Advertorial
Intisari-Online.com - Di era digital hampir semua ponsel pintar dilengkapi kamera dan video. Bukan lagi hal yang sukar untuk merekam pertumbuhan bahkan aktivitas anak-anak.
Hal inilah yang menjadi dilema kala foto atau video anak menghiasi lini masa orangtua.
Orangtua di Jepang, punya perpektif tentang ini.
Aya Miyamoto, seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak laki-laki usia SD dan tinggal di Nara tidak pernah mem-posting foto anak-anaknya di media sosial seperti Facebook atau Instagram.
Bahkan untuk sekadar mengirimkannya secara pribadi ke teman-teman dekatnya.
Aya seperti ibu-ibu di Jepang pada umumnya senang mengabadikan momen-momen penting dalam perkembangan anaknya.
Baca Juga : Jangan Sembarang Unggah Foto Anak di Hari Pertama Sekolahnya, Risikonya Bisa Sangat Mengerikan!
Namun Aya dan suaminya sepakat jika foto-foto hasil jepretan mereka hanya disimpan di arsip digital atau dicetak kemudian disimpan di buku album.
Selain menjaga agar anak-anaknya tidak menjadi korban penculikan, kejahatan seksual, dan kekerasan, Aya dan suaminya ternyata menghormati privasi anak-anaknya.
Anaknya yang sudah besar juga mempunyai alasan tidak suka jika ibunya “memamerkan” foto-fotonya, misalnya ketika mereka sedang berlibur di suatu tempat, sedang melakukan performance, dan aktivitas lain.
Anaknya merasa malu jika foto-fotonya bisa dilihat oleh teman ibunya apalagi teman ibunya adalah ibu temannya.
Baca Juga : 7 Hal yang Wajib Diperhatikan Orangtua saat Upload Foto Anak ke Internet
Tidak hanya soal posting foto atau video di media sosial, ketika ingin mengabadikan anaknya berfoto dengan teman-teman anaknya, Aya pun menanyakan pada teman anak-anaknya atau orangtua si anak perihal keberatan dengan hal itu.
Menurut Aya, bisa jadi anak orang lain pun memiliki alasan yang sama seperti anaknya. Selain itu, Aya berprinsip lebih baik mendapatkan izin terlebih dahulu daripada menuai masalah di kemudian hari.
Hal serupa juga dialami Kaori Yano. Ibu rumah tangga yang bekerja paruh waktu sebagai psikolog di Osaka, aktif meng-update status di Facebook-nya namun sangat concern jika mengunggah foto anak-anaknya.
Baca Juga : Mulai Detik Ini, Jangan Terlalu Sering Mengunggah Foto Anak di Media Sosial karena Bisa Fatal Akibatnya!
Dua orang anaknya mempunyai karakter yang berbeda. Anak bungsunya senang jika fotonya menghiasi timeline ibunya, sebaliknya si sulung yang duduk di kelas 3 SMP merasa tidak nyaman jika fotonya tersebar luas di dunia maya.
Walhasil, jika Kaori mengunggah foto kedua anaknya, maka foto wajah si sulung akan diburamkan atau ditutup dengan gambar atau stiker.
Sama seperti Aya, Kaori pun menghargai pilihan anaknya. Aya dan Kaori bisa jadi mewakiliconcern orangtua di Jepang pada umumnya.
Baca Juga : Inilah Alasan Orangtua Tak Boleh Unggah Foto Anak ke Facebook
Artikel ini sudah tayang di Majalah Intisari dengan judul "Orangtua Jepang Tak Unggah Foto Anak Sembarangan" oleh Ade Tuti Turistiati.