Find Us On Social Media :

Ini 5 Mitos vs Fakta Matahari bagi Kesehatan, Benarkah Bisa Mencegah Kanker?

By K. Tatik Wardayati, Sabtu, 19 Januari 2019 | 06:30 WIB

Namun tubuh secara otomatis akan menghentikan pembentukan vitamin D apabila kebutuhan tubuh sudah terpenuhi.  

Kemudian, bila ingin berjemur sebaiknya pagi hari, khusus untuk pembentukan vitamin D dan tidak terlalu lama.

Pasalnya, paparan radiasi sinar UV terlalu lama dapat menyebabkan sel kulit menjadi rusak. 

Terpapar sinar matahari (UVA) dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sampai ke lapisan dermis kulit di mana terdapat fibroblast.

Baca Juga : Pria Ini Terpaksa Pakai Topeng Silikon Karena Alergi Sinar Matahari

Fibroblast ini yang memproduksi jaringan ikat kulit atau kolagen kulit.

Apabila terjadi kerusakan pada fibroblast maka kulit akan tampak keriput.

Terpapar sinar matahari dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan-perubahan permanen pada kulit.

Mitos vs Fakta: FAKTA

Baca Juga : Kerap Minum Air 2,5 Galon Setiap Hari, Atlet Ini Mengaku Kebal Sinar Matahari

Kulit diketahui juga mengandung pigmen melanin. 

Jumlah pigmen melanin akan menentukan warna kulit seseorang.

Kulit yang gelap menandakan kulit mengandung banyak pigmen melanin, sedangkan kulit putih mengandung sedikit melanin.

Melanin berfungsi menyerap sinar UVB  matahari yang mengenai kulit.

Baca Juga : Ternyata Ada Penjelasan Biologis dari Sifat ‘Haus’ Darah dan Takut Sinar Matahari pada Vampir

Hal ini bertujuan untuk melindungi materi genetik dalam sel-sel kulit dari bahaya radiasi sinar UVB, sehingga materi genetik dapat terjaga dengan baik.

Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin maka dapat timbul kanker kulit. 

Oleh karena itu orang berkulit gelap memiliki efek proteksi yang lebih kuat. (Tentry Yudvi Dian Utami)

Artikel ini telah tayang di Nova.id dengan judul “5 Mitos vs Fakta Matahari dan Kesehatan: Benarkah Sinar Matahari Bisa Cegah Kanker?”