Find Us On Social Media :

Gegara Dibully Waktu Kecil, Marshanda Sampai Kini Masih Traumatis, Korban Bully Ternyata Akan Terus Trauma Selama 40 Tahun

By Mentari DP, Senin, 28 Oktober 2019 | 17:00 WIB

Tak sampai disitu, menurut sebuah studi terbaru dari tim peneliti gabungan internasional menunjukkan bahwa anak-anak yang menjadi korban perundungan memiliki kecenderungan untuk bunuh diri saat sudah remaja.

Temuan tersebut berdasarkan hasil pengamatan selama 15 tahun terhadap perkembangan 1.136 anak yang lahir pada tahun 1997 sampai 1998 dalam data studi jangka panjang di Quebec, Kanada.

Mereka mengamati laporan perundungan dari anak-anak berusia 6, 7, 8, 10, 12, dan 13 tahun.

Jumlah anak perempuan sedikit lebih banyak daripada laki-laki, yakni 53 persen. 

Mereka pun berasal dari latar belakang sosial ekonomi, struktur keluarga yang berbeda. 

Peneliti kemudian mengategorikan subyek penelitian menjadi beberapa kelompok, yakni bukan korban perundungan, korban ringan, dan korban parah.

Dalam pengamatan para ilmuwan yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal pada tahun 2018 silam, keinginan untuk bunuh diri saat remaja salah satunya disebabkan oleh gangguan kesehatan mental yang berasal dari pengalaman masa kecil.

"Temuan kami menunjukkan ada sekitar 15 persen anak-anak yang menjadi korban parah akan kekerasan sejak awal di sekolah sampai transisi ke sekolah menengah atas," kata Dr Marie-Claude Geoffroy dari McGill Group.

"Anak-anak ini memiliki risiko lebih besar mengalami gejala depresi atau kecemasan hingga bunuh diri saat mereka remaja," sambungnya.

Studi yang dilakukan Geoffroy bersama rekan penelitiannya menemukan bahwa anak-anak yang pernah mengalami kekerasan parah dua kali lipat lebih mungkin memiliki gejala depresi saat mereka berusia berusia 15 tahun.

Mereka pun memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami kecemasan dan hampir 3,5 kali lebih mungkin untuk melaporkan keinginan bunuh diri dibanding anak-anak dalam kategori tidak pernah atau jarang mengalami kekerasan.

Lalu, sekitar 59 persen anak-anak mengalami kekerasan saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan rutinitas kekerasan terhadap teman cenderung menurun saat usia anak-anak bertambah.

Baca Juga: Kasus Dugaan Prostitusi di Malang, Begini Sejarah Praktik Prostitusi dalam Peradaban Manusia, Dari Prostitusi Kuil Hingga Penghibur Prajurit yang Berperang