Penulis
Intisari-Online.com – Anda yang tinggal di perkotaan merasa bahwa segala fasilitas didapatkan di tempat ini dan berbagai kemudahan untuk hidup.
Tapi, tahukah Anda bahwa tinggal di kota akan membuat Anda gemuk?
Orang yang tinggal di kota berpotensi besar mengalami obesitas. Mirisnya, obesitas itu dianggap wajar-wajar saja.
Baca Juga : Siapa Bilang Makan Karbohidrat di Malam Hari Bikin Gemuk?
“Tiap satu tahun hidup di daerah urban, berat badan individu bertambah sekitar 0,15 kilogram”, jelas dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, salah satu pembicara pada seminar “Obesitas dan Diabetes”.
Banyaknya aplikasi yang memudahkan pemilihan, pemesanan, dan pengantaran makanan adalah salah satu sebab.
Sebab lain, orang kota lebih malas bergerak. Transportasi selalu mengandalkan kendaraan bermotor.
Baca Juga : Seorang Kakak Perempuan Mungkin Berpeluang Gemuk Jika Punya Adik Perempuan, Kok Bisa?
Selain itu, aktivitas fisik orang juga juga terbatas. Ruang terbuka minim baik untuk anak maupun dewasa. Ketika ada waktu luang, orang kota menghabiskan waktu untuk duduk.
Faktor terakhir yang tak disadari, kata Dicky, adalah tingkat stress tinggi masyarakat kota. Kesehatan mental menurun dan akhirnya berdampak pada metabolisme.
Kombinasi seluruh faktor tersebut menyebabkan ketidakseimbangan neraca energi, dimana kalori yang masuk lebih besar dibanding kalori yang terbuang.
Baca Juga : Hati-hati, Obesitas Sebelum Usia 50 Tingkatkan Risiko Kematian Akibat Kanker Pankreas
Dr. dr. Aman B. Pulungan yang juga dari UI mengatakan, obesitas juga terjadi lantaran manusia kurang bisa menyesuaikan porsi makan dengan kehidupan modernnya.
Penyimpanan lemak dalam tubuh sebenarnya berguna sebagai cadangan energi yang dapat digunakan di kala paceklik.
Namun di era modern seperti sekarang ini, angka kelaparan sangat rendah, serta persediaan makanan yang mudah didapat menjadikan melimpahnya cadangan lemak yang tidak digunakan tubuh.
Baca Juga : Benarkah Teh Hijau Bisa Bantu Melawan Obesitas? Ini Jawaban Para Ahli
"Kita mewarisi nafsu makan dari para pendahulu kita, yang selama ribuan tahun mengalami kelangkaan pangan sehingga terjadi seleksi gen untuk itu" papar Dr. dr. Aman B. Pulungan, yang juga hadir sebagai pembicara.
Aman menjelaskan bahwa dahulu, simpanan lemak merupakan modal bertahan hidup, sehingga gen untuk nafsu makan tinggi bersifat menguntungkan.
Namun, dengan adanya kelebihan pangan selama satu abad terakhir, hal ini menjadi bumerang, terutama bagi masyarakat perkotaan dengan pilihan makanan yang melimpah serta akses yang mudah.
Baca Juga : Cara Efektif Turunkan Berat Badan Anak dan Dewasa yang Derita Obesitas
Kondisi ini dikenal dengan istilah "thrifty gene hypothesis". Karena manusia kota tak bisa beradaptasi, maka terjadilah kegemukan.
Mendeteksi potensi obesitas Saat ini, sekitar 35 persen dari total populasi Indonesia mengalami obesitas.
Artinya, satu dari tiga orang Indonesia memiliki penumpukan lemak berlebih. Secara umum, obesitas ditandai dengan adanya akumulasi lemak berlebih sehingga dapat mengganggu kesehatan individu.
Baca Juga : Suami dan Istri Sama-sama Tambah Gemuk Setelah Menikah? Berbahagialah, Itu Tanda Pernikahan Bahagia
Terdapat dua cara untuk mendeteksi obesitas dengan mudah. Pertama, obesitas dapat diketahui dengan menghitung indeks massa tubuh (IMT), yaitu perbandingan antara berat badan (dalam kg) per kuadrat tinggi badan (dalam cm). Obesitas dialami oleh individu dengan IMT diatas 25.
Cara kedua adalah dengan mengukur lingkar perut melewati pusar. Pada pria, obesitas terjadi jika lingkar perut melebihi 90 sentimeter, sedangkan untuk wanita 80 sentimeter.
Metode dengan menggunakan pengukuran lingkar perut ini lebih dikhususkan untuk mengukur obesitas sentral.
Baca Juga : Tak Perlu Dimusuhi, Karbohidrat Tidak Bikin Gemuk Kok
Obesitas merupakan permasalahan yang kompleks, yang melibatkan banyak faktor tidak langsung yang sebenarnya saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain.
Faktor tidak langsung ini antara lain meliputi sistem pendidikan yang buruk, akses pelayanan kesehatan yang terkendala, lingkungan tidak sehat, pangan yang tidak terjamin, serta kurangnya perhatian orang tua terhadap aktivitas dan pola makan anak.
Jika tidak ditangani, obesitas dapat memicu munculnya banyak penyakit lain, diantaranya dementia, stroke, gangguan pernapasan, diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, asam urat, arthritis, batu empedu, kanker, dan gagal jantung.
Baca Juga : Ternyata Bukan Hanya Daun Katuk, 11 Makanan Ini Bikin ASI Lancar Tapi Tak Bikin Gemuk
Dokter menyarankan mengonsumsi gula maksimal sekitar 50 gram per hari untuk menjaga kadar gula dalam darah di ambang normal.
Selain itu, gaya hidup yang lebih aktif dengan rajin berolahraga atau aktivitas fisik lain mampu menyeimbangkan neraca energi seperti seharusnya. (Julio Subagio)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kota Bikin Gemuk. Setahun Tinggal di Kota, Berat Bertambah 0,15 Kg"
Baca Juga : Awas! Banyak Main Ponsel Ternyata Bisa Sebabkan Kegemukan Lho!