Find Us On Social Media :

Seorang Ibu Menuntut AS Rp860 Miliar Karena Putrinya Meninggal Setelah Keduanya Ditahan di Fasilitas Imigrasi

By Tatik Ariyani, Kamis, 29 November 2018 | 19:45 WIB

Di fasilitas itu, Mariee semakin sakit dan Juarez berulang kali mencari perawatan kesehatan untuk putrinya, namun obat yang diresepkan tidak membuat kondisinya membaik.

Segera setelah mereka dibebaskan dari fasilitas, Juarez membawa Mariee ke New Jersey untuk mencari bantuan medis.

Mariee dirawat di rumah sakit karena gagal pernapasan selama enam minggu, kemudian meninggal di Rumah Sakit Anak Philadelphia pada 10 Mei.

Juarez mengajukan gugatan terhadap berbagai lembaga pemerintah, termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri serta Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai.

Baca Juga : Tidak Hanya Orangtua, Nenek dari Ibu Juga Sangat Penting Bagi Anak, Ini Alasannya

Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) menolak memberikan komentar dengan alasan menunggu litigasi.

Namun, mereka mengatakan kepada semua pihak untuk tidak mengambil kesimpulan terlalu dini dan semua yang mereka lakukan adalah dalam misi keamanan DHS (Department of Homeland Security), para profesional penegak hukum terlatih untuk mematuhi misi departemen, menjunjung hukum sambil terus memberikan keamanan bagi negara.

Seorang juru bicara untuk Immigration and Customs Enforcement AS mengungkapkan sebuah pembelaan mengenai perawatan medis tersebut.

Dia mengatakan ICE telah berkomitmen untuk menjamin kesejahteraan semua orang yang berada dalam tahanan, termasuk menyediakan akses ke perawatan medis yang diperlukan dan sesuai, kata Jennifer Elzea.

Dia menambahkan bahwa di sana ada perawat terdaftar dan perawar praktik berlisensi, penyedia kesehatan mental berlisensi, penyedia tingkat menengah, termasuk asisten dokter dan praktisi perawat, dokter, perawatan gigi dan akses ke perawatan darurat 24 jam.

Pada bulan Agustus, pengacara Juarez mengajukan pemberitahuan klaim terhadap kota Eloy, Arizona, yang merupakan kontraktor utama untuk pemerintah federal dalam mengoperasikan fasilitas Dilley.

Klaim itu meminta $ 40 juta (Rp573 miliar) untuk kesalahan yang menyebabkan kematian.

Baca Juga : Inilah 5 Fakta Mengagumkan Tentang Otak Manusia yang Mungkin Tak Pernah Disadari