Find Us On Social Media :

Kisah Kekaisaran Jepang yang Sarat dengan Tradisi, Saat Lahir Sudah Harus Dipisahkan dari Orangtuanya

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 4 Mei 2019 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com – Mari kita mengenal siapa Kekaisaran Jepang melalui kisah cinta Kaisar Hirohito dan Kaisar Akihito yang baru saja turun tahta digantikan oleh Putra Mahkotanya.

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Maret 1988 dengan judul asli Kisah Cinta Hirohito dan Akihito

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia (1942 – 1945), hari ulang tahun Kaisar Hirohito selalu diperingati dengan perayaan besar.

Hinomaru (bendera Jepang) dikerek dan hadirin melakukan sei-keirei (membungkuk 90 derajat) ke arah timur laut (tempat istana kaisar di Tokyo) seraya berseru: Tenno Heika... Banzai! Banzai! Banzai! (Hidup Putra Langit! Hidup! Hidup!)

Baca Juga : Akihito Turun Takhta: Fakta Kehidupan 'Sakral' Kaisar Jepang, Satu-satunya Raja di Dunia yang Masih Bergelar Kaisar

Kita boleh tidak percaya bahwa Hirohito itu Putra Langit, tetapi orang Jepang apalagi di masa lalu, banyak yang yakin itu.

Kaisar terdahulu sebelum Akihito adalah Hirohito, yang lahir pada tahun 1901, pada masa pemerintahan kakeknya, Kaisar Meiji, yang terkenal progresif.

Kaisar Hirohito yang mengawini Nagako dan menjadikannya permaisuri,  pada tanggal 27 September 1923.

Nagako mula-mula melahirkan seorang putri, Terunomiya, lalu seorang putri lagi, Takonomiya. Baru berumur beberapa bulan, Tako meninggal.

Baca Juga : Mengenal Pangeran Hisahito, Pangeran Berusia 12 Tahun yang Kelak Akan Menjadi Kaisar Jepang

Kaisar sangat menyesal. Kalau saja mereka boleh meminta pengobatan cara Barat, mungkin putrinya itu tertolong. Saat itu ilmu kedokteran Barat masih tabu buat kaisar dan keluarganya.

Anak ketiga ternyata seorang putri lagi, Yorinomiya. Pangeran Kuni, ayah Nagako, sangat sedih, karena putrinya tidak bisa memberikan anak laki-laki sebagai pewaris tahta.

Kalangan istana mulai gelisah. Mereka ingat bahwa sebelum meninggal Pangeran Yamagata pernah melemparkan sesuatu kepada Nagako. Mereka yakin itulah yang menyebabkan Nagako tidak mampu melahirkan bayi laki-laki.