Advertorial
Intisari-Online.com -Rencana pemindahan ibu kota negara yang dilontarkan Presiden Joko Widodo ternyata menarik minta beberapa wilyah untuk dipilih.
Mereka seolah berlomba-lomba ingin menunjukkan keunggulan dirinya jika kelak terpilih sebagai ibu kota Indonesia menggantikan Jakarta.
Salah satu kawasan yang belakangan gencar mengajukan diri sebagai ibu kota baru Indonesia adalah kawasan Maja.
Memang apa kelebihan wilayah ini? Mari kita simak ulasannya.
Kawasan Maja di Kabupaten Lebak, Banten ditawarkan ke pemerintah pusat untuk menjadi calon ibu kota.
Salah satu pertimbangannya adalah lokasinya strategis dan juga punya infrastruktur yang cukup lengkap.
Bahkan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya sempat membandingkan Maja dengan Puterajaya di Malaysia.
Camat Maja Abdul Rohim mengatakan, Maja merupakan salah satu kecamatan maju di Kabupaten Lebak. Lokasinya yang strategis membuat kecamatan ini punya infrastruktur yang cukup lengkap.
Baca Juga : Jika Rencana Pemindahan Ibu Kota Indonesia Terjadi, Bagaimana Nasib Jakarta?
"Dibandingkan dengan kecamatan lain di Lebak, Maja sudah cukup maju, 85 persen wilayahnya sudah tersentuh jalan yang bagus, terutama akses ke objek vital," kata Rohim kepada Kompas.com di Kantor Kecamatan Maja, Jumat (3/5/2019).
Secara letak geografis, Maja yang memiliki luas wilayah 60 kilometer persegi memang memiliki akses yang mudah ke berbagai tempat.
Misalnya ke Jakarta, dihubungkan langsung dengan commuterline lintas Rangkasbitung-Tanah Abang.
Kecamatan dengan penduduk 60 ribu jiwa ini juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Serang dan Tangerang yang dihubungkan dengan jalan provinsi yang mulus.
Sejak beberapa tahun lalu, Maja jadi wilayah incaran para perusahaan properti.
Terhitung hingga saat ini, kata Rohim, sudah tujuh developer besar yang masuk ke Maja, satu di antaranya adalah perusahaan raksasa Ciputra yang menargetkan membangun 15 ribu unit rumah dan ruko hingga beberapa tahun ke depan.
Kawasan Maja juga dicanangkan oleh pemerintah pusat sebagai kawasan kota baru bersama sembilan kota baru lainnya di Indonesia.
Kota Baru Maja akan menempati lahan seluas 2000 hektar dengan target penduduk 1,2 juta jiwa. Infrastruktur pendukung lainnya juga dibangun seperti Jalan tol dan juga Waduk Karian yang kini pembangunannya sedang berjalan.
Baca Juga : Jika Jokowi Putuskan Ibu Kota Pindah ke Luar Jawa, Kekhususan Pemerintahan Jakarta Akan Hilang
Potensi Gempa Rendah
Diajukannya Maja sebagai pengganti Jakarta juga didasari oleh wilayahnya yang aman dari potensi bencana.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak Kaprawi mengatakan, jika kawasan Maja dan sekitarnya seperti Rangkasbitung dan Curugbitung, memiliki potensi gempa yang rendah.
"Historinya belum ada gempa besar, hasil kajian geologi yang sudah dilakukan, potensi gempa rendah," kata Kaprawi dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (3/5/2019).
Kendati pesisir Banten pernah dilanda tsunami pada Desember 2018 lalu, tapi, kata Kaprawi, lokasi Maja cukup jauh dari pesisir, sekitar 100 kilometer.
"Apalagi ke Gunung Anak Krakatau, sangat jauh," ujar dia.
Namun, bukan berarti Maja nihil ancaman bencana. Kata Kaprawi, ancaman bencana tetap ada, namun bukan gempa, melainkan bencana alam lain seperti banjir, puting beliung, kebakaran dan kekeringan.
"Kalau banjir Sungai Cidurian sering meluap, tapi tidak sering, hanya pada saat-saat tertentu saja saat hujan besar dari hulu," tutur dia.
(Acep Nazmudin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ditawarkan Jadi Calon Ibu Kota Negara, Ini Kelebihan Maja".
Baca Juga : Untuk Membangun Ibu Kota Baru Indonesia, Berapakah Dana yang Diperlukan?