Find Us On Social Media :

Kisah Ati Warga Kampung Bengek yang Bertahan di Tumpukan Sampah, 'Listrik Ambil dari Orang, Kalau Angin Kencang Takut Kebakaran'

By Nieko Octavi Septiana, Sabtu, 31 Agustus 2019 | 09:00 WIB

Kisah Ati, warga Kampung Bengek yang hidup di tumpukan sampah

Suami dan menantu Ati bekerja sebagai pelaut.

Baca Juga: Cerita Petugas PPSU Jakarta 'Ditembak' Bule Cantik Austria Hingga Maju ke Pelaminan, Begini Awal Pertemuannya

Mereka hanya kembali ke rumah setahun sekali dengan penghasilan seadanya.

Demi memberi anak dan cucunya makan, sesekali Ati bekerja sebagai pemulung dan penjual cilok.

Di rumah yang berukuran 4x4 meter, Ati tinggal bersama delapan orang anggota keluarga lainnya.

Cucunya yang paling muda baru berusia 10 bulan.

"Ada cucu masih kecil. Makanya saya bilang kalau ada duit mending dipakai buat beli susu," tutur Ati.

Tidak jarang, usaha Ati tidak membuahkan hasil. "Kalau pas lagi enggak punya, ngutang di warung," tambah Ati sambil menitikkan air mata.

Baca Juga: Ibu Kota Akan Pindah ke Kaltim, Media Asing Soroti Kondisi Jakarta yang Mengkhawatirkan

Ati pertama kali pindah ke Jakarta dari Lampung untuk ikut dengan sang suami.

Setelah 25 tahun bertahan di RT 11, akhirnya ia memilih untuk membeli rumah di Kampung Bengek.

Rumah-rumah di Kampung Bengek bukanlah rumah yang didirikan secara legal.

Secara administrasi, Ati dan keluarga masih terdaftar sebagai bagian dari RT 11.