Advertorial

Berani Kirim Balik 4 Kontainer Sampah ke Kanada, Menteri Susi Apresiasi Bea Cukai Tanjung Perak

Nieko Octavi Septiana
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Menteri Susi Pudjiastuti mengapresiasi tindakan Bea Cukai Tanjung Perak yang jeli dan berkomitmen untuk menolak impor sampah.
Menteri Susi Pudjiastuti mengapresiasi tindakan Bea Cukai Tanjung Perak yang jeli dan berkomitmen untuk menolak impor sampah.

Intisari-Online.com -Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti mengapresiasi keberanian pihakBea Cukai Tanjung Perak Surabaya untuk mengembalikan 4 kontainer sampah selundupan ke Kanada.

Seperti dikutip dari CNN (13/6/2019), Kantor Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya berhasil mengamankan 4 Kontainer Asal Kanada yang menyelundupkan sampah ke Indonesia.

Hal ini merupakan suatu langkah yang baik,karena penyelundupan sampah termasuk pelanggaran undang-undang dan hal yang sulit dideteksi.

Pasalnya, dalam manifest disebutkan bahwa 4 kontainer tersebut berisi bahan baku kertas bekas yang diimpor oleh sebuah perusahaan di Gresik, Jawa Timur.

Baca Juga: Empat Tahun Bertugas, Menteri Susi Selamatkan Uang Negara Hingga Rp9,3 Triliun dan Tingkatkan Pajak Rp1,2 Triliun

Impor kertas bekas juga sudah memenuhi persyaratan dan mencantumkan laporan surveyorserta memenuhi persyaratan impor, sehingga normalnya tidak akan dilakukan pemeriksaan fisik sehingga penyelundupan seperti ini akan sulit dideteksi.

Namun petugas keamanan bea cukai memeriksa isi kontainer tersebut dan menemukan berbagai macam benda. Tak hanya bahan baku kertas bekas, tapi juga bermacam jenis sampah.

Keempat kontainer berisi sampah ini dilaporkan telah diperiksa dan diamankan Kantor Keamanan Bea Cukai Tanjung Perak pada Februari 2019.

"Jadi pada saat kita mendapat nota intelejen dari pusat, kami mengadakan pemeriksaan fisik, yang didapat adalah berbagai macam kertas bekas yang dikemas dan di press yang didalamnya terdapat barang plastik, tekstil, sepetu, gabus, colokan listrik, dan lain sebagainya," kata Alvina Christine, Kasie Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea & Cukai Tanjung Perak, seperti dikutip dari CNN.

Baca Juga: Muncul Endapan Lumpur Penuh Sampah Berbau Busuk di Waduk Pluit, Menteri Susi: Saya Ingatkan Janji Pak Sandi

Mirisnya, ternyata ini bukan yang pertama kalinya Indonesia dijadikan 'tempat sampah' oleh negara-negara maju.

Sampah-sampah dari luar negeri telah bertahun-tahun masuk ke Indonesia, dan berasal dari berbagai negara-negara di Eropa, Amerika, Australia, serta Asia.

Sampah impor dari puluhan negara tersebut telanjur masuk dan akhirnya 'berjejer' di jalan-jalan beberapa daerah. Sedikitnya 3 kabupaten di Jawa Timur telah penuh dengan tumpukan sampah selundupan.

"Sampah ini kita sebut sampah selundupan, yang diselundupkan negara maju, yang mereka notabene merasa sudah melakukan sesuatu kegiatan di sampahnya, ternyata sampah mereka di-dumping ke negara-negara tetangganya," kata Andreas, Koordinator Brand Audit Sampah ECOTON.

Baca Juga: Libur Lebaran, Menteri Susi Pudjiastuti Pilih Lepasliarkan 37.000 Benih Lobster Hasil Selundupan ke Perairan Banyuwangi

Dengan terkuaknya aksi penyelundupan 4 kontainer sampah tersebut dan komitmen bea cukai untuk mengembalikannya ke negara pengirim, Menteri Susi Pudjiastuti mengapresiasi Bea Cukai.

Melalui akun Twitter resminya, @susipudjiastuti, pada Jumat (14/6), Menteri Susi menunjukkan apresiasinya pada Bea Cukai Tanjung Perak.

Menteri Susi mendukung komitmen pihak bea cukai, menurutnya sampah Indonesia sendiri sudah banyak dan belum tertangani dengan baik, sehingga jangan mau dijadikan tempat penampungan sampah dari negara lain.

"Apresiasi Bea cukai yg telah menahan masuknya sampah impor. Kembalikan ke negara pengirim. Sampah kita sendiri sudah cukup banyak dan belum tertangani dg baik."

Baca Juga: Libur Lebaran, Menteri Susi Pudjiastuti Pilih Lepasliarkan 37.000 Benih Lobster Hasil Selundupan ke Perairan Banyuwangi

Unggahan Menteri Susi ini lagi-lagi menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Banyak warga yang setuju dan turut mengapresiasi Bea Cukai Tanjung Perak.

Rencananya bakan baku kertas bekas yang dicampur kertas bekas tersebut akan diekspor kembali ke negara pengirim sebagai bentuk komitmen indonesia menolak impor sampah.

Artikel Terkait