Advertorial

Terkait Penembakan Christchruch, Pelaku Diduga Mengirimkan Pesan Peringatan pada Umat Muslim Turki, Begini Isinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Tragedi tersebut dianggap sebagai hari tergelap dalam sejarah di negara tersebut dan setidaknya 49 orang meninggal dalam serangan itu.
Tragedi tersebut dianggap sebagai hari tergelap dalam sejarah di negara tersebut dan setidaknya 49 orang meninggal dalam serangan itu.

Intisari-online.com - Tragedi penembakan atas umat muslim di Christchurch, Selandia Baru terjadi pada Jumat (15/3).

Tragedi tersebut dianggap sebagai hari tergelap dalam sejarah di negara tersebut, dan setidaknya 50 orang meninggal dalam serangan itu.

Atas tindakan amoral, biadab dan tidak manusiawi tersebut, beberapa petinggi dunia turut memberikan kecaman pada pelaku penembakan yang disinyalir adalah pria bernama Brenton Tarrant.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga mengecam tindakan tersebut dan menjelaskan bahwa pelaku kemungkinan adalah orang yang telah melakukan ancaman pada umat Muslim di Turki.

Baca Juga : Tak Bikin Malu, Justru Kebiasaan Kentut di Depan Pasangan Bisa Buat Hubungan Lebih Bahagia

Melansir dari Al Jazeera pada Minggu (17/3/2019), Erdogan mengatakan tersangka telah dua kali mengunjungi Turki dan memperingatkan bahwa Turki tidak memiliki tempat di Eropa.

Dia mengatakan bahwa pihak berwenang sedang menyelidiki kunjungan dan kontaknya dengan Turki.

Presiden Erdogan menunjukkan sebuah video, termasuk kutipan yang konon berasal dari manifesto online tersangka dalam rekaman yang dikaburkan melalui layar.

"Kami tidak ingin melihat perang salib dan bulan sabit lagi," kata Erdoga pada rapat umum, merujuk pada konflik Kristen dan Muslim.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Dia mengatakan tersangka, dalam penyerangan itu menginginkan umat Muslim Turki untuk angkat kaki dari Eropa dan Turki.

Perlu diketahui, Turki adalah salah satu negara Eropa dengan mayoritas Muslim terbesar yang mengangkangi Eropa dan Asia.

Negara tersebut terbelah antara Asia bagian timur dan setelah dari Eropa pada bagian barat.

"Orang yang membunuh 49 orang itu mengatakan, bahwa kita tidak bisa berada di pihak Eropa, kamu pikir kamu siapa?" kata Erdogan.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Sumber senior keamanan Turki mengatakan Tarrant memasuki Turki dua kali pada 2016, selama seminggu di bulan Maret dan lebih dari sebulan di bulan September.

Pihak berwenang Turki mulai menyelidiki segala sesuatu dari catatan hotel hingga rekaman kamera untuk mencoba memastikan alasan kunjungannya, kata sumber itu kepada kantor berita Reuters.

Pada hari Jumat, Erdogan mengatakan tersangka penyerang telah "menargetkan negara kami, bangsa kami dan saya sendiri," menambahkan negara-negara di seluruh dunia, terutama di Barat, perlu untuk menjaga terhadap kebangkitan Islamophobia.

Artikel Terkait