Relawan langsung melakukan penanganan pertama dengan memandikan, mencukur rambutnya dan memberi makan.
"Pertama kita bersihkan dulu segala macam. Kita lepasin rantainya. Kita mandikan. Dan kita kasih makan. Kita potong rambutnya. Tadinya kan rambutnya gimbal seperti tidak terurus," papar salah seorang relawan bernama Zulkarnain.
"Memang kotoran penuh, karena buat dia beranjak ke wc itu mustahil," ujarnya.
ZKA Dipasung Karena Faktor Ekonomi
Pada Maret lalu, Kepala Dinsos Tangsel, Wahyunoto Lukman mengatakan alasan sesungguhnya pemasungan ZKA karena ketidakmampuan orang taunya secara ekonomi untuk menangani anaknya sendiri.
Alasan kemiskinan itu akhirnya membuat orang tuanya tak pikir panjang untuk memasung ZKA agar tidak mengganggu orang lain.
"Ini karena ketidakmampuan ekonomi keluarga, kemudian motifnya agar tidak menggangu orang lain," terang Wahyunoto, pada Rabu (13/11/2019).
Namun perawatan Dinsos hanya sementara, ZKA dikembalikan ke kedua orang tuanya, Suhin dan Wagiani dengan catatan bocah berkebutuhan khusus itu tidak lagi dirantai.
Kabar mengagetkan tersebar pada Minggu (18/11/2019).
ZKA ditemukan tewas terpanggang api di kontrakannya di bilangan Gang Sayur Asem, kelurahan Setu, kecamatan Setu, Tangsel.
Selamat jalan ZKA.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Bocah Tewas Terbakar Saat Dipasung di Rumah, Semasa Hidup Kerap Teriak Kelaparan & Berkawan Kotoran