Find Us On Social Media :

Menuju Kota Sehat, Kota yang Ekonominya Maju

By Agus Surono, Jumat, 14 Juni 2019 | 16:30 WIB

Sepeda menjadi alat transportasi di Amsterdam yang menyabet jawara kota sehat versi Spotahome.

Dampaknya bagi kesehatan adalah penyebaran penyakit melalui air dan makanan, gangguan mental, gizi, dan penyakit infeksi lainnya, serta merebaknya penyakit lingkungan (diare, DBD, infeksi saluran pernapasan atas), dan kematian.

Baca Juga: Terbukti, Nyamuk Demam Berdarah Memang Suka Gigit Anak di Hari Senin!

Nirwono mengutip data dari 1998 – 2006, penderita DBD di Indonesia menunjukkan tren peningkatan  seiring curah hujan yang tinggi. Puncak penderita DBD tercatat terjadi pada tahun 1998 dan 2004. Kantong-kantong kawasan kumuh perkotaan merupakan daerah yang paling rentan terhadap penyebaran penyakit lingkungan.

Dari peta sebaran diare (2008) diketahui tingkat kejadian diare (> 1.200 penderita) paling banyak terjadi di daerah Maluku Utara dan Papua. Peta Prediksi Risiko Dampak Perubahan Iklim pada ISPA Balita (2008) memperlihatkan wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta berisiko tertinggi; wilayah Lampung, Bengkulu, Sumatra Selatan, Riau, Sumatra Barat, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Timur dan Barat berisiko sedang. Sisa wilayah lainnya berisiko rendah.

Pemanasan global telah membawa perubahan iklim ekstrem yang memengaruhi kehidupan dan kesehatan kota dan kita, terutama kelompok anak-anak dan lanjut usia (lansia). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2012) menyebutkan lima besar penyakit penyebab kematian untuk wilayah perkotaan disebabkan oleh penyakit degeneratif, terutama yang banyak menyerang lansia, yaitu stroke (19,4%), diabetes mellitus (9,7%), hipertensi (7,5%), tuberculosis (7,3%) dan penyakit jantung.

Baca Juga: Satu Telur Tiap Hari Menjauhkan Anda dari Penyakit Jantung, Ini 5 Manfaat Telur Lainnya!

Pemerintah harus melakukan berbagai strategi mitigasi, adaptasi, dan antisipasi terhadap perubahan iklim, seperti sosialisasi dan advokasi di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dan kelurahan yang melibatkan lintas sektor terkait, organisasi massa dan swasta.

Pemerintah harus melakukan pemetaan populasi dan daerah rentan perubahan iklim di wilayahnya, membentuk sistem tanggap perubahan iklim sektor kesehatan, menyiapkan peraturan perundangan berbasis pemberdayaan masyarakat, meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan, melaksanakan pelatihan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, serta mengembangkan teknologi tepat guna sesuai dengan keadaan khusus setempat.

Berbekal rencana strategis Kementerian Kesehatan dan peta jalan sektor kesehatan, pemerintah dapat mengembangkan Kota Sehat. Warga didorong untuk lebih banyak beraktivitas di taman, berolahraga, relaksasi dan refleksi, serta berinteraksi antartetangga. Warga menjadi lebih produktif dalam bekerja dan berkarya.

“Kota sehat laksana organisme hidup yang kompleks, bernapas, bertumbuh, dan terus-menerus berubah, mengembangkan sumberdaya (alam, manusia), sehingga warganya saling mendukung dalam memaksimalkan potensi kota. Kota menjadi ajang industri kreatif, penuh inspirasi dan inovasi,” kata Nirwono.

Sehat kotanya, maju ekonominya!