Find Us On Social Media :

Selalu Bahagia dan Berprestasi, Catatan Harian Gadis Ini Ungkap Perasaan yang Sebenarnya hingga Dia Bunuh Diri

By Tatik Ariyani, Senin, 18 Maret 2019 | 14:30 WIB

 

Intisari-Online.com - Alexandra Valoras adalah anak yang terlihat begitu ceria dan akrab dengan banyak orang.

Dia suka bernyanyi dan menari sepanjang masa remajanya dan dikenal berprestasi di luar rumahnya.

Ibunya, Alysa, bahkan mengatakan bahwa Alexandra adalah gadis yang begitu bahagia, dan penuh motivasi.

Alexandra adalah siswi SMA berusia 17 tahun, yang juga siswa pandai, ketua kelas dan ahli robotika.

Baca Juga : Inilah Makanan Vanessa Angel saat di Dalam Penjara yang Bikin Dia Ingin Bunuh Diri

Dilansir dari cbsnews pada Minggu (17/3), beberapa minggu setelah liburan ski keluarga, dia merapikan kamarnya dan kemudian berjalan ke jalan layang di Grafton, Massachusetts, AS untuk melompat. Gadis itu bunuh diri.

Ayahnya, Dean Valoras, dari atas melihat putrinya sudah tergeletak di sisi jalan, sedang mobil-mobil terus berlalu, tanpa ada satu pun orang yang menyadari keberadaan putrinya.

Dean berharap dia menemukan kehangatan pada tubuh putrinya, namun tubuhnya dingin.

Di dekat putrinya, Dean dan Alysia menemukan dua jurnal di barang-barang milik putri mereka.

Baca Juga : Potong Lemon Jadi 4 Bagian Lalu Isi dengan Garam, Letakkan di Dapur dan Lihat Hasilnya!

Catatan terakhirnya ditulis hanya beberapa jam sebelum kematiannya, sambil mendengarkan daftar putar yang berjudul, 'selamat tinggal.'

Sambil membolak-balik halaman, Dean menunjukkan kepada koresponden Jim Axelrod beberapa catatan: "20 Oktober, aku sangat tersesat, aku sangat putus asa, aku sangat tidak berharga."

Ada pula ungkapan dan kata-kata seperti, "Aku tidak cukup baik, aku tidak berharga."

Padahal, menurut Alysia, putrinya selalu diliputi kegembiraan pada semua hal yang dilakukannya, sama sekali tidak seperti yang tertulis di dalam jurnal.

Baca Juga : Tidak Hanya untuk Membuat Kue, Soda Kue pun Bisa Digunakan untuk Kulit, Ini Caranya!

Dua ratus halaman kebencian dan keputusasaan diri, ditulis oleh Alexandra sendiri.

Kamu rusak

Kamu adalah beban

"Kamu malas

Kamu gagal

Padahal, Alexandra adalah seorang yang berprestasi dengan motivasi yang tinggi.

Baca Juga : Brenton Tarrant Mengaku Berhak Mendapatkan Penghargaan Nobel Perdamaian Karena Penembakan yang Dilakukannya

Kontras yang begitu tajam dan membingungkan antara apa yang orang tuanya lihat pada keseharian Alexandra yang begitu bahagia dengan apa yang tertulis dalam buku jurnalnya membuat orang tuanya merasa hal ini tidak mungkin terjadi.

Gadis yang tampaknya menyukai ketika orang tuanya mengajaknya ke konser grup rock Skotlandia Biffy Clyro, saat pulang ke rumah dia menulis, "Aku benci itu, Aku hanya ingin sendirian."

Dua minggu sebelum dia meninggal pada 19 Maret 2018, tim robot Alexandra memenangkan kompetisi tingkat regional dan nomor satu di final internasional.

"Kami ada di sana hari itu, dan dia sangat bersemangat, tetapi tidak ada yang menulis jurnal," kata Alysia.

Baca Juga : Lakukan 4 Hal Ini Sebelum Tidur untuk Menjaga Kesehatan Ginjal Anda

Sebaliknya, tulisan berikutnya, "Aku perlu alasan mengapa aku melakukan yang buruk."

Jurnal-jurnal itu sangat mengejutkan guru bahasa Inggrisnya, Tim Freitas, yang kemudian mengatakan bahwa Alexandra sangat cerdas, bahkan menempati urutan pertama atau kedua ada tingkatnya.

Alexandra pernah mengatakan kepada Freitas bahwa dia mengalami kesulitan untuk tetap termotivasi, tapi Freites menganggapnya sebagai kecemasan remaja seperti biasanya.

Scott White sebagai penasihat bimbingan banyak menghabiskan 40 tahunnya di komunitas kaya New Jersey yang penuh dengan anak-anak berprestasi.

Baca Juga : Pusar Anda Berbau Tak Sedap? Hati-hati Infeksi Bisa Jadi Penyebabnya

Dia berkata bahwa dia menemui banyak anak yang dianggap sebagai siswa teladan yang kemudian mencoba untuk bunuh diri, atau masuk fasilitas rawat inap.

Budaya saat ini membuat anak berpikir bahwa jika mereka tidak sempurna, mereka kurang baik, tambah White.

Pada jurnal Alexandra juga terdapat catatan, "Apa yang membuatku mendapatkan MIT (Institut Teknologi Massachusetts)? Pembawa pidato, kapten robotika pertama, penghargaan layanan 100 jam lebih, model PBB, menghadiri ketua konferensi, menang."

Axelrod lalu bertanya, "Apakah ada yang salah dengan tujuan-tujuan ini?"

"Tidak ada keseimbangan pada tujuan-tujuan ini," jawab White. "Tidak setiap orang dapat menjangkau mereka (tujuan), itu semacam tidak diketahui. Tetapi jika dia melakukannya, akan ada tujuan lain selain itu. Kamu tahu itu dan aku tahu itu."

Baca Juga : Terkait Penembakan Christchruch, Pelaku Diduga Mengirimkan Pesan Peringatan pada Umat Muslim Turki, Begini Isinya

Bagi Alexandra, tidak ada yang cukup baik. Alysia berkata, "Tidak ada tekanan bahwa kamu harus masuk sekolah ini, (atau) kamu harus melakukan ini. Dia memberi tekanan pada dirinya sendiri."

"Aku tidak ingin notebook ini berakhir, aku menyukainya lebih daripada diriku (?) Aku butuh tempat di mana tidak perlu bagiku untuk menjadi sempurna."

Dean berkata bahwa apa yang dilakukan Alexandra ketika seseorang membaca jurnalnya adalah tempat berpikir yang tidak sehat. Dan Dean mungkin akan bertaruh bahwa ada beberapa jenis diagnosis mental yang bisa dilakukan.

Itulah sebabnya Dean dan Alysia mengumumkan rasa sakit pada umum, agar dapat menjadi pembelajaran dan dapat mencegah aksi bunuh diri.

Mereka juga mengunjungi sekolah-sekolah untuk membagikan kisah Alexandra.

Catatan terakhir jurnal Alexandra ditulis tertanggal 18 Maret 2018, "Apa yang aku lewatkan dengan mati malam ini. Kemungkinan sesuatu menjadi lebih baik."

Musim panas lalu, pagi setelah wawancara diterbitkan, Dean dan Alysia menemukan sebuah catatan di depan pintu mereka, dengan tanda 'Seorang Teman', "Apa yang Anda katakan dalam artikel Alexandra benar-benar mengubah hidup saya.

Baca Juga : Bukan Melulu Sikat Gigi, Coba 5 Cara Ini untuk Membersihkan Gigi Anda