Find Us On Social Media :

Gangguan Haid Tidak Sama pada Tiap Wanita, Ada Jenis yang Berbahaya

By K. Tatik Wardayati, Senin, 10 Desember 2018 | 14:00 WIB

Intisari-Online.com – Sering kali pada sebagian wanita mengalami rasa nyeri saat menstruasi, sementara pada sebagian wanita lain baik-baik saja. Mengapa demikian?

Benar bahwa ada sebagian perempuan mengalami nyeri pada saat hadi. Pada kasus seperti ini nyeri yang dialami berkisar pada perut bagian bawah, pinggul, punggung bawah, atau paha.

“Bisa dikatakan pula hamper 50% perempuan mengalami kram perut ringan ketika haid. Faktanya, 10% perempuan mengalami nyeri haid berat yang sering disebut dengan dismenorea,” jelas dr. Grace Valentine, Sp.OG, dari RS Pondok Indah - Puri Indah Jakarta.

Nyeri haid umumnya dialami pada perempuan di usia reproduksi dengan penyebab yang beragam.

Baca Juga : Inilah 10 Makanan Pereda Nyeri Haid, Semuanya Bisa Anda Dapatkan dengan Sangat Mudah

Nyeri haid primer disebabkan oleh produksi prostaglandin yang berlebihan sehingga uterus berkontraksi dan menimbulkan rasa sakit. Jenis nyeri ini tidak begitu membahayakan.

Sebaliknya nyeri haid sekunder perlu diwaspadai karena penyebabnya beragam, seperti kondisi endometriosis, radang panggul, tumor, atau kista ovarium.

Salah satu penyebabnya yang bikin perempuan mengalami dismenorea adalah endometriosis yaitu kondisi di mana tumbuh jaringan menyerupai selaput lender rahim (endometrium) di luar rongga rahim.

Endometriosis disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetic dan juga gaya hidup.

Baca Juga : Anda Sering Kram Perut Saat Haid? Ini 7 Cara Mengurangi Nyeri Haid, Dijamin Manjur!

Itulah sebabnya, untuk menangani nyeri haid harus diketahui penyebabnya secara jelas dan pasti.

Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan panggul, darah, dan urine bila diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Nah, apabila sudah ditemukan penyebabnya, tindakan pengobatan nyeri haid akan disesuaikan dengan sumber masalah tersebut.

Perlu diketahui bahwa gangguan haid bukan hanya dismenorea saja.

Gangguan siklus haid yang tidak teratur pun jamak terjadi. Siklus haid normal adalah 25-30 hari dari tanggal haid setiap bulannya.

Baca Juga : Bagaimana Mengatasi Nyeri Haid?

Dikatakan tidak normal apabila siklus haid terlalu pendek alias kurang dari 25 hari atau terlalu panjang lebih dari 30 hari dari haid sebelumnya.

Haid normalnya dialami 4-6 hari dengan jumlah darah keluar sekitar 25-60 ml.

Perdarahan yang terlalu lama/tidak teratur dan banyak dinamakan menorrhagia. Biasanya penderita mengalami haid lebih dari enam hari dan mengeluarkan darah lebih dari 80 ml.

Mereka biasanya harus mengganti pembalut lebih dari enam kali sehari karena banyaknya darah yang keluar.

Baca Juga : Meringankan Nyeri Haid

Penyebabnya bisa structural maupun hormonal. Kondisi structural misalnya, bisa terjadi karena mioma atau pertumbuhan tumor pada otot rahim, polip, dan gangguan rahim lainnya.

Masalah hormonal sangat dipengaruhi oleh gaya hidup, pola makan, dan manajemen stress.

Terakhir, gangguan haid juga sering terjadi adalah tidak haid atau amenorea.

Seseorang yang tidak haid setelah berusia 16 tahun atau berhenti haid selama tiga bulan setelah haid sebelumnya dapat dikategorikan sebagai amenorea.

Baca Juga : Catat! Menstruasi Bisa Ungkap Masalah Kesehatan, Dari Tiroid Hingga Kanker

Selain faktor genetic, salah satu penyebab tidak haid adalah sindrom ovarium polikistik.

Kondisi hiperandrogen yakni seorang perempuan memproduksi terlalu banyak hormon pria alias androgen.

Orang dengan anemorea umumnya dapat dikenali dengan pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebih (60-75%), jerawat yang tak kunjung sembuh, dan penebalan kulit pada leher, pundak, dan selangkangan.

Apabila Anda mengalami gangguan haid seperti yang telah dijelaskan, silakan langsung memeriksakan diri pada dokter untuk ditangani sejak dini. (Tika Anggreni – Intisari September 2018)

Baca Juga : Cerita Pilu Mantan Tentara Wanita Korut, Berhenti Menstruasi Sampai Alami Pelecehan Seksual Tiap Malam