Find Us On Social Media :

Mengenang 40 Hari Meninggalnya Ani Yudhoyono, SBY: ‘Saya Masih Terus Menata Hati dan Jalani Hidup Baru’

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 12 Juli 2019 | 13:00 WIB

Mengenang 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono.

Intisari-Online.com – Tidak mudah menata hati kembali setelah kehilangan orang yang paling kita cintai, seberapa pun kuatnya orang tersebut.

Demikian pula Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan Presiden RI ke-6, yang telah kehilangan belahan jiwanya, Ani Yudhoyono, 1 Juni 2019 yang lalu.

Bagi SBY cukup sulit rupanya terlepas dari bayang-bayang Ani Yudhoyono yang sudah menghadap Sang Ilahi tersebut.

Begitu pula dengan anak, menantu hingga para cucu yang setia menemani Ani Yudhoyono  berjuang melawan kanker darah.

Baca Juga: Sama-sama Berjuang Melawan Kanker, Sutopo Pernah Berbisik Tentang Ani Yudhoyono Lewat AHY

Ani Yudhoyono memang menyentuh hati banyak orang dengan kebaikannya, hal ini pun disampaikan oleh menantu pertamanya, Annisa Pohan lewat unggahan video singkat di Instagram pribadinya pada Sabtu (6/7/2019) lalu.

Bahkan semalam, tepatnya pada Rabu (10/7/2019) malam, telah digelar acara doa bersama mengenang 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor. 

Dalam acara tersebut, nampak pula sang suami tercinta Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terlihat tak biasa.

Namun berbeda pada saat ini, SBY mengaku harus menggunakan teks agar mudah di dalam memberi sambutan. 

Baca Juga: Kanker Renggut Nyawa Ani Yudhoyono dan 7 Publik Figur Tanah Air Lainnya, Diduga Inilah Penyebabnya

"Biasanya saya jarang menggunakan teks seperti ini. Dengan menggunakan teks, saya bisa menjaga emosi saya yang sekarang belum stabil. Izinkan saya membacakan teks ini," kata SBY, mengutip Tribunnews Bogor.

SBY membuka acara mengenang 40 hari meninggalnya Ani Yudhoyono dengan sebuah sambutan yang cukup menyentuh hati.

"Saya dan keluarga sedang menjalani healing process. Saya pernah mengatasi rasa duka (deep grief), dan juga rasa kehilangan (great loss) yang amat dalam. Dengan berpulangnya istri tercinta, Ani Yudhoyono menghadap Sang Khalik," kata SBY.

Di dalam sambutannya itu, SBY menceritakan kalau dirinya tengah menulis memoar untuk mengenang almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono. 

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Menurut Penelitian di Israel, ASI Mampu Meminimalisir Risiko Leukimia pada Bayi

"Saya masih terus menata hati, dan membangun kembali semangat dan jalan hidup saya yang baru, reinventing my new life dalam healing process yang tengah saya lakukan, dengan keyakinan bahwa pada saatnya nanti saya bisa sepenuhnya menerima kenyataan hidup ini," kata SBY. 

Sulit memang ditinggal pergi untuk selamanya oleh orang terkasih, terlebih sudah melewati masa suka dan duka selama 43 tahun bersama.

Tak ayal, hal ini pun mungkin menjadi beban mental bagi keluarga Ani Yudhoyono.

"Alih-alih serangkaian tahapan, kita mungkin juga menganggap proses berduka sebagai roller coaster, penuh pasang surut, pasang surut.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Sebenarnya Leukemia Bukanlah Vonis yang Mematikan

"Seperti banyak roller coaster, perjalanan cenderung lebih kasar pada awalnya, posisi terendah mungkin lebih dalam dan lebih lama.

"Periode sulit harus menjadi kurang intens dan lebih pendek seiring berjalannya waktu, tetapi butuh waktu untuk bekerja melalui kerugian.

"Bahkan bertahun-tahun setelah kehilangan, terutama di acara-acara khusus seperti pernikahan keluarga atau kelahiran anak, kita mungkin masih mengalami rasa duka yang kuat," mengutip dari Hospice Foundation of America.

Namun perlu diingat perasaan sedih yang mendalam ini jika dibiarkan berlarut-larut dalam jangka waktu panjang dapat mendatangkan masalah kesehatan.

Baca Juga: Ani Yudhoyono Meninggal Dunia: Menurut Penelitian, Vitamin C Bisa Hentikan Perkembangan Leukemia

Hal ini dijabar oleh seorang profesor kedokteran di Harvard Medical School dan dokter senior di Divisi Kardiovaskular di Brigham and Women's Hospital, Dr. Peter Stone.

"Stres emosional jelas akan mendatangkan malapetaka dengan sistem saraf simpatik, dan itu dapat menyebabkan masalah seperti yang dijelaskan penulis," kata Dr. Stone. 

Ini termasuk perubahan tekanan darah, detak jantung, dan pembekuan darah yang disebabkan oleh stres.

"Penting juga dicatat bahwa orang-orang dalam penelitian ini berusia 60-89 tahun. Seringkali individu yang memiliki pasangan atau orang yang dicintai meninggal di usia tua, lebih rentan terhadap penyakit jantung," tambah Dr. Stone.

Baca Juga: Faktanya, Perabotan Rumah Tanggal Bisa Jadi Penyebab Leukemia Seperti yang Dialami Ani Yudhoyono, Sepatu Salah Satunya

Baik SBY atau anggota keluarga lainnya, hal ini memang sangat menyedihkan namun penting untuk tetap menjaga kesehatan fisik dan mental. (Nikita Yulia Ferdiaz)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul “Sudah 40 Hari Ani Yudhoyono Meninggal, SBY: 'Saya Masih Terus Menata Hati dan Jalan Hidup Baru'”