Advertorial

Kota Ini Akan Gelap Gulita Selama 65 Hari karena Tidak Terkena Sinar Matahari, Ini Penyebabnya

Mentari DP
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Sampai 65 hari ke depan, kota yang memiliki penduduk 4.000 jiwa itu akan hidup dalam kegelapan atau dikenal sebagai malam kutub.
Sampai 65 hari ke depan, kota yang memiliki penduduk 4.000 jiwa itu akan hidup dalam kegelapan atau dikenal sebagai malam kutub.

Intisari-Online.com – Matahari merupakan bintang di pusat Tata Surya.

Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet.

Diameternya sekitar 1.3 juta km atau kira-kira 109 kali diameter Bumi dan massanya sekitar 2x1030 kg atau 330.000 kali massa Bumi.

Menurut ilmuwan suhu permukaan matahari mencapai 5.505 derajat Celcius.

Baca Juga : Kreator SpongeBob SquarePants Meninggal Dunia karena ALS, Penyakit yang Memicu Kampanye Ice Bucket Challenge

Tentu sangat panas bukan?

Tidak heran, manusia di Bumi masih sering merasa kepanasan meski jarak antara Bumi dan Matahari cukup jauh.

Walau begitu sinar Matahari sangat bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup di Bumi.

Contoh, tanaman menggunakan sinar matahari untuk berfotosintesis dan membuat makanan. Tanpa sinar matahari, takkan ada kehidupan di Bumi.

Untuk manusia sendiri, sinar matahari bisa berdampak baik dan juga buruk bagi kesehatan seseorang.

Misal tubuh perlu memproduksi vitamin C dengan menggunakan sinar matahari, namun jika terlalu lama terkena sinar matahari, maka bisa menyebabkan kulit terbakar.

Lalu bagaimana jika ada tempat yang tidak terkena sinar matahari di Bumi.

Itulah yang terjadi di kota Utqiagvik yang ada di Alaska.

Baca Juga : Tak Sekadar Cantik, Bunga Tabebuya yang Bikin Kota Surabaya jadi 'Romantis' Juga Bermanfaat untuk Penderita AIDS

Dilansir dari CNN pada Selasa (20/11/2018), hari Minggu (18/11/2018) menjadi hari terakhir kota Utqiagvik merasakan kehangatan sinar matahari.

Sampai 65 hari ke depan, kota yang memiliki penduduk 4.000 jiwa itu akan hidup dalam kegelapan atau dikenal sebagai malam kutub (polar night).

Menurut ahli meteorologi Judson Jones, polar night merupakan istilah umum untuk menyebut fenomena di mana sebuah kawasan tidak merasakan matahari selama lebih dari 24 jam.

“Ini terjadi setiap tahun. Jika Anda tinggal di lingkaran Arktik, Anda akan merasakan matahari tenggelam selama sisa musim dingin,” kata Jones.

“Kabar baiknya, matahari akan kembali saat musim panas dan tidak akan tenggelam selama berhari-hari.”

Sepertiga bagian utara Alaska terletak di atas lingkaran Arktik, lingkaran lintang yang melingkari daerah kutub Arktik yang dingin.

Meski Utqiagvik bukan satu-satunya kota di Alaska yang mengalami fenomena polar night, tapi ini adalah yang pertama bagi kota Utqiagvik mengalaminya.

Sebab, kota ini berada jauh di utara. Selain Utqiagvik, penduduk kota Kaktovik, Point Hope, dan Anaktuvuk Pass akan diselimuti kegelapan selama satu sampai dua bulan ke depan.

Ketiga kota itu diperkirakan akan merasakan matahari terbenam terakhir pada akhir November atau awal Desember.

Di kota Utqiagvik, matahari terakhir kali terlihat pada pukul 1.43 siang waktu setempat pada hari Minggu (18/11/2018), dan matahari akan muncul lagi sekitar tanggal 23 Januari 2019. (Gloria Setyvani Putri)

(Artikel ini telah tayang diKompas.com dengan judul "Kota di Alaska Akan Kehilangan Matahari Selama 65 Hari, Ini Sebabnya")

Baca Juga : Lakukan Operasi Pengangkatan Bokong Berbiaya Rp157 Juta, Pria Penggemar Berat Kim Kardashian Ini Nyaris Tewas

Artikel Terkait