Find Us On Social Media :

Bukan Cuma Dongeng, Ternyata Berkomunikasi dengan Hewan Bisa Dipelajari Secara Ilmiah oleh Setiap Orang

By Nieko Octavi Septiana, Senin, 10 Juni 2019 | 14:54 WIB

Intisari-Online.Com - Banyak hal di dunia ini yang seperti masih terselubung misteri. Salah satunya adalah berbicara dengan hewan.

Karena secara umum memang manusia dan hewan berkomunikasi dengan cara yang berbeda, maka kisah-kisah berbicara dengan hewan menjadi menarik dan istimewa.

Seperti pada zaman dahulu, dikisahkan nabi Sulaiman bisa berkomunikasi dengan berbagai hewan.

Sementara baru-baru ini Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Gerindra, dikabarkan juga dapat berkomunikasi dengan hewan.

Baca Juga: Dikecam Hingga Dapat Ancaman Kematian Setelah Pamer Foto Bersama Jerapah Langka yang Dibunuhnya, Wanita Ini Tak Menyesal dan Bilang 'Hewan Itu Enak'

 Seperti dikisahkan asisten pribadinya, Rizky Irmansyah, melalui unggahan akun Instagram pribadi beralamat @rizky_irmansyah (25/4), ia menceritakan pengalamannya melihat Prabowo berkomunikasi dengan hewan.

Cerita itu di antaranya menyebut pada suatu ketika saat makan, salmon yang akan disantap Prabowo dikerubuti semut.

Secara refleks, Rizky mengambil salmon itu untuk digantinya dengan salmon yang baru.

Namun Prabowo mencegahnya, kemudian mengambil piring salmon yang dikerubuti oleh semut-semut tadi.

Ia kemudian berkata “Semut, saya mau makan, tolong kamu jangan di sini.”

Piring salmon itu kemudian diletakkan persis di meja kecil di sebelah kursinya. Kurang dari 1 menit, salmon itu bersih dari semut.

Ternyata berkomunikasi dengan hewan tak hanya sekadar dongeng. Kemampuan ini bisa dimiliki oleh semua manusia.

Kemampuan berkomunikasi dengan hewan, menurut drh. Rajanti Fitriani, bisa dilakukan semua manusia. Caranya pun dapat dipelajari secara ilmiah.

Jika manusia dapat melakukannya dengan tepat, kita dapat memahami yang dirasakan hewan, sehingga menjaganya dari sakit dan kepunahan.

 Dokter hewan pemilik klinik hewan Rajanti and Friend, Tangerang Selatan ini juga dapat berkomunikasi dengan hewan dan berprofesi sebagai animal communicator.

Baca Juga: Menyerupai Rakun Sekaligus Anjing , Hewan Misterius Ini Bikin Bingung Banyak Orang

Salah satu pengalamannya berkomunikasi dengan hewan yakni saat dimintai bantuan mencari tahu sebab kematian dari beberapa rusa yang dikirim dari Istana Bogor ke Stadion Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, tempat penyelenggaraan Asian Games 2018.

Bersama dengan anggota timnya, yakni drh. Chika dan drh. Caroline, Rajanti berangkat ke Palembang. Rusa yang merupakan hewan hibah ini adalah jenis rusa totol (Axis axis) yang bukan binatang asli Indonesia.

Hewan ini didatangkan oleh Sir Thomas Standford Raffles dari India ke Istana Bogor tahun 1814.

Rusa yang hidup liar di alam merupakan daya tarik yang disiapkan oleh pemerintah daerah setempat.

 Hewan ini memiliki tingkat stress yang tinggi.

Rajanti menggunakan metode mind power untuk masuk ke gelombang alfa otak, tempat ia bisa berkomunikasi dengan rusa yang memimpin kawanannya.

Dari situ ia kemudian mengetahui bahwa para rusa stres dibawa ke lingkungan baru.

Ada pula rusa yang stres karena terpisah dari anaknya.

Mengetahui hal tersebut, ia pun membujuk sang rusa agar tenang dan tidak perlu takut karena sudah tiba di tempat yang aman.

Keesokan harinya, kawanan rusa yang sebelumnya menjauh setiap ada manusia yang mendekati mereka, tidak lagi takut dan bahkan sudah berani makan buah dari tangan para dokter.

Kisah lainnya, saat Rajanti diminta mengecek kenapa gajah yang tengah dipindahkan dengan digiring berjalan dari satu hutan ke hutan lain bersikap agresif.

Jika gajah sedang agresif, ia dapat merusak bangunan yang dilewatinya.

Hal ini berisiko karena rute perpindahan gajah melewati pemukiman warga.

Dengan mind power, ia kemudian mengetahui bahwa kawanan gajah stres melihat mahout (penggembala gajah) stres karena kelelahan dan takut perjalanan tidak berjalan mulus. 

Dari situ kemudian Rajanti menyarankan kepala tim pemindahan gajah agar para mahout dan gajah diistirahatkan seharian penuh.

Baca Juga: Seorang Pria Lumpuh Seumur Hidup Setelah Tersengat Hewan Kecil Mirip Ulat Ini

Rupanya, setelah tim memutuskan mengistirahatkan para mahout dua hari penuh, para gajah berjalan mulus mendekati lokasi baru rumahnya di hutan.

Lain waktu, Rajanti pernah diminta kliennya untuk memeriksa kelinci yang mogok makan.

Lewat mind power, ia kemudian tahu bahwa sang kelinci ternyata enggan makan karena dipindahkan ke kandang baru, yang meskipun bagus, ternyata berbau cat.

Rajanti pun menyarankan kliennya agar si kelinci dikembalikan ke kandangnya yang biasa, sambil membujuk si kelinci agar mau makan lagi.

Alhasil, si kelinci langsung mau makan.

"Ini bukan klenik, mind power adalah murni kemampuan otak kanan manusia yang luar biasa hebat, kita semua bisa,” ujar Rajanti.

Rajanti menuturkan, mind power merupakan kekuatan otak kanan kita untuk menyelami apa yang dirasakan atau dipikirkan makhluk hidup di sekitar kita lewat gelombang otak alfa dan tetha.

Di gelombang ini, ia menuturkan, manusia dapat “menarik data” dari manusia atau hewan yang tidak mengungkapkan perasaannya dan pemikirannya secara verbal.

Rajanti menuturkan, manusia bisa berada di gelombang ini saat rileks dan memusatkan pikiran untuk “mengundang” subjek yang ingin diketahui perasaan dan pemikirannya.

Posisi saat lagi di alfa dan tetha tuh sesaat sebelum kita ketiduran,”  katanya.

Di gelombang alfa, vision yang terlihat biasanya adalah situasi saat ini.

Sementara itu, di gelombang tetha, vision yang terlihat terentang lebih luas, mulai dari masa lalu, sampai kemungkinan yang terjadi di masa depan.

Di sinilah mind power dapat berfungsi membantu kita memahami apa yang dirasakan hewan atau orang yang kita lihat.

Kita bisa membaca emosinya, atau juga merasakan sakit yang mungkin mereka idap di bagian tubuh kita.

Seberapa detail “data yang ditarik” dari gelombang alfa biasanya amat bergantung pada seberapa detail kita melihat sesuatu.

Bila sudah terbiasa menggunakan mind power, kita juga bisa memberi pengaruh positif pada si subjek.

Contoh, saat Rajanti “melihat” salah satu gajah dalam pikirannya.

Dalam pikirannya, sang gajah memperlihatkan kebingungannya dan kekesalannya pada mahout yang terlihat tertekan dan tidak bisa dipercaya.

Gajah ini merasa mungkin sang mahout berniat buruk padanya.

 Sambil tetap berfokus pada sang gajah, Rajanti membujuknya untuk memercayai sang mahout dan menjelaskan maksud baik kepindahan mereka ke taman nasional.

Ia menuturkan, pengaruh positif ini akan sampai pada mereka, sehingga jika mahout juga dapat memperbaiki kesalahpahaman yang ditangkap gajah, mereka bisa berpindah dengan lancar.

Semua manusia, Rajanti berpendapat, pada dasarnya lahir dengan kemampuan untuk menggunakan mind power.

Namun, kemampuan ini seringkali tidak diasah, dan ditinggalkan seiring berkembangnya kemampuan berbicara.

Di samping itu, otak kiri manusia yang menggunakan logika dan perhitungan matematis membuat kita merasa kemampuan ini hanya dimiliki orang indigo atau memiliki indera keenam.

“Orang yang gifted memang bisa lebih cepat menggunakan mind power, namun orang biasa pun bisa,” kata Rajanti.

Baca Juga: Meski Bisa Bertahan Hidup dengan Berburu Hewan, Ini Alasan Manusia Purba Tetap Terapkan Kanibalisme

Jajal Tarik Data di Gelombang Alfa

Untuk masuk ke gelombang alfa, kita dapat mulai dengan duduk di posisi yang nyaman, mengesampingkan emosi dan masalah dalam pikiran, sambil memejamkan mata.  

Jika sudah merasa rileks, coba aktifkan kelima panca indera kita agar mudah masuk ke gelombang alfa.

Untuk pemula, aktivasi panca indera bisa dimulai dengan membayangkan warna pelangi sebagai perwakilan warna-warna buah atau makanan

Misal, bayangkan merah adalah stroberi, jingga adalah jeruk, kuning adalah lemon, hijau adalah apel, biru adalah beri, nila adalah permen karet, ungu adalah anggur.

Ingat rasanya satu persatu saat dipegang, dibaui, dijilat, dan dilihat.

Alternatifnya, aktivasi panca indera dengan membayangkan pergi ke laut atau gunung.

Rasakan angin atau hujan yang mengenai kulit kita, atau pasir yang menyelinap di sela jemari kaki.

Cobalah bayangkan aroma laut atau udara pegunungan yang segar.

Dari situ, bayangkan Anda pergi ke workshop milik Anda di dekat laut atau gunung.

Masuklah ke dalam ruang tamu workshop Anda.

Bayangkan Anda mengundang orang atau hewan yang ingin Anda ketahui perasaan dan pikirannya.

Bayangkan si subjek datang dengan kendaraan atau muncul di lift workshopAnda.

Jika si subjek datang, validasi dengan bertanya apakah itu memang dia.

Jika ya, ajak masuk ke ruang tamu workhshop Anda.

Di sana, Anda bisa “menarik data” dengan mengamati gerak-geriknya atau menanyainya langsung.

Jika sudah selesai, antarkan ia ke pintu untuk pulang.

Setelah itu, berdirilah di bawah cahaya putih yang ada di dekat pintu Anda untuk “membersihkan diri”.

Lalu, “bangunkan” diri dengan membuka mata.

Tertarik mencoba?

Artikel ini telah terbit di Majalah Intisari dengan judul "Menyelami Hati Hewan dengan Kekuatan Otak Kanan".