Advertorial
Intisari-Online.com -Masalah sampah sudah menjadi hal yang sangat serius.
Sampah plastik setiap harinya dengan mudah diproduksi, tapi butuh waktu lama untuk menguraikannya.
Akibatnya tumpukan sampah ada dimana-mana sehingga penanganan yang tepat harus dilakukan.
India memiliki sebuah inovasi yang kreatif dan cerdas dalam menghadapi keprihatinan sampah plastik.
Baca Juga: Hadapi Masalah Sampah Plastik, AQUA Luncurkan Kemasan 100% Daur Ulang
Hanya dengan menukar sampah plastik, anak-anak sudah bisa bersekolah dengan gratis.
Di Kota Dispur, Negara Bagian Assam, tepatnya di sekolah Akshar, para murid hanya perlu membawa sebundel sampah plastik untuk biaya sekolah.
Mereka memungut sampah plastik dari rumah dan tempat sekitar mereka.
Di kota lain di India, Ghazipur tepatnya, yang berfungsi sebagai tempat pembuangan akhir (TPA), sampah sudah menggunung melebihi batasnya.
Bahkan, mengutip dari nationalgeographic.co.id sampah itu sudah setinggi Tajmahal. Bangunan ikonik di India.
Baca Juga: Biasanya Tidak Berharga, Sampah Plastik di Kota Ini Justru Bisa Untuk Membeli Seporsi Makanan
India bersyukur memikiki Parmita Sarma dan Mazin Mukhtar. Sepasang suami istri yang membuat proyek penggunaan sampah untuk biaya sekolah.
Sampah plastik di Kota Dispur sudah semakin memprihatinkan.
Kemudian Mukhtar mengatakan kepada para orangtua untuk mengirim plastik ke sekolah sebagai biaya jika ingin anak-anak belajar di sekolah secara gratis.
Hasilnya: para anak-anak sekarang semakin peduli terhadap sampah.
Mereka mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah untuk dibawa ke sekolah. Dan yang terpenting, mereka ikut menjadi agen perubahan untuk masyarakat yang lebih peduli terhadap sampah.
Menu Bora, salah seorang wali murid, bercerita kepada AFP bahwa sebenarnya dia tidak tahu apa bahaya dari efek membakar sampah.
Itu adalah kebiasan baginya, sebelum proyek ini datang mengubah kebiasaan mereka.
Para wali murid mengakui kebiasaan buruk mereka yang lain adalah membuang sampah sembarangan, hadirnya proyek ini membuat mereka sadar tidak akan mengulanginya lagi.
Selain mengumpulkan limbah plastik dari para murid. Sekolah Askhar juga membuat batu bata dengan campuran sampah plastik.
Batu bata ramah lingkungan itu selanjutnya digunakan untuk keperluan pembangunan gedung sekolah.
Mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di Sekolah Akshar adalah orang yang kurang mampu.
Dengan proyek ini, membantu para orang tua mau mengirimkan anaknya pergi ke sekolah.
Seandainya Indonesia memiliki sekolah dengan biaya dibayar sampah. Mungkin tidak ada lagi kasus anak kurang mampu tidak kebagian mengenyam porsi pendidikan.(Mahmud Zulfikar)
Artikel ini telah tayang di nationalgeographic.grid.id dengan judulSekolah di India, Bayar Biaya Sekolah Hanya dengan Sampah Plastik