraz. Terpisah selat yang dalam dengan daratan Pulau Jawa, alam Nusakambangan kian sangar dikurung belantara hutan tropis.

 

Pulau itu juga menjadi habitat hewan buas, seperti macan tutul dan ular berbisa.

Oleh sebab itu, hingga kini, Nusakambangan menjadi rujukan bagi napi kelas kakap, mulai dari kasus pembunuhan, perampokan, terorisme, hingga korupsi.

Baca Juga: Dihamili Pangeran Cendana Saat Masih Berstatus Istri Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia, Wanita Ini Rela Rutin Kunjungi Nusakambangan Demi Sang Kekasih

Selain Johny Indo, beberapa figur menonjol yang pernah menghuni Nusakambangan adalah Kusni Kasdut, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), M Bob Hasan, Fabianus Tibo (terpidana kasus pembunuhan di Poso, Sulawesi Tengah), serta napi kasus terorisme, seperti Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas.

Tahun 1965-1970, Nusakambangan pernah menjadi tempat pembuangan sementara hampir 10.000 orang yang diduga terlibat dalam gerakan komunis dan pemberontakan 30 September 1965, termasuk novelis Pramoedya Ananta Toer.

Selain sebagai penjara, pulau ini juga menjadi lokasi eksekusi bagi terpidana mati.

Salah satu lokasi yang sering menjadi tempat eksekusi adalah Lembah Nirbaya, sebuah dataran luas di tengah pulau.

Menurut beberapa petugas LP di Nusakambangan, area itu dikenal angker.

Saat Kompas memasuki Nusakambangan beberapa waktu lalu, pemeriksaan sangat ketat dimulai sejak hendak menyeberang dari dermaga Wijayapura.

Penyeberangan itu butuh waktu 10 menit dengan kapal khusus milik Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Di Nusakambangan, setiap LP terhubung jalan aspal. Setiap penjara itu dikelilingi pagar kawat berduri dan dialiri listrik.

Baca Juga: Terancam Hukuman Mati, Zul Zivilia Siap Hadapi Keputusan Hakim: Inilah Bukit 'Angker' Nirbaya, Lokasi Eksekusi Mati para Tahanan di Nusakambangan

Sebagian lahan di Nusakambangan juga dimanfaatkan untuk perkebunan karet dan buah-buahan yang dikelola koperasi pegawai LP.

Beberapa napi ikut berkebun atau beternak. Pengunjung bisa membawa cendera mata berupa batu akik karya napi.

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat "Bos Gangster" Johny Indo Berbagi Kisah dengan Mantan Preman".

Baca Juga: Zul Zivilia Terancam Hukuman Mati: Seperti Inilah Urutan Eksekusi Mati di Nusakambangan, Bikin Napi Didera Tangis Tak Kunjung Henti