Advertorial

Terbukti, Nyamuk Demam Berdarah Memang Suka Gigit Anak di Hari Senin!

Ade S

Penulis

Ketika Sabtu-Minggu masih berupa jentik, di Senin sudah berubah menjadi nyamuk dewasa yang siap menggigit.
Ketika Sabtu-Minggu masih berupa jentik, di Senin sudah berubah menjadi nyamuk dewasa yang siap menggigit.

Intisari-Online.com -Saat musim hujan tiba, nyamuk-nyamuk Aedes aegypti atau nyamuk demam berdarah (DBD) mulai berdatangan ke rumah-rumah.

Nyamuk DBD akan bersembunyi di tumpukan baju yang menggantung, tempat-tempat yang lembap dan berair, untuk selanjutnya akan bertelur di genangan air. Ciri-ciri nyamuk ini seperti tubuh berwarna belang hitam putih.

Gigitan nyamuk DBD tak terasa oleh manusia. Namun efeknya sangat berbahaya. Salah satunya penurunan tekanan darah yang menyebabkan kematian.

Saat ini, wabah penyakit demam berdarah dengue (DBD) terjadi pada seluruh provinsi di Indonesia menelan banyak korban usia anak.

Baca Juga : Muncul Gejala Baru DBD, Ternyata Sudah Tak Ada Lagi Bintik Merah di Kulit

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anung Sugihanton mengatakan, hampir 90% korban DBD anak terjadi pada usia di bawah 15.

"Kita membagi di atas 15 tahun dan di bawah 15 tahun. Sampai dengan kemarin (Minggu) hampir 90% terjadi pada anak di bawah 15 tahun. Komposisi terbanyak anak usia 5 sampai 9," kata Anung di Gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, HR Rasuna Said, Kuningan, seperti dikutip dari Kompas.com

Pada kesempatan itu, Anung membagikan tips untuk para orangtua guna mencegah terjadinya DBD di lingkungan sekitar.

Menurut Anung, perilaku hidup bersih dan sehat tetap yang paling utama. Selain tentu saja, memastikan ada tidak ada jentik nyamuk di lingkungan rumah.

Baca Juga : Gejala Demam Berdarah Makin Sulit DIkenali, Berikut Cara Mendeteksi dan Mencegahnya

"Harus menghindari gigitan nyamuk dengan berbagai upaya, tidur dengan kelambu adalah salah satu upayanya. Kemudian, mengusir nyamuk dengan tanaman tradisional. Paling penting adalah tetap menjaga anak," kata Anung.

Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, biasanya tren DBD akan menurun di bulan Februari akibat berbagai pihak sudah melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk sehingga jumlah nyamuk akan berkurang. Itu artinya jumlah kasus DBD pun menurun.

Meski demikian, pemberantasan sarang nyamuk apabila dilakukan lebih cepat, tentunya akan lebih baik. Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk memberantas nyamuk;

1. Memastikan rumah bebas nyamuk dan jentik nyamuk

Sebagian besar kasus DBD bermula dari rumah. Maka itu kita harus memastikan rumah bebas dari nyamuk. Caranya dengan rajin membersihkan rumah, memastikan tidak ada air tergenang, dan rutin menguras bak mandi.

2. Jaga daya tahan tubuh

Nyamuk DBD biasanya menyerang di musim hujan berlanjut hingga musim pancaroba. Di saat seperti ini cenderung sakit, jadi sangat disarankan menjaga daya tahan tubuh dengan beristirahat cukup, minum air yang banyak, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Baca Juga : Keren! Indonesia Kini Punya Alat Deteksi Demam Berdarah Sejak Dini

3. Waspada bila suhu tubuh meningkat

Kala kasus DBD merebak, bila tubuh demam 1-2 hari segera ke klinik atau puskesmas terdekat.

"Kan gejala yang khas itu demam tinggi dan ada bintik merah. Kadang, belum sampai ke bintik merah atau demam hanya sedikit, itu sudah demam berdarah. Maka perlu pemeriksaan darah untuk memastikan apakah DBD atau bukan," kata Nadia.

4. Ketahui pola nyamuk menggigit

Nyamuk betina Aedes aegypti yang membawa virus dengue menggigit di pagi dan sore hari. Oleh karenanya, orangtua harus memastikan anak-anak terhindar dari gigitan nyamuk.

Salah satunya, mengolesi anak dengan krim antinyamuk setelah mandi di pagi dan sore hari.

Pakaian yang menggantung di belakang pintu kamar sebaiknya dikeluarkan setiap pagi untuk dijemur.

Ada satu hal yang menarik tentang pola gigitan nyamuk yang perlu diketahui orangtua. Anung menjelaskan, nyamuk biasanya senang menggigit di hari Senin.

Lo, kok tahu? Anung memberi alasan, berhubung tidak ada aktivitas di hari Sabtu dan Minggu,, banyak genangan air di tempat-tempat tersebut yang bisa menjadi tempat hidup jentik-jentik nyamuk.

Baca Juga : Hati-hati, Meski Angkak Naikkan Trombosit saat Demam Berdarah, Tapi Ada Sisi Negatifnya untuk Kesehatan

Ketika Sabtu-Minggu masih berupa jentik, di Senin sudah berubah menjadi nyamuk dewasa yang siap menggigit.

"Itu harus hati-hati. Karena pada dasarnya di situ seringkali nyamuk bisa kita temukan dalam jumlah banyak. Termasuk jentik-jentiknya yang sudah cukup banyak, yang bisa berubah dewasa," kata Anung menekankan.

Maka itu, Anung juga mengingatkan agar orangtua memastikan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan sekolah bebas jentik nyamuk. Serta pada hari Senin menghindari tempat-tempat yang tidak digunakan pada Sabtu dan Minggu.

(Soesanti Harini Hartono)

Artikel ini sudah tayang di Health.Grid.Id dengan judul "Fakta, Nyamuk Demam Berdarah Gemar Mengigit Anak di Hari Senin!".

Baca Juga : Indonesia Terancam Demam Berdarah, Ini 3 Hal Harus Anda Ketahui

Artikel Terkait