Penulis
Intisari-Online.com -Pemanasan global menjadi masalah yang serius dan para ilmuwan telah memprediksikan apa saja yang akan terjadi.
Bumi semakin panas, kepunahan, gletser mencair, hingga kurangnya tumbuh-tumbuhan.
Berbagai masalah ini membuat peneliti dan masyarakat harus putar otak bagaimana cara untuk menghadapi pemanasan global.
Namun ada satu hal yang mengerikan: haruskah manusia menjadi kanibal?
Baca Juga: Bumi Terancam Diterjang Sejumlah Bencana Sekaligus Akibat Pemanasan Global
Minggu lalu, ilmuwan perilaku Magnus Soderlund melontarkan pertanyaan kontroversial dalam seminar Gastro Summit di Swedia: Bisakah Anda membayangkan untuk makan daging manusia?
Saat ini suhu bumi meningkat secara konsisten. Hal itu menyebabkan makanan atau hasil pertanian menjadi lebih langka, sehingga memaksa manusia untuk mencari nutrisi dari sumber lain.
Sejauh ini, serangga seperti jangkrik dan cacing bisa menjadi jawaban.
Namun Magnus menyebutkan sumber nutrisi lainnya bisa saja datang dari daging manusia.
Baca Juga: Catat! Di Masa yang akan Datang, Pemanasan Global akan Membuat Penerbangan Kita Semakin Buruk
Menurutnya, dengan pengolahan terhadap daging manusia, kita akan menganggap kanibalisme sebagai sesuatu yang tidak tabu lagi.
“Saya terbuka untuk mencicipinya,” tutur Magnus yang merupakan ilmuwan perilaku di Stockholm School of Economics, seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (13/9/2019).
Ide untuk menggunakan perilaku kanibalisme sebagai pemenuhan nutrisi bukanlah pertama kali dilontarkan.
Pada 2018, ahli biologi evolusi Richard Dawkins menuturkan adanya kemungkinan untuk memproduksi daging dari sel-sel manusia dalam laboratorium.
Kontroversi
Tentu saja ide-ide soal kanibalisme dan kaitannya dengan pemenuhan nutrisi mendapat kontroversi.
Director dari End Climate Silence, Genevieve Guenther, pernah mengatakan kepada Business Insider bahwa kanibalisme sebagai solusi dari pemanasan global sama saja dengan denial tentang pemanasan itu sendiri.
“Saya rasa opsi itu (kanibalisme) jangan dibawa serius, namun menjadi propaganda bagi manusia untuk mengubah bumi menjadi yang kita inginkan,” tutur Genevieve.
Ide-ide untuk menjadikan daging manusia sebagai sumber makanan ini, menurut Genevieve, sama saja dengan mengubah pandangan manusia menjadi barbarian.
Baca Juga: Tak Hanya Perubahan Iklim, Pemanasan Global Juga Sebabkan Pasokan Oksigen di Lautan Berkurang
Namun bagi Magnus dan Richard, kanibalisme menjadi salah satu jalan keluar bagi manusia bila semua bahan makanan telah habis.
Hal ini berkaitan dengan akibat bencana alam yang masif seperti banjir dan suhu panas yang ekstrem.
Lalu bagaimana caranya mengonsumsi daging manusia di masa mendatang?
Magnus menjelaskan bisa saja dengan mengambil daging mayat dan mengolahnya, kemudian menyajikannya.
Sementara itu, Richard menyebutkan kemungkinan untuk mengambil sel-sel manusia untuk ditempatkan di laboratorium.
Sel-sel tersebut kemudian akan “tumbuh” menjadi daging.
Baca Juga: Meski Bisa Bertahan Hidup dengan Berburu Hewan, Ini Alasan Manusia Purba Tetap Terapkan Kanibalisme
Kanibalisme pada Masa Lampau
Jauh sebelum masa sekarang, pemanasan global memang telah berdampak kanibalisme terhadap nenek moyang kita.
Namun secara sains, kanibalisme memiliki beberapa risiko kesehatan. Lebih dari 100.000 tahun lalu, pemanasan global meluluhlantahkan spesies mamalia besar seperti bison, rusa, dan mammoth.
Kemudian nenek moyang manusia di Eropa Barat pada saat itu memilih untuk memakan daging manusia.
Kasus terbaru salah satunya terjadi pada suku di Papua Nugini hingga tahun 2009.
Baca Juga: Studi Ungkap Bahwa Kanibalisme Ternyata Menguntungkan, Tapi...
Tradisi suku pedalaman tersebut, mereka mengambil daging mayat kemudian mengolahnya kembali.
Penyakit pun kerap datang dan membuat pemakannya meninggal dunia.
Genevieve menilai, kanibalisme tetap bukanlah jalan keluar yang tepat untuk pemanasan global. “Itu berarti kita (manusia) gagal dalam mitigasi bencana,” tuturnya.(Sri Anindiati)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulPemanasan Global Membuat Manusia Jadi Kanibal, Benarkah?