Advertorial
Intisari-Online.com – Beberapa waktu lalu sempat ada berita menghebohkan tentang paus beluga yang ditemukan di perairan Norwegia akhir bulan lalu.
Diduga paus putih ini telah dilatih sebagai mata-mata oleh Angkatan Laut Rusia.
Tentu banyak yang tak percaya bahwa paus digunakan untuk tujuan milter.
Namun nyatanya ide menjadikan hewan sebagai pasukan militer sudah banyak dilakukan oleh beberapa negara.
Alasannya, kemampuan hewan laut untuk mendeteksi dan menemukan target di air dalam masih belum bisa ditiru oleh teknologi manusia.
Dilansir dari National Geographic, pada Jumat (3/5/2019), ada beberapa negara yang menggunakan hewan-hewan laut sebagai bagian dari angkatan lautnya.
Negara pertama tentu saja Rusia sendiri.
Pada 2017, media negara Rusia melaporkan bahwa pemerintahnya sedang bereksperimen untuk menggunakan paus beluga, lumba-lumba hidung botol dan beberapa spesies anjing laut untuk berbagai keperluan militer, termasuk penjagaan dan pengawasan.
Lalu pada 2014, ketika Rusia menyerbu Krimea, mereka menemukan dan mengambil alih unit militer Ukraina yang terdiri dari lumba-lumba hidung botol.
Selain kedua negara tersebut, negara lain yang punya sejarah panjang dengan ide ini adalah Amerika Serikat.
Setidaknya, Angkatan Laut AS telah menjalankan program serupa sejak 1960-an.
Mamalia laut yang dilatih AS ada bermacam-macam, termasuk singa laut dan lumba-lumba hidung botol.
Hewan yang biasanya menjadi pasukan militer adalah lumba-lumba, karena hewan ini tergolong cerdas.
Baca Juga : 4 Makanan Ekstrem dari Beberapa Negara, Salah Satunya Ada Darah Goreng, Berani Coba?
Namun selain lumba-lumba, ini 4 hewan lainnya yang pernah menjadi pasukan militer seperti dilansir dari businessinsider.sg pada Minggu (5/5/2019).
1. Burung pemakan bangkai sebagai GPS (Israel)
Dilansir dari Huffington Post pada Minggu (5/5/2019), Ohad Hazofe, seorang ekolog dari Otoritas Perlindungan Alam Israel, mengatakan bahwa mereka menemukan seekor burung pemakan bangkai yang dilengkapi dengan GPS.
Hewan ini ditemukan di kota Kereinek, wilayah Darfur, sebelah sudan pada tahun 2017.
Tak hanya itu, burung tersebut juga dilengkapi peralatan bertenaga surya untuk menyiarkan gambar melalui satelit.
2. Tikus menjadi anggota tim antiteror (Rusia)
Selain menggunakan paus, lumba-lumba, atau anjing laut, militer Rusia juga melakukan uji coba kepada tikus untuk menjadi bagian dari tim penjinak bom mereka.
Tikus dipilih karena mereka memiliki indra penciuman yang lebih tajam daripada anjing. Selain itu, tubuhnya lebih kecil.
Menurut lembaga riset Olfactory Perception (LOP) di Kota Rostov, hewan pengerat ini dilatih dan biasanya disusupkan ke dalam kelompok ekstrem seperti ISIS.
Bahkan ia bisa menemukan manusia dalam reruntuhan bangunan.
3. Beruang yang membawa amunisi perang (Polandia)
Sebuah perusahaan asal Polandia menemukan sekeor beruang bernama Voytek di perbukitan Iran pada 1943.
Saat itu, sang hewan masih bayi. Lalu dia pun diasuh oleh para tentara dan menjadikannya bagian dari pasukan militer.
Ketika Voytek semakin besar, setinggi 180 cm dan seberat 113 kg, dia dilatih untuk membawa dan mengirim amunisi saat perang.
Bahkan pada 1944, dia resmi terdaftar sebagai pasukan militer Polandia layaknya para tentara.
4. Bom kelelawar (Amerika Serikat)
Bom kelelawar dikembangkan oleh Amerika Serikat dan digunakan saat melawan Jepang selama Perang Dunia II.
Diketahui bahwa setiap bom berisi 26 nampan yang masing-masing berisi 40 kelelawar berhibernasi.
Tujuan dari kelelawar tersebut adalah sebagai alat pembakar yang akan meledak sesuai waktu yang telal ditetapkan.
Itulah 4 hewan yang pernah jadi pasukan militer.