Find Us On Social Media :

Gisel Gugat Cerai Gading: Pikirlah Seratus Bahkan Seribu Kali Sebelum Memutuskan untuk Bercerai

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 22 November 2018 | 13:00 WIB

Tapi ini setidaknya memberi gambaran kepada kita bahwa perceraian adalah masalah yang setiap saat mengintai kita. Sebab, masalah uang dan seks adalah problem keseharian kita dalam rumah tangga.

Konflik dengan keluarga besar

Psikolog keluarga Anna Surti Ariani punya cerita lain lagi. Dalam pengamatan Nina, panggilan akrab Anna, salah satu faktor penyebab ketidakharmonisan itu adalah konflik dengan keluarga pasangan seperti mertua, kakek, nenek, tante.

Di Indonesia, keluarga besar termasuk faktor sangat penting bagi keharmonisan suami istri. Ini berbeda dari sistem sosial di masyarakat Barat.

Baca Juga : Cerai Boleh-boleh Saja, tapi Jangan Biarkan Anak Bak Layang-layang Oleng

Di sana, seseorang harus hidup mandiri sejak usia 20-an tahun. Sementara di sini, seseorang yang sudah menikah dan punya anak pun masih sering tinggal di “Graha Mertua”.

Kalaupun tidak tinggal serumah, keluarga mertua biasanya masih ikut campur dalam urusan rumah tangga.

Nina juga mengamati, kini orang makin mudah memutuskan bercerai hanya karena masalah-masalah kecil yang, dalam ungkapannya, “Yaelah, cuma gitu doang.”

Banyak di antaranya baru menikah beberapa tahun. Usia pernikahannya kadang bahkan lebih singkat daripada lamanya pacaran. “Saya sudah berulang-ulang bilang agar suami saya berhenti merokok, tapi dia enggak mau dengar,” kata Nina menirukan salah alasan kliennya.

Baca Juga : Gisel Gugat Cerai Gading: Ini Usia Perkawinan yang Rawan Perceraian

Rokok memang bisa menjadi masalah serius, tapi tingkat keseriusannya jelas tidak layak dijadikan alasan cerai.

“Budaya instan membuat orang tidak sabaran dalam menghadapi masalah rumah tangga. Tidak sabar menjalani proses. Maunya, pasangan berubah seketika sesuai kemauannya,” kata Nina.